Suami Misterius - Bab 707 Cerita Dari Satu Sisi

Masalah Ruben ini hanya sebuah peristiwa kecil, Clara sama sekali tidak terlalu memikirkannya.

Pikirannya hanya fokus pada syuting, dan juga, merindukan Rudy.

Sebentar saja waktu sudah berlalu setengah bulan, Clara dengan sulit meluangkan waktu libur 1 hari.

Bangun pagi-pagi, mengemudi mobil pulang kerumah menemani anak.

Dari Bukit Indah sampai ke villa keluarga Sunarya, jika tidak ada macet, Clara akan menghabiskan waktu 2 jam mengemudi mobil.

Clara dengan senang masuk ke rumah, membawakan hadiah untuk Nyonya Sunarya, memanggil ‘nenek’ membuat hati nenek berbunga-bunga.

Keduanya duduk di sofa, sedang mengobrol dengan hangat.

Wilson kecil turun ke bawah dengan berpakaian rapi, melihat Clara, mulutnya langsung tersenyum, dengan cepat berlari menuruni tangga.

Sus Rani mengikuti dibelakang, berteriak ketakutan, “Wilson, leluhurku, kamu pelan sedikit, jangan sampai terjatuh.”

Wilson dengan tersenyum masuk ke dalam pelukan Clara, ibu dan anak itu berpelukan dengan hangat.

“Sudah, makan dulu, aku akan menyuruh Bibi Liu menambahkan lagi dua hidangan yang kamu suka.”

nenek Sunarya tersenyum dan berkata dengan bijaksana.

Senyum di wajahnya belum di tarik kembali, Nyonya kedua Sunarya dan Altria sudah masuk.

Wajah Altria tampak pucat dan lemah, wajahnya terlihat sangat sedih.

Pagi-pagi sekali, seperti datang untuk menangisi pemakaman.

“ Altria, kamu kenapa?

“Menangis sampai seperti ini, siapa yang mengganggumu, beritahu nenek.”

nenek Sunarya bertanya dengan cemas.

Altria memeluk nenek Sunarya, mulai menangis merengek.

“Nenek, bagaimana, Ruben memutuskan aku.”

“Dia tidak menginginkan aku lagi.”

nenek Sunarya tertegun, “Bukankah baik-baik saja kenapa bisa berpisah, beberapa hari yang lalu kamu masih membawa dia datang ke rumah nenek untuk makan, apakah ada kesalah pahaman?”

Altria tiba-tiba menahan air matanya, mengulurkan tangan menunjuk hidung Clara, pandangan matanya seperti ingin menelan Clara hidup-hidup.

“Karena dia, rubah licik ini, menggoda pacarku, Ruben putus dengan ku karena dia.”

“ Altria, apakah kamu sudah linglung.”

nenek Sunarya mencoba menyelesaikan masalah, mengulurkan tangan mendorong Wilson kepada Sus Rani, menyuruh dia untuk membawa anak ke atas.

Kata-kata rubah licik Altria, benar-benar tidak enak didengar.

“ Altria, kamu tidak ada bukti, tidak boleh sembarangan mengatakan kata-kata seperti ini.”

Nyonya kedua Sunarya juga membujuk dengan bingung.

Tapi kata-kata seperti ini keluar dari mulutnya, benar-benar sangat palsu.

Jika dia memang mengerti aturan, maka tidak akan membiarkan putrinya datang ke rumah Sunarya untuk membuat keributan.

Clara melihat ibu dan anak ini, pandangan matanya terlihat menghina.

Perlahan bangkit berdiri dari sofa.

“ Altria, makanan boleh dimakan sembarangan, tapi perkataan tidak boleh sembarang diucapkan.”

“Kamu berbicara omong kosong begini, aku tidak akan segan lagi denganmu.”

“Clara, kamu berani berbuat tapi tidak berani mengakui! Kamu wanita tidak tahu malu, orang jahat tidak melakukan kejahatan dengan orang sendiri, ada begitu banyak pria liar di klub malam kamu tidak mencarinya, malah merebut priaku!”

Kata-kata Altria semakin tidak enak didengar, bahkan nenek Sunarya pun tidak tahan untuk mengernyit.

Clara menahan emosinya, tidak ingin berdebat dengan gadis kecil yang tidak mengerti apapun, “Matamu bagian mana yang melihat aku menggoda Ruben ?”

“Jika tidak ingin orang tahu kamu melakukan hal jahat, maka jangan lakukan. Clara, untuk apa kamu membiarkan Ruben pergi ke kamarmu di tengah malam? Jika bukan melakukan hal-hal kotor itu, apa mungkin hanya mengobrol ditutupi dengan selimut! Kamu benar-benar menjijikkan!” Altria berteriak berkata.

“ Altria, tutup mulut!”

Wajah nenek Sunarya juga terlihat dingin.

Altria malah tidak bisa memahami untuk memperhatikan ekspresi orang lain, masih berteriak keras, “Clara, Rendi Sunarya berada didalam pasukan, kamu sudah tidak tahan dengan kesepian benarkan! Aku mohon padamu, jika kamu menginginkan pria, mohon kamu cari diluar, jangan menyentuh...aaa!”

Kata-kata Altria belum selesai diucapkan, sudah di tampar oleh Clara.

Clara berdiri didepan dia, wajahnya tidak ada ekspresi, gerakan tangannya juga tidak ada belas kasihan.

“ Altria, aku sudah pernah bilang, jika kamu masih berbicara yang tidak-tidak, aku tidak akan segan lagi.”

Wajah Altria terasa kaku setelah di tampar, sesaat kehilangan kesombongannya, hanya bisa menangis.

Nyonya kedua Sunarya melihat putrinya di pukul, sedikit panik.

“Benar-benar orang yang datang dari tempat kecil tidak tahu aturan, hanya bisa bertindak kasar. Ini adalah rumah keluarga Sunarya, bukan tempat untuk bertindak liar.”

“Kamu juga tahu ini adalah rumah keluarga Sunarya !”

Dari tangga, tiba-tiba terdengar suara marah dan dingin seorang pria.

Nyonya kedua Sunarya dan yang lainnya secara tidak sadar melihat ke sumber suara, Rudy tidak tahu sejak kapan berdiri di samping tangga, pandangan matanya yang dingin menatap Nyonya kedua Sunarya dan Altria, seperti sebuah pedang tajam, membuat orang ketakutan.

Rudy memakai kemeja hijau muda dan celana panjang hitam, kakinya yang panjang berjalan turun dari tangga, berjalan ke samping Clara.

Dengan alami menarik dia ke bawah perlindungannya.

“Sakit tidak?”

Rudy menggenggam tangan Clara, telapak tangannya sudah memerah.

Tenaga yang digunakan timbal bali, Clara menampar Altria, tidak hanya wajah Altria yang sakit, tangan Clara juga terasa kaku.

“Aku tidak apa-apa.”

Clara menggeleng, dengan terpaksa melengkungkan sudut bibirnya.

Pemandangan ini, Nyonya kedua Sunarya tidak tahan melihat lagi, “ Rendi, menjaga pun bukan seperti ini. Kamu lihat hal baik yang dilakukan istrimu, dia membuat wajah Altria membengkak, benar-benar tidak ada didikan.”

“Bibi kedua, ini adalah rumah keluarga Sunarya, kalian pagi-pagi datang membuat keributan dirumahku, apakah itu ada didikan?” Rudy mengangkat alisnya dengan dingin, pandangan matanya menatap tajam ke ibu dan anak Nyonya kedua Sunarya.

Nyonya kedua Sunarya masih termasuk tahu batas, tidak berencana untuk ribut dengan Rudy.

Altria terlihat jelas tidak ada kesadaran diri seperti itu, berteriak kepada Rudy, “ Rendi Sunarya, apakah kamu masih termasuk seorang pria, bahkan tidak bisa mengurus istri sendiri, di atas kepalamu sudah penuh dengan warna hijau!”

“ Altria, jaga mulutmu.”

“Aku tidak pernah memukul wanita, lebih baik kamu jangan membiarkanku membuat pengecualian.”

Wajah tampan Rudy tidak terlihat adanya gelombang perasaan, tapi sangat jelas, dia sudah emosi.

Kira-kira, hanya orang tidak takut mati seperti Altria yang berani melanjutkan untuk memancing emosi dia.

“Apa yang aku katakan ada salah! Clara, kamu berani mengatakan kamu tidak ada pertemuan pribadi ditengah malam dengan Ruben ? Tidak menggoda dia!”

“Siapa yang memberitahumu aku dan Ruben ada pertemuan pribadi ditengah malam?”

Clara merasa Altria terlalu bodoh sampai tidak bisa dikatakan lagi.

“Di internet sudah tersebar, aku masih mengerti dengan pernyataan tidak ada api maka tidak akan ada asap. Samara juga mengatakan kepadaku, hubungan kamu dan Ruben sangat hangat. Jika tidak, kenapa kamu karena kesalahan dia, turun ke air untuk mengulang syuting lagi.”

Mendengar itu, Clara benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi.

“ Altria, otakmu tidak sakitkan. Aku memberi muka untuk pacarmu, tidak mempersulit dia, malah menjadi kesalahanku.”

“Dia sendiri merasa tidak enak, malam hari setelah selesai bekerja datang mengantarkan obat demam. Saat itu, aku sedang menelepon Rudy, bukan hanya dia yang tahu masalah ini, saat itu asistenku Melanie juga ada ditempat.

Jika kamu ingin tahu lebih rinci, boleh pergi mencari dia untuk kebenaran.”

Altria tersedak sampai tidak bisa berbicara, Nyonya kedua Sunarya bersikeras mengatakan, “Kami juga tidak bisa mendengar cerita dari satu sisi.”

“Bibi kedua datang membawa Altria membuat keributan, kalian berbicara tanpa bukti, apa itu bukan cerita dari satu sisi?” Rudy berkata dengan dingin.

“Kami...” Nyonya kedua Sunarya masih ingin berdebat, tapi dipotong oleh Rudy.

“Bibi kedua, diantara kita tidak perlu banyak bicara, luangkan waktu aku akan berdiskusi dengan Paman kedua atau abang sepupu. Silahkan kalian pulang.”

Setelah Rudy selesai berkata, menggenggam tangan Clara, naik keatas.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu