Suami Misterius - Bab 1086 Desta, Bawa Aku Pergi

Ketika Diana mendengar ini, wajahnya sangat marah sekali. Dia mengepalkan tangannya dengan erat.

Dia tidak ingin menimbulkan masalah apapun di acara dan tempat seperti hari ini. Bukan karena Diana takut membuat masalah, tapi setiap kali ribut, Jay pasti akan bertengkar hebat dengan Susana. Diana tidak ingin ibunya kena masalah, juga tidak ingin mendengar ibunya menangis lagi.

Namun, ini tidak berarti Diana bisa mentolerir hinaan tidak bermoral untuk ibunya seperti itu.

Susana bersusah payah menyiapkan pesta ulang tahun untuk Daria. Daria tidak hanya tidak menghargainya, dia malah merasa kalau Susana merasa bersalah.

Cih, bukankah ini hal yang konyol. Istri resmi Tuan Jay dari keluarga Zhou, mana perlu merasa bersalah.

Karena masalah ini sudah sampai menghina Susana, Diana sudah kehilangan ketenangan dan kesabarannya. Dia pun berjalan menghampiri mereka dan dengan tegas bertanya, "Siapa yang kamu maksud tidak tahu malu?"

Kemarahan Diana terlalu kuat dan besar. Dalam beberapa saat, tidak ada gadis yang berani buka mulut.

Tapi ekspresi Daria tetap tidak berubah, masih terlihat angkuh dan elegan.

Benar sekai, di wilayah yang dikuasai keluarga Zhou, Daria selalu dibela dan didukung oleh Jay. Jay dan Daria tidak pernah menganggap Susana dan Diana.

"Diane, apa kamu salah dengar? Kami tadi hanya mengobrol biasa saja." kata Daria.

Diana tersenyum dingin, kemampuan Daria mengatakan omong kosong benar-benar tidak jauh berasal dari keluarganya.

“Mengobrol? Mengobrol apa? mengobrol bagaimana kamu memikat Desta. Mengobrol betapa tidak tahu malunya mamaku!" selesai Diana bicara, dia menunjukkan jarinya ke gadis yang baru saja menghina dan memakinya dengan kata-kata yang paling buruk." Kamu, ulangi apa yang baru saja kamu katakan. "

“Aku, aku tidak mengatakan apa-apa, kamu salah dengar.” Kata gadis itu ragu-ragu dan tanpa sadar langsung mundur.

Dia mundur dan Diana malah maju ke depan dengan aura yang luar biasa yang seolah mengatakan jika gadis itu tidak meminta maaf di depan umum, masalah itu tidak akan berakhir begitu saja.

Gadis itu meringkuk dan sepertinya siap untuk minta maaf. Tepat ketika dia akan berbicara, sorot matanya tiba-tiba berubah dan ketakutannya berubah menjadi provokasi dan ejekan.

Diana belum bereaksi, tiba-tiba dia merasakan ada dorongan keras dari belakang. Dia didorong dan terhuyung, tubuhnya jatuh ke samping. Arah jatuhnya dia tepat adalah kolam renang taman.

Diana tidak punya persiapan dilawan dan didorong ke kolam seperti ini.

Untungnya, air di kolam renang tidak terlalu dingin atau terlalu dalam di musim panas. Tapi kedalamannya kurang dari dua meter, ini cukup untuk menenggelamkan Diana. Yang lebih buruk lagi adalah, Diana benar-benar tidak bisa berenang.

Diana tersedak air ketika dia belajar berenang waktu dia masih kecil, jadi tanpa sadar dia selalu punya rasa takut terhadap air. Setelah jatuh ke dalam air, dia berjuang mati-matian. Dia tidak bisa menginjakkan kakinya ke dasar kolam, bahkan perasaan ini semakin menakutkan dan membuatnya tidak tenang.

Air terus mengalir ke hidungnya, membuatnya tidak bisa bernapas Perasaan tercekik membuatnya terpikirkan tentang kematian.

Diana terus mencoba berjuang dan meronta-ronta di dalam air, berusaha menghilangkan sesak napas yang seolah sedikit demi sedikit mendekati maut. Ketakutan yang melebihi keragu-raguan. Bahkan sekarang dia tidak bisa berteriak minta "Tolong", air tanpa hentinya masuk ke dalam hidungnya, tersedak ke paru-parunya dan itu sakit sekali.

Diana mengapung dan terus naik turun di dalam air, dia hanya samar-samar melihat sosok orang-orang yang ada di atas air. Sepertinya mereka semua hanya menatapnya, tapi tidak ada yang datang untuk menyelamatkannya.

Iya, ini semua adalah tamu yang diundang Daria. Cukup hanya menonton keributan saja, siapa juga yang peduli dan ikut campur masalah ini. Pokoknya, tenggelam sampai matipun, itu tidak ada hubungannya dengan mereka.

Diana hampir bisa membayangkan kalau Daria yang saat ini pasti pura-pura terlihat kaget dan ketakutan, dia terus berteriak, “Diane jatuh ke air, cepat selamatkan, cepat selamatkan.” Dia pasti berteriak paling keras. Tapi dia tidak melangkahkan kakinya sama sekali, hanya berteriak saja.

Jika Diana meninggal, Daria pasti bangun dari mimpi pun akan tersenyum bahagia.

Diana tidak tahu sudah berapa lama dia berjuang di dalam air. Dia dengan cepat kehilangan kekuatannya. Ketika dia merasa tubuhnya mulai sedikit tenggelam, sebuah lengan yang kuat tiba-tiba melingkar di dadanya, air di sekelilingnya beriak. Dia merasakan dirinya diseret oleh seseorang, sedikit lebih dekat ke ujung kolam renang.

Ketika sampai di daratan, Diana sudah dalam kondisi setengah sadar. Dia mencoba membuka matanya tapi kelopak matanya terasa berat, nyaris tidak bisa terlihat celah apapun. Cahaya putih jatuh ke matanya dan itu sangat menyilaukan.

Diana merasakan dirinya sedang berbaring di tanah, bibir yang begitu dingin menekan bibir tipisnya yang sudah kehilangan warna darah dan tampak pucat. Bibir itu tidak berhenti memberinya napas buatan. Napasnya sangat tidak asing, napas dengan aroma mint dingin yang familier dan wangi.

Sebuah tangan yang kuat menekan dadanya dan setelah beberapa tekanan keras, Diana pun tersedak dan memuntahkan beberapa teguk air. Dia yang awalnya masih setengah tidak sadar pun akhirnya bisa sadar sepenuhnya.

Tubuhnya basah dari ujung kepala sampai ujung kaki, dengan rambut basah panjang menempel di kening dan pipinya, wajah kecilnya tampak pucat tanpa ada warna darah sama sekali.

Dia membuka matanya setengah dan melihat ke wajah tampan yang tampak lebih besar di depannya. Pria itu sama basahnya dengan dia, baju basahnya menempel di tubuhnya, air menetes dari ujung rambutnya, tapi dia tidak terlihat menyedihkan.

“Des, Desta.” Diana terus terbatuk dan akhirnya dengan susah payah bicara.

“Jangan takut, sudah tidak apa-apa.” Desta setengah merangkulnya. Dia membelai lembut punggung Diana dengan tangannya, berusaha sebisa mungkin menenangkan Diana.

Bagi orang yang tidak bisa berenang, jatuh ke air adalah hal yang sangat mengerikan. Jadi jelas sekali Diana sangat ketakutan, dia bersandar di pelukan Desta. Seluruh tubuhnya tidak hentinya gemetaran.

Tangannya menggenggam erat baju basah Desta. Terdengar suaranya yang parau, bahkan sedikit terisak.

"Desta, bawa aku pergi."

“Baik.” Desta mengangguk dan mengangkat dan menggendongnya langsung dari tanah.

Baju yang biasa dipakai saat musim panas sangat tipis. Saat ini mereka berdua basah kuyup, baju tipis mereka menempel di kulit masing-masing dan mereka saling berpelukan dengan erat. Kepala Diana tenggelam di dada Desta, benar-benar terlihat sangat mesra.

Mata semua orang di sekitar mereka tertuju pada mereka dan beberapa bahkan mulai berbisik.

Tidak mengherankan jika tuan muda Sunarya menyelamatkan seseorang. Tapi setelah tuan muda Sunarya menyelamatkan orang itu, dia masih saja memeluk dan menggendong orang itu tanpa ada niat melepaskannya. Ini yang terlihat tidak benar. Orang yang ada di acara itu tidak ada yang buta ataupun bodoh. Desta menggendong Diana dengan pose yang begitu intim dan mesra, jika mengatakan mereka berdua tidak ada hubungan, jelas tidak akan ada orang yang percaya.

Kelihatannya tuan muda Sunarya datang dan muncul di pesta keluarga Zhou ini. Ternyata bukan datang karena kakaknya. Tapi karena adiknya.

Pada saat ini, wajah Daria sudah agak canggung dan wajahnya tampak tidak senang. Melihat Desta hendak pergi membawa Diana, dia pun langsung menghentikannya.

Di pesta ulang tahunnya, jika membiarkan Desta pergi dengan Diana seperti ini, yang ada dia akan menjadi bahan tertawaan orang-orang.

“Diane, apa kamu baik-baik saja? Basah sampai seperti ini. Segera minta para pelayan membawamu kembali ke kamar saja.” selesai bicara, Diana melambaikan tangan memanggil dua pelayan untuk menarik Diana dari pelukan Desta, tapi Desta tiba-tiba mundur dan menghindari mereka.

Diana bersandar di pelukannya, wajahnya masih pucat. Dia masih belum pulih dari keterkejutan yang berlebihan karena jatuh ke air untuk beberapa saat ini. Dia memegang erat pakaian Desta dengan tangannya.

Mata gelap dan dalam Desta berubah jadi dingin, dingin dan sangat mengerikan, “Minggir.”

Daria jelas takut pada Desta. Tapi dia tetap tidak menyerah. "Tuan muda Sunarya, sepertinya tidak baik jika kamu membawa adikku pergi seperti ini."

“Baik tidaknya, sepertinya bukan giliranmu untuk mengambil keputusan akhirnya,” kata Desta dengan suara dingin dan beratnya.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu