Suami Misterius - Bab 348 Mahkota Cinta

Clara mengulurkan tangan mengosok-gosok kening yang sakit karena dijitak, merasa tidak puas berkata: “Menyanjung adalah sebuah ilmu yang sangat tinggi dan mendalam, tidak lebih mudah dibandingkan ujian masuk universitas. Jika tuan muda keempat Sutedja begitu berkemampuan, coba kamu lakukan biar aku melihatnya?”

Clara mengangkat-angkat alis indahnya, melihatnya dengan wajah menantang.

Clara sungguh menyerang hal yang tidak dikuasai oleh Rudy, tuan muda keempat Sutedja adalah tipikal orang, yang mempertahankan martabat dirinya dan pantang menyerah. Dia sudah hidup sampai sedewasa ini juga tidak pernah menyanjung siapa pun.

“Sudahlah, tidur lebih awal saja.” Rudy sangat bijaksana dan tidak lanjut membahas masalah ini dengannya.

Tentu saja Clara juga tidak akan bodoh sampai terus berdebat dengan prianya sendiri, patuh sekali berbaring di sampingnya.

Jarang sekali Rudy begitu sopan, tangan memeluk pinggangnya, dan tidak melakukan apa pun.

Clara malah merasa sedikit tidak terbiasa, dalam cahaya redup, mengedipkan sepasang mata yang berbinar menatapnya. Bulu matanya yang tebal dan panjang terus berayun ke sana kemari di kulit wajahnya, membuat Rudy penuh nafsu bahkan sulit untuk menahannya.

“Diam sedikit.” Telapak tangannya berada di belakang kepalanya, dan menekannya di dada.

“Bagaimana aku tidak diam?” Clara merasa tidak bersalah dan berkata.

Dalam kegelapan, tubuh satu sama lain saling menempel erat bersama, Clara bahkan merasakan perubahan pada bagian tubuhnya.

“Rumah ini tidak terlalu kedap suara, mamaku berada di sebelah, jika kamu tidak keberatan, aku…..”

Rudy belum selesai bicara, Clara sudah mendorongnya pergi. “Aku keberatan, aku keberatan, lebih baik kita lebih sopan, tidur masing-masing.”

Clara membalikkan badan, berguling ke ranjang bagian paling dalam, sekalian membawa pergi selimutnya.

Rudy tidak berdaya dan mendekat ke sana, memeluknya dari belakang. Dua orang saling berpelukan dan tidur.

Keesok harinya, Rudy dan Clara selesai makan siang baru pergi.

Clara memeluk nyonya Sutedja, wajah terlihat sangat enggan berpisah.

Nyonya Sutedja sambil tersenyum melepaskannya, “Kalian masih muda, masih ada pekerjaan dan karir yang harus dikerjakan. Tunggu kalian sudah seusiaku, baru cocok dengan kehidupan lambat di Farplane. Pergilah, bekerja dengan tenang, tidak lama lagi, kita sudah bisa bertemu lagi.”

“bibi, kapan kamu ke kota A, harus memberitahu aku, aku masih ingin belajar memasak sup ikan denganmu.” Clara penuh senyuman mengatakannya.

Rudy berdiri di samping, tersenyum lembut. Dalam hati berpikir: gadis kecil ini sungguh berani mengatakannya, belajar membuat sup? Dia tidak membakar dapur baru aneh.

……

Setelah kembali ke kota A, dua orang mulai kesibukan masing-masing.

Clara langsung terbang ke kota D, mempersiapkan tur konser kedua.

Rudy tetap sangat sibuk sekali, mulai dari tunangan, sampai pernikahan, lalu bulan madu semua itu membutuhkan waktu, asistennya Johan secara intensif sedang mengatur jadwalnya, berusaha keras mengatur jadwal sebanyak mungkin.

Setelah rapat rutin, Rudy berjalan keluar dari ruang rapat, tangan kiri memegang sebuah dokumen, sambil berjalan, sambil berpesan sesuatu pada Raymond.

Asisten Johan datang dari depan, dengan hormat berkata: “Presdir Sutedja, orang dari perusahaan penyelenggara pernikahan datang, mengaturnya di ruang tamu kecil untuk menunggumu.”

“Eng.” Rudy mengangguk pelan, berjalan memasuki ruang tamu kecil. Raymond adalah orang yang di mana ada keramaian dia juga akan ikut ke sana, langsung mengikutinya masuk.

Perusahaan penyelenggara pernikahan datang dua orang, satu adalah direktur perencanaan perusahaan penyelenggara pernikahan, pria berusia tiga puluh tahun lebih, penampilan masih termasuk rapi, mengenakan setelan jas yang pas di badan, satu lagi wanita berusia dua puluh lima atau dua puluh enam tahun, parasnya cantik, asisten direktur.

Dalam industri penyelenggara pernikahan paling memperhatikan penampilan, pada umumnya karyawan lebih berpenampilan baik.

Dua orang melihat Rudy masuk, segera berdiri, lalu menyapa dengan sopan dan hormat.

Rudy duduk di posisinya, mata yang dingin melirik mereka sejenak, “Duduk.”

Kedua orang dari perusahaan penyelenggara pernikahan baru duduk lagi, direktur itu masih termasuk bisa tenang, tetapi, asistennya terus menatap Rudy, hampir saja meneteskan air liur.

Tuan muda keempat Sutedja selalu rendah hati, tidak pernah terekspos ke hadapan media. Jadi, selain keluarga teman dan petinggi di perusahaan, sangat jarang ada orang yang bertemu dengannya. Mungkin orang dari perusahaan penyelenggara pernikahan juga tidak menyangka kalau tuan muda keempat Sutedja begitu muda dan tampan.

“Mulai saja, kalian memiliki waktu setengah jam.” Rudy mengangkat lengan, melihat sekilas jam tangan baja di pergelangan tangannya.

Presdir Sutedja bertemu klien, paling banyak juga hanya memberi waktu dua puluh menit bagi pihak itu, bisa dilihat betapa pentingnya pernikahan ini.

Direktur tanpa ketahuan mengulurkan satu kaki, menendang asisten yang ada di sebelahnya, akhirnya asisten menyadarinya, dari dalam tas mengeluarkan setumpuk dokumen tebal.

Direktur secara pribadi memberikan dokumen ke hadapan Rudy, ada desain model cincin pernikahan dan gaun pengantin, ada berbagai macam rencana upacara pernikahan, gaya barat dan gaya China semuanya ada, masih ada data brosur untuk foto pernikahan dari studio terkenal, serta rekomendasi tempat suci perjalanan bulan madu.

Rudy selembar demi selembar membalik data, sangat serius melihatnya, direktur dari perusahaan penyelenggara pernikahan itu terus berdiri di samping menjelaskannya.

Tiga puluh menit, Rudy juga sudah lumayan melihat informasi dasarnya. Cincin pernikahan dan upacara pelamaran dia bisa memutuskannya, mengenai gaun pengantin dan upacara pernikahan, serta bulan madu, harus pengantin puas baru bisa.

“Setelah aku dan istriku mendiskusikannya akan memberi kalian jawaban, sudah merepotkan.” Rudy mengangkat gelas kopi yang ada di samping tangannya, ini artinya mengantar tamu.

Direktur dan asistennya berdiri, berkata dengan sungkan: “Presdir Sutedja terlalu sungkan, bisa melayanimu adalah kehormatan bagi kami.”

Kemudian, sekretaris membawa mereka berdua jalan keluar.

Sekretaris melihat mereka masuk ke dalam lift, pintu lift tertutup, asisten wanita sangat bersemangat dan hampir saja melompat: Tuan muda keempat Sutedja sangat tampan sekali, benar-benar terlalu tampan! Terutama tampang dia yang fokus melihat katalog, sungguh terlalu mempesona sekali.”

“Tidak peduli betapa mempesona juga tidak ada hubungan denganmu, fokus pada pekerjaanmu. Clara adalah artis terkenal saat ini, juga menikah dengan Presdir Sutedja Group, kalau pernikahan ini dilakukan dengan baik, merupakan promosi yang sangat bagus buat perusahaan kita. Jika sampai berantakan, maka kita siap-siap dipecat dari perusahaan.”

“Oh.” Asisten wanita menyingkirkan perasaannya, mengangguk dengan patuh. Diam-diam berpikir: Clara sungguh beruntung sekali.

……

Saat ini, di dalam ruang tamu.

Raymond penuh minat membolak-balik katalog itu."Gaun pengantin dan upacara pernikahan tunggu Clara pilih sudah bisa, perjalanan bulan madu lebih tidak perlu terburu-buru lagi. Tugas penting sekarang adalah memilih cincin pernikahan dan lamaran."

Jika lamaran tidak berhasil, tidak peduli seberapa bagus pengaturan selanjutnya juga sia-sia.

Rudy mengambil satu buku katalog dari setumpuk katalog model cincin pernikahan dan dilemparkan padanya, salah satu halaman sudah dilipat, jelas sekali model ini beruntung sekali karena sudah dipilih oleh tuan muda keempat Sutedja.

Merek terkenal dan mewah Chaumet Josephine seri mahkota penobatan, cincin berlian mahkota, berlian utama 5,20 karat, tidak kecil, tapi juga tidak terlalu berlebihan, masih termasuk layak dengan identitas tuan muda keempat Sutedja.

Yang paling penting model cincin ini memiliki makna yang sangat bagus, Mahkota Cinta, mendengarnya saja sudah merasa cukup romantis.

“Kamu berencana bagaimana mengatur upacara lamaran?” Raymond bertanya.

“Pilih lokasi pantai, suruh Hotel Xinghai mulai lakukan persiapan. Clara suka turun salju, suruh mereka siapkan beberapa mesin pembuat salju.” Rudy berpesan.

“Begini saja?” Raymond bertanya.

“Kalau tidak?” Rudy mengangkat alis sambil melihatnya.

Raymond mendekat, mulai memberi saran. “Upacara lamaranmu ini terlalu formal, tidak ada kejutan sedikit pun.”

“Kamu ada saran bagus apa?” Rudy bertanya.

“Aku bantu kamu siapkan satu setel pakaian doraemon, tiba saat itu kamu memakainya, dijamin Clara pasti akan menyukainya.” Raymond penuh semangat mengatakannya.

Rudy mengatupkan bibir tipisnya, wajah penuh rasa tidak percaya sambil menatapnya.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu