Suami Misterius - Bab 434 Pulang ke Tempat Asal

Karena Nalan Vi menangis dan menjerit keras, banyak perhatian orang tertarik ke sini, semuanya berkumpul di depan pintu untuk menyaksikan kegaduhan. Nalan Vi dimarah oleh Clara hingga muka memerah, sangat malu dan ingin menemukan lupang untuk bersembunyi di dalamnya.

Clara tidak lagi memedulikannya, mengulurkan tangan untuk meraih kerah Amy dan menariknya dari lantai.

“Aku peringatkanmu, jangan sampai aku melihatmu menjerati suamiku lagi kedepannya, jika tidak, aku akan menghajarmu setiap kali aku melihatnya!” Selesai bicara, Clara melepaskan tangan, Amy kembali jatuh ke lantai.

Dia meringkuk dan tidak henti bergetar, kali ini dia tidak berpura-pura, dia benar-benar ketakutan.

Dia pertama kali bertemu wanita yang begitu sengit seperti Clara. Kemampuannya dalam berpura-pura malang tidak bekerja sama sekali, sehingga dirinya hanya bisa dihajar orang tanpa bisa berbuat apa-apa.

Terlebih lagi, karena sepupunya yang baik, Nalan Vi membuat kehebohan, orang-orang pada kemari untuk kepo. Dia dipukuli oleh Clara di hadapan mereka, apalagi dipukuli sebagai pihak ketiga. Mungkin tidak akan ada yang bersimpati padanya, yang ada mungkin hanya tepukan tangan.

Reputasinya terhitung hancur. Tampaknya sangatlah mustahil baginya untuk bisa menikah dengan orang kaya di kota A dan menikmati kekayaan. Kiranya tidak lama lagi dia akan diusir pulang ke kota asal.

Amy tidak bodoh. Pada saat ini, barulah dia menyadari bahwa Nalan Vi dan pasangannya kemungkinan tidak berniat baik terhadap dirinya.

Usai memukul orang untuk melampiaskan emosi, Clara mengangkat kaki dan melangkah pergi.

Tentu saja, sisa kekacauan ini diserahkannya pada Rudy.

Pada saat ini, nenek Sutedja dan Arima bergegas kemari. Melihat kegaduhan yang parah ini, raut muka mereka berdua berubah seram.

nenek Sutedja cukup sabar, segera memerintahkan Gevin dan Viona untuk mengundang para tamu ke lantai bawah dan melayani mereka dengan baik.

Sesudah orang-orang yang tidak relevan meninggalkan tempat, nenek Sutedja langsung menutup pintu, menanyakan sebab akibat masalah dengan paras dingin.

"Rudy, katakan padaku, apa yang sedang terjadi?"

Rokok di ujung jari Rudy masih menyala, dia membuang puntung rokok ke asbak, lalu memadamkannya dengan kedua jari rampingnya.

"Nenek, kamu tidak seharusnya bertanya padaku, sebaiknya kamu bertanya pada sepupuku ini, Amy . Mengapa dia bersembunyi di kamarku? Mengapa dia menjeratiku tanpa mengenal malu."

Rudy mengangkat alis, alisnya menyiratkan sikap dingin, nada suara penuh hinaan dan sindiran.

Ketika kata-kata "tanpa mengenal malu" memasuki telinga Amy , dia menggigil tak terkendali.

nenek Sutedja sekilas melihat Amy yang terkapar di lantai, dia dipukuli hingga memar dan bengkak, terlihat sangat malang dan menyedihkan. nenek Sutedja mengerutkan kening, setelah berpikir sejenak, dia bertanya dengan suara tenang: " Amy , apakah yang baru saja dikatakan sepupumu benar?"

Amy gemetar seperti saringan dan tidak bisa berkata-kata. Jelas, hajaran Clara barusan benar-benar membuatnya takut.

Amy terus diam, Nalan Vi maju dan berkata untuknya: "Tadinya Amy menemaniku di bawah untuk melayani tamu, dia mungkin kebanyakan minum sehingga masuk ke kamar yang salah. Meski begitu, Clara juga tidak seharusnya memukul orang tanpa mencari tahu alasan terlebih dulu!"

Nalan Vi berjalan ke sisi Amy dan meraih Amy ke pelukannya, menangis tersedu-sedu.

Rudy agak menyipitkan matanya yang dingin, tatapannya pada Nalan Vi seolah sedang melihat badut pelawak.

Memang, dalam pandangan Tuan keempat Sutedja, Nalan Vi hanyalah badut pelawak.

Rudy menyakukan salah satu tangan, tidak bermaksud untuk bicara. Berdebat dengan Nalan Vi hanya akan menurunkan harga dirinya.

Rudy sangat jelas bahwa nenek Sutedja bukan orang yang bodoh, kesengajaan Nalan Vi dalam menjungkirbalikkan topik tidak akan bisa membodohinya.

nenek Sutedja memerintah pembantu rumah tangga untuk mendatangkan dokter, tetapi sebelum dokter datang, da bersikeras berinterogasi kepada Amy mengapa dia muncul di kamar Rudy.

Amy tahu bahwa dia tidak akan bisa melewatkan masalah ini begitu saja, hanya bisa berkata dengan tidak jelas: "Nenek, aku, aku memang minum terlalu banyak dan pusing. Makanya aku mengaku pada abang sepupu tanpa tahu malu."

Amy tersedak parah hingga air mata terus mengalir, "Aku, aku hanya mengagumi sepupu Rudy. Aku tidak berani mendambakan yang tidak pantas. Aku tahu aku tidak pantas untuknya… ..."

“Jika kamu tahu dirimu tidak pantas, tidakkah kamu tahu bahwa aku punya istri dan anak?” Rudy tersenyum ringan, ucapannya tajam.

Seorang gadis muda yang mengagumi seorang pria dan mengaku perasaan padanya tidaklah bersalah, jika dia jelas tahu bahwa pria itu adalah pria yang sudah menikah tetapi masih menjeratinya, maka kepribadian gadis ini pasti bermasalah.

Amy diinterogasi Rudy hingga terdiam, menundukkan kepala dan terus tersedak.

Seketika Nalan Vi juga tidak tahu bagaimana membantah pertanyaannya itu.

Pada saat ini juga, pintu diketuk dari luar, suara terdengar sangat mendesak.

“Masuk.” Kata nenek Sutedja dengan tidak sabar.

Setelah pelayan masuk, dia dengan cepat berjalan ke sisi nenek Sutedja dan menggumamkan sesuatu di telinganya.

Setelah mendengar, emosi nenek Sutedja semakin memburuk.

Terjadi sesuatu di lantai bawah barusan. mbak Nung yang biasanya bertanggung jawab atas penyajian teh dan air menemukan secangkir teh dari ruang belajar yang belum disentuh sama sekali, karena rakus, dia meminumnya.

Teh yang dikonsumsi Keluarga Sutedja adalah teh terbaik di antara yang terbaik, pelayan seperti mereka biasanya tidak memiliki kesempatan untuk menyicipinya. Akibat dari meminum teh itu, sekujur tubuh mbak Nung terasa panas, kondisi tidak membaik walau dia mencuci muka dan tangannya dengan air dingin.

Dia mengira dirinya demam, jadi dia segera meminta cuti dengan Viona, hendak kembali ke kamar untuk beristirahat. Alhasil, dalam perjalanan kembali ke kamar, dia kebetulan bertemu dengan putra Komisioner Chen. mbak Nung bagai kehilangan akal, menjatuhkan Boss Chen ke lantai, lalu mencium dan menggigitnya. Adegan itu terlihat sangat memalukan.

Singkatnya, muka Keluarga Sutedja benar-benar tidak terjaga hari ini. Diperkirakan masalah-masalah ini akan dijadikan buah mulut di sela makan orang-orang untuk jangka waktu yang lama.

nenek Sutedja menggigil marah, dia tidak bodoh, dia bisa menebak garis besarnya hanya dengan menggerakkan sedikit akalnya.

Dia sangat kesal, berjalan ke depan Nalan Vi dan menamparnya. Dalam hati berkata: Si idiot ini, selalu berpikir untuk mengakali orang lain dengan dirinya yang tidak berkemampuan itu, selalu melibatkan diri setiap kalinya.

“Sus Rani, kamu bawa dua orang untuk mengemas barang-barang Nona Amy , segera memintanya untuk pergi dari rumah.” Ujar nenek Sutedja, lalu berkata kepada Nalan Vi dengan suara dingin, “Kedepannya jangan membawa kemari sepupu yang tidak berkelakuan baik seperti ini."

Setelah nenek Sutedja selesai berbicara, dia berbalik dan pergi dengan gusar.

Amy masih duduk terbengong di tempat, dia yang sekarang bahkan tidak bisa menangis lagi. Sambil menarik lengan Nalan Vi, dia bertanya dengan menyedihkan, "Apa yang harus dilakukan, kak sepupu?"

Nalan Vi menghempaskan tangannya dengan tidak senang, menjawab, “Apa lagi yang bisa dilakukan, pulang ke tempat asalmu!

Selanjutnya, barang bawaan Amy dikemas rapi oleh Sus Rani dan yang lainnya dan dimasukkan ke dalam mobil bersamaan dengan Amy . Mengeluarkannya dari Rumah Sutedja.

Pada titik ini, pertunjukan telah tamat. Rudy mengambil jaket dan pergi dengan mobil.

Tengah perjalanan, Rudy menerima telepon dari Ardian.

“Bagaimana kemajuanmu di sana?” Tanya Ardian.

“Semuanya berjalan dengan baik, Amy telah dikeluarkan dari rumah.” Rudy mengenakan headset bluetooth dan menjawab dengan acuh tak acuh.

Setelah mendengar ini, Ardian menghela nafas dengan emosional, "Kasihan sekali mbak Nung , setelah melalui hal yang begitu memalukan, dia pastinya tidak akan bertahan lama di Keluarga Sutedja."

"Aku telah meminta Johan untuk memberi secarik cek padanya, dia sekarang seharusnya sangat senang." Ujar Rudy.

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu