Suami Misterius - Bab 1109 Setiap Hari Adalah Hari Baik

" Masalah yang terjadi semuanya disebabkan oleh diri sendiri, tetapi setelah timbul masalah malah menyalahkan orang lain, benar - benar sangat lucu. Daria, aku masih belum menyelidiki masalah kamu mencelakai Zara dan menyebabkan begitu banyak masalah bagiku dan kru, sebaliknya kamu malah mengambil tindakan terlebih dahulu. " Diana berjalan kedepan Jay dan Daria, bertanya tanpa terkesan lemah.

Jay melotot dingin ke dirinya, berkata marah : " Daria adalah kakakmu, sekalipun dia sesaat karena sembrono dan melakukan kesalahan, kamu juga tidak seharusnya menyingkapkannya di tempat, membuatnya malu, kedepannya bagaimana menyuruhnya untuk bisa bertahan dalam industri hiburan. "

Diana setelah mendengar, langsung tertawa, tertawa mengolok - olok. "Jadi maksud kamu, meskipun Daria membunuh orang, juga bukan kesalahannya dan harus salahkan polisi karena menangkapnya, membuat dia tidak bisa lolos begitu saja. "

" Kamu, kamu.... " Jay marah hingga bergetar, mengangkat tangan ingin memukulnya.

Diana sejak lama sudah terbiasa, setiap kali Jay tidak bisa membalas perkataannya pasti akan bermain tangan. Diana bagaimana mungkin hanya berdiri disana membiarkan Jay memukulinya, dia mengelak dan berjalan kesamping Susana.

" Ibu, apakah kamu baik - baik saja? "

" Ibu tidak apa - apa, untuk apa kamu kembali lagi. " Kata Susana dengan tercekat.

" Ibu mertuaku meminta aku kembali untuk menanyakan pendapat kamu, kamu hari apa mempunyai waktu luang, mertuaku mengundang kamu untuk makan, sekalian mendiskusikan masalah pernikahan aku dan Desta. " Kata Diana kepada Susana.

" Kamu dan Tuan Sunarya akan menikah? " Tidak menunggu Susana berkata, Jay sudah terlebih dulu bertanya, tampak cukup takut dan terkejut.

Diana melirik malas ke Jay, berkata dengan datar : " Tentu saja akan menikah. Aku tidak mempunyai kebiasaan menemani laki - laki tidur dan bermain. "

Perkataan Diana ini, sangat jelas untuk menyindir Daria, pipi Daria memerah, dia membalas menyindir " Pantas begitu berani, ternyata sudah mempunyai dukungan. "

" Benar. " Jawab Diana, lalu mengangkat dagunya sedikit, tersenyum dan berkata : " Tidak perlu terlalu iri. "

Daria tidak bisa berkata apa - apa karena perkataan Diana ini, wajahnya terlihat tidak senang, lalu menarik lengan Jay, menangis : " Ayah..... "

" Apa gunanya kamu mencari ayah. " Diana memotong pembicaraan Daria tepat waktu " Ayah tidak bisa mengontrol industri hiburan, bahkan tidak bisa bersuara didalam perusahaan. Dimana CEO Li? Terjadi masalah begitu besar padamu, apakah dia tidak mengeluarkan anggaran dasar untuk menyelesaikannya? "

Raut wajah Daria semakin bertambah suram, seluruh wajahnya berubah drastis.

CEO Li saat mengejarnya, berkata - kata manis, ingin memberikan semua kepadanya. Sekarang, saat dia terjadi masalah, CEO Li mencari berbagai alasan menghindarinya, bahkan tidak menjawab teleponnya.

Tetapi, orang yang bermarga Li jika ingin mencampakkannya juga tidak mudah. Daria tidak menemani laki - laki tidur begitu saja, dia sejak awal sudah memegang kelemahan orang yang bermarga Li ini, tidak ada giliran bagi orang bermarga Li untuk mendominasi dan mengontrol.

Seketika, tidak ada yang berbicara.

Susana setelah menyeka air mata, menarik tangan Diana " Diane, kamu tanyakan mertua kamu apakah besok dia mempunyai waktu luang, bagaimana bertemu saat senja? "

" Baik, jika sudah dikonfirmasi, aku akan memberitahumu. " Jawab Diana.

" Aku besok malam tidak punya waktu luang, Daria besok..... " Kata Jay dengan wajah dingin, awalnya dia ingin menyulitkan Diana, alhasil, Diana langsung membalas kepada " Kamu tidak perlu pergi jika tidak ada waktu luang. Kamu hadir atau tidak, aku tetap akan menikah dengan Desta. "

"..... " Wajah Jay menjadi marah, saat sedang ingin menyerang dan dipotong oleh Susana lagi kali ini.

" Diane, jangan beradu dengan ayahmu lagi. Acara pernikahan kamu, masih harus ayahmu langsung yang menyerahkan kamu ke pengantin pria. " Perkataan Susana ini, membuat Jay tenang dengan terpaksa.

Orang seperti Jay di lihat dari aspek manapun hanya seorang yang sangat biasa saja. Bahkan kakak beradiknya tidak begitu menghargainya. Tapi sekarang, dia segera akan menjadi ayah mertua Tuan Sunarya dan siapa yang akan berani memandang rendah dirinya lagi.

Diana jarang membantah perkataan Susana, hanya merapatkan mulutnya dan menampilkan tatapan meremehkan saja.

" Sudahlah, tidak terjadi apa - apa di rumah, aku dan ayah hanya terjadi perselisihan kecil saja, kamu tidak perlu khawatir. Pulanglah lebih awal dan banyak temani Desta jika punya waktu luang. " Susana berdiri, menarik Diana berjalan ke arah pintu.

Diluar vila, BMW hitam Desta terparkir dengan mantap didepan pintu.

Tubuh tinggi Desta setengah bersandar di pintu mobil, sedang menghisap rokok dengan santai.

Diana tidak menyukai bau asap, oleh karena itu Desta baru keluar dari mobil untuk merokok, agar didalam mobil tidak terdapat bau asap karena baunya juga tidak mudah hilang.

Desta melihat Diana dan Susana berjalan keluar, segera mematikan puntung rokok dan berjalan kesana.

" Ibu. " Panggil Desta dengan sopan, meskipun dia tidak terlalu antusiasme, tapi saat memperlakukan Susana mertuanya ini, tetap sangat hormat.

Susana tersenyum menganggukkan kepala dan berbasa basi sebentar dengan Desta, bertanya tanpa sengaja : " Gungun setengah tahun kedepan sudah harus masuk taman kanak - kanak bukan? Nama formal untuk masuk sekolah juga masih belum diberi. Daftar penduduk juga segera uruskan, kalian luangkan waktu untuk mendapatkan akta dulu. "

Membahas tentang pernikahan, meskipun sebuah pernikahan sangat penting bagi perempuan. Tapi pernikahan untuk dilihat oleh orang luar, akta nikah baru sesuatu yang benar di lindungi oleh hukum.

" Ng, yang kamu katakan benar. Kebetulan, Diane mempunyai waktu kosong dua hari ini, aku besok ingin pergi ke biro urusan sipil untuk mengambil akta. " Jawab Desta.

" Besok? Akankah terlalu terburu - buru? Harus pilih hari baik dulu bukan. " Diana sedikit ragu - ragu.

" Selama bersama kamu, setiap hari adalah hari yang baik, tidak perlu pilih. " Kata Desta dengan senyuman hangat.

" Yang di katakan Desta benar. Aku meminta pembantu mencari buku daftar penduduk untuk diberikan ke kamu. " Susana sangat setuju, segera meminta pembantu untuk kembali kekamar mengambil kemari buku daftar penduduk, agar tidak ditunda lagi.

Lalu, Diana mengambil buku daftar penduduk dan meninggalkan Keluarga Zhou bersama - sama dengan Desta.

Dalam perjalanan, Diana memegang buku daftar penduduk dan melamun, merasa linglung seperti sedang bermimpi, mereka segera akan menikah, akan ada sebuah pernikahan milik mereka, kali ini, mereka pasti akan bersama selamanya, hidup bahagia bersama. Persis seperti akhir cerita dongeng.

Sampai mobil berhenti didepan pintu Villa Indah, Diana baru tersadar kembali.

" Kenapa sudah pulang? Kita masih belum menjemput Gungun. "

" Gungun malam ini tidur bersama ayah dan ibu, aku sudah meneleponnya, Gungun sangat nurut kepada kakek nenek. " Desta setelah berkata, membuka pintu mobil, berjalan ke pintu mobil satunya, membuka pintu kursi samping pengemudi dan mengulurkan telapak tangan, mempersilakan Diana turun.

Diana meletakkan tangan dalam telapak Desta, membiarkannya menggandeng dirinya, berjalan di atas jalan batu, menuju kedalam vila.

Karena menstruasi Diana masih belum habis, dunia kedua orang hanya bisa di lalui dengan menonton film dan candle light dinner.

Desta memasak sendiri, masakan barat yang sederhana, steak setengah matang dan salad buah dan membuka sebotol baru anggur vintage baru yang sangat enak.

Dua orang duduk berhadapan, bersulang dengan pelan, sambil mengobrol sambil makan.

Sebenarnya, mereka sudah makan di Keluarga Sunarya dan juga tidak terlalu lapar, makanan di atas meja tidak banyak tersentuh, sebaliknya anggur sudah terminum setengah botol.

Diana kemampuan minumnya rendah, hanya minum beberapa teguk saja. Sebaliknya Desta banyak minum, tapi kemampuan minumnya tinggi sehingga matanya tetap hangat dan jernih.

Dari dalam sound system mengalir keluar musik yang lembut, Desta berdiri, berjalan kedepan Diana, setengah membungkuk, membuka telapak tangannya didepan Diana " Nona cantik ini, bolehkah aku mengajak kamu menari? "

Diana tersenyum dan meletakkan tangan kedalam telapak tangan Desta.

Dua orang menari di balkon terbuka, sinar bulan yang indah, musik yang indah, serta orangnya juga sangat indah.

Desta memeluk Diana, bibirnya menempel ke telinga Diana, berkata dengan suara rendah : " Diane, aku mencintai kamu. "

" Oh, aku tahu. " Diana tersenyum, menganggukkan kepala.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu