Suami Misterius - Bab 1040 Hanya Takut Bertemu Orang Yang Tidak Masuk Akal

Terhadap kata-kata nyonya Vosh, ayah Verome seperti tidak mendengar apa-apa, benar-benar menganggapnya sebagai udara yang transparan.

Nyonya Verome yang menjawabnya sepatah, lebih tepatnya mencibir sepatah, tetap tersenyum dan bernada lembut, tapi terdapat sindiran, "Dua puluh miliar saja, apanya yang tidak berani terima. Keluarga Vosh mengelola perusahaan yang begitu besar, kenapa nyonya Vosh seperti tidak pernah melihat uang saja. Suamiku sudah mengatakan, berapa banyak mahar yang kalian berikan, kami akan memberikan berapa banyak mas kawin, dua puluh miliar, ditambah properti, saham dan dana, keluarga Verome kami tetap akan mengeluarkan hal yang sama."

Ekspresi nyonya Verome yang angkuh dan nada bicara yang menghina, dalam sekejap membuat nyonya Vosh menjadi tak berarti.

Raut wajah nyonya Vosh memerah lalu memucat, dibalas hingga tidak bisa mengatakan apa-apa.

Nyonya Verome mencicipi seteguk teh, lanjut mengatakan: "Aku dan suamiku akan membuat sebuah pernyataan, uang angpao yang didapatkan dari para tamu, keluarga kami juga tidak akan mengambilnya, kelak, semua itu diberikan pada pasangan muda untuk keperluan mereka.”

“Aku……” Tuan besar Vosh baru saja mau membuat pernyataan, nyonya Vosh sudah berdiri dari tempat duduknya, menaikkan suara berteriak: “Apa maksud kalian, mau membuat kami rugi ya! Pada pesta pernikahan mengundang banyak teman suamiku, uang angpao dari mereka, kelak kami juga masih harus membayarnya, mengapa harus membiarkan Aldio dan Honey yang mengambilnya.”

Meskipun nyonya Vosh tidak memiliki banyak pengetahuan, tapi dia memiliki pengalaman.

Pada waktu itu dia dan tuan besar Vosh juga melaksanakan pesta pernikahan, jumlah uang angpao yang mereka terima, benar-benar membuat dia terkejut sekali.

Dia baru tahu, orang kaya melaksanakan sebuah pesta pernikahan, itu bukan hanya sekedar semudah berjalan-jalan saja.

“Apakah orang yang keluarga Verome undang, dan angpao yang diterima, kelak tidak perlu membayarnya lagi? Nyonya Vosh juga seorang mama, apakah tidak tahu itu adalah kewajiban orang tua pada anak-anaknya, tunggu setelah kita meninggal, tidak bisa menggunakan uang lagi, bukankah itu juga diberikan kepada mereka, apakah kita bisa membawa pergi uang itu saat mati.”

Nyonya Verome menggunakan tisu untuk menyeka sudut bibirnya, terus menyindir: “Tapi, jika keluarga Vosh kalian memang ada kesulitan, juga tidak perlu memaksakan diri, uang angpao yang diterima dari teman yang tuan besar Vosh dan nyonya Vosh undang, suruh Aldio dan Honey hitung, agar kalian bisa bawa pergi.”

“Besan sudah salah paham, kami tidak bermaksud begitu.”

Tuan besar Vosh berbicara dengan wajah suram.

Jika dia sampai berbuat seperti itu, bukankah akan membuat orang menertawakannya, keesok harinya, saham perusahaan akan anjlok drastis, orang lain akan benar-benar berpikir bahwa terjadi masalah dengan perusahaan keluarga Vosh mereka.

“Kamu duduk, jangan bicara sembarangan lagi.”

Tuan besar Vosh menarik nyonya Vosh kembali ke tempat duduk, berkata dengan wajah dingin.

Kemudian, nyonya Verome mengusulkan lagi "Aku dengar Aldio sudah pindah dari keluarga Vosh, jarang sekali pulang ke sana.

Tunggu setelah mereka menikah, setiap malam tahun baru imlek lewati bersama kami saja, bagaimanapun, Honey adalah anak tunggal, tidak terlalu sering berpisah dengan kami, tuan Vosh masih memiliki seorang putra, tidak khawatir tidak ada anak yang menemani.”

Tuan besar Vosh sudah malu sekali, tidak merespon apa-apa.

Selama beberapa tahun ini, terlalu banyak tenaga dan pikiran yang dia habiskan pada istri muda dan putra bungsunya, memang sudah mengabaikan putra sulungnya, juga tidak berhak mengatakan apa-apa.

Nyonya Vosh juga tidak bersuara, dia sangat berharap Aldio selamanya jangan pulang ke keluarga Vosh lagi.

Masalah yang berkaitan dengan pesta pernikahan dan setelah menikah, sudah kedua keluarga rundingkan dengan baik, jamuan makan ini juga sudah bisa berakhir.

Setelah jamuan makan selesai, nyonya Vosh langsung pergi begitu saja, tuan besar Vosh hanya bisa minta maaf dan mengucapkan dua patah kata sopan, langsung pergi mengejar istrinya.

Terhadap hal ini, nyonya Verome mencibir.

Benar-benar setelah memiliki ibu tiri maka juga memiliki ayah tiri, istri muda tidak dikejar juga tidak akan kabur, begitu tidak sopan di hadapan calon besan, bukankah ini terang-terangan mempermalukan Aldio.

Untung saja, Aldio bisa menahan diri, ekspresi di wajah tidak berubah, sangat sopan membawa suami istri keluarga Verome meninggalkan hotel.

Mobil keluarga Verome di parkir di tempat parkir bawah tanah, staf keamanan hotel sudah lebih awal membawa mobil ke sini, ayah Verome membuka mobil, langsung duduk ke dalam kursi pengemudi.

Aldio dengan hormat membuka pintu mobil, menyuruh nyonya Verome dan Honey masuk ke mobil.

Nyonya Verome dan Honey lebih dulu duduk ke jok belakang, nyonya Verome menurunkan jendela mobil, sambil tersenyum berkata pada Aldio: “Ikut semobil saja, pulang ke rumah bibi buatkan makanan enak, tadi kamu juga pasti belum kenyang makannya.”

Tentu saja Aldio tidak akan menolak niat baik calon ibu mertuanya, membuka pintu mobil samping pengemudi, lalu duduk ke dalam.

Dalam perjalanan, suasana di dalam mobil sangat harmonis sekali.

Ayah Verome telah berkecimpung di dalam industri hiburan hampir sepanjang hidupnya, juga pernah mengelola perusahaan media, termasuk satu industri dengan Aldio, ayah mertua dan menantu benar-benar banyak topik pembicaraan.

Sepanjang jalan mobil melaju kembali ke villa keluarga Verome, nyonya Verome sendiri yang memasak, masak beberapa hidangan sehari-hari, meskipun hidangan sehari-hari, tapi Aldio sungguh sangat jarang memakannya.

Dia berusia dua puluh lebih sudah pindah dan tinggal sendiri, seorang pria lajang, sibuk dengan pekerjaan dan jamuan bisnis, pada dasarnya tidak mungkin bisa masak sendiri.

Saat ini, sekeluarga duduk dan makan bersama, membuat Aldio merasakan kehangatan keluarga yang belum pernah ada sebelumnya.

“Aldio, makan. Jangan menganggap diri sendiri orang luar.”

Nyonya Verome tersenyum, mengambilkan sayur untuk Aldio.

“Keterampilan memasak bibi sungguh bagus sekali.”

Aldio sambil makan sambil bicara.

“Tentu saja itu, keterampilan mamaku, bahkan koki hotel juga bukan tandingannya.”

Honey membual.

“Kelak kita adalah satu keluarga, akan ada banyak kesempatan untuk mencicipi masakan bibi.”

Aldio menjawab.

“Benar, kelak, kalian sering-sering pulang, aku akan memasak untuk kalian.”

Nyonya Verome menanggapi dengan wajah lembut dan penuh kasih sayang.

Aldio bahkan tidak bisa menahan diri untuk berpikir, kelak, mereka menjadi satu keluarga, orang tua Honey, juga merupakan orang tuanya.

Perasaan memiliki keluarga, memiliki papa dan mama, sungguh sangat baik.

“Aldio, ibu tirimu itu, bukanlah orang yang mudah ditangani.

Bukannya kita takut pada dia, hanya takut bertemu orang yang tidak masuk akal, beralasan juga tidak bisa dijelaskan.”

Nyonya Verome mengambil sayur, sambil berkata dengan santai.

Penampilan nyonya Vosh hari ini, jelas sekali adalah seorang wanita kasar yang tidak berpendidikan, begitu membuat keributan, memang membuat orang sakit kepala.

“Bibi, kamu tidak perlu khawatir, aku dan keluarga Vosh, tidak akan ada perselisihan lagi.

Perusahaan keluarga Vosh didirikan oleh kakek dan nenek, sebelum nenek meninggal, sudah membagi saham dan properti dengan jelas, semua saham yang ada di tanganku sudah diuangkan, diinvestasikan ke industri lain.”

Maksud dari Aldio jelas sekali, bagian miliknya dari keluarga Vosh, sudah diambil olehnya, yang lainnya, dia juga tidak berencana menginginkannya.

Hanya ibu tirinya yang tidak mengerti apa-apa itu, baru akan melompat-lompat seperti monyet.

“Baguslah kalau begitu.”

Nyonya Verome mengangguk.

“Aku dan Honey, tidak berencana menandatangani surat perjanjian pranikah, karena satu keluarga, milikku berarti milik dia juga.

Tentu saja, milik dia masih tetap milik dia.

Tapi, aku akan menandatangani surat perjanjian kesetiaan suami istri, jika di kemudian hari, aku berselingkuh saat masih dalam status pernikahan, maka akan keluar sendiri dari rumah tanpa membawa apa pun.”

Aldio berkata dengan serius.

Terhadap sikap Aldio, nyonya Verome benar-benar puas sekali.

Dia sambil tersenyum mengatakan: “Apanya yang perjanjian atau tidak, setelah menikah, menjadi suami istri, maka sudah menjadi kesatuan, suka atau duka jalani bersama.

Kami hanya memiliki Honey seorang putri saja, asalkan kamu tidak menindasnya, kita sekeluarga, menjalani kehidupan dengan harmonis dan bahagia, alangkah baiknya.”

“Aku mengerti maksudmu, ma.”

Aldio mengangkat gelas anggur, memberikannya pada nyonya Verome.

Nyonya Verome sambil tersenyum menerimanya, bahkan satu panggilan ‘ma’ dari dia, juga sekalian diterimanya.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu