Suami Misterius - Bab 343 Rudy Datang

“Wakil walikota Santoso, nenek Santoso, di rumahku masih ada sedikit urusan, pulang dulu ya.” Seorang nyonya pemimpin di provinsi berdiri duluan, Clara dengan ramah mengantarnya.

Orang-orang yang ada di sana hampir semua pintar membaca situasi, kemudian, perlahan semua mulai berpamitan.

Menunggu para tamu pulang semua, raut wajah Yanto semakin buruk lagi. Dia merasa dia sungguh sudah dipermalukan sekali.

Yanto melirik wajah Wini yang sudah menangis tersedu-sedu, lalu melihat ke arah para tamu tak diundang itu dengan dingin.

“ Wini adalah kerabat jauh ibuku, termasuk adik sepupuku. Saat ini tinggal sementara di rumahku. Kalian mencari dia ada masalah apa?”

Nyonya itu mendadak mengeluarkan sebuah akta nikah berwarna merah, dan membukanya, foto yang ditempel di atas akta nikah, adalah Wini dan seorang pria asing.

Nyonya menunjuk foto sambil mengatakan: “ Wini adalah menantuku, aku mau membawa dia pulang.”

“Darmo sudah meninggal, sekarang aku sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan keluarga kalian, bebas dalam menikah.” Wini bergegas mengatakannya.

“Kamu masih berani mengatakannya! Bagaimana putraku bisa meninggal, apakah kamu tidak jelas!” Nyonya itu mengulurkan tangan sambil menunjuk Wini dan memarahinya. “Dasar kamu jalang yang tidak tahu malu, “Kamu jalang yang tidak tahu malu ini dulu melihat keluarga kami memiliki uang, berusaha keras menggoda putraku, pada saat itu putraku sudah memiliki istri, mantan istrinya hampir mati karena kamu. Kamu hamil dan datang mencari, putraku tidak berdaya, hanya bisa bercerai dan menikahimu.

Akhirnya, bisnis papanya gagal, kamu langsung menggugurkan kandungan dan minta bercerai. Kami tidak setuju, kamu langsung mulai tidak patuh, lalu menggoda pria lain lagi, tertangkap basah oleh putraku di atas ranjang bersama pria lain.”

Nyonya sambil bicara, sambil menangis dan berteriak, “Putraku ketika berdebat dengan pria pezina itu, didorong jatuh dari tangga, jatuh hingga terkena bagian kepala, dan meninggal. Putraku yang malang, dicelakai oleh kamu hingga begitu tragis.”

“Aku tidak ada, Darmo yang salah paham. Jika aku bersalah, polisi juga tidak akan melepaskanku.” Wini tergesa-gesa menjelaskan, terus menatap Yanto dengan tatapan menyedihkan, tapi malah melihat raut wajahnya semakin buruk.

“Trik wanita penggodamu itu, tidak tahu bagaimana memikat orang. Pria pezina itu telah mengambil semua tanggung jawab, dirinya dijatuhi hukuman mati.” Nyonya berkata sambil menyindir.

“Ma, tidak peduli bagaimana aku menjelaskannya, kamu juga tidak bersedia mempercayaiku.” Wini menangis hingga sangat kasihan dan tidak berdaya, berjalan mendekat untuk mencari perlindungan dari Yanto, tidak berdaya, Rina menghadang di hadapannya.

“Adik sepupu, karena diantara kamu dan bibi ini ada salah paham, lebih baik pulang untuk menjelaskannya. Bagaimanapun juga menantu dan mertua, walau suamimu sudah meninggal, tetapi hubungan dengan keluarga mertua juga jangan dihilangkan tanpa tersisa.”

Yunita menggandeng lengan Wini, tanpa jejak mendorongnya ke nyonya itu.

Nyonya langsung menangkap Wini, takut dia terlepas lagi. “ Wini, kamu jangan berharap bisa terus bersembunyi dalam keluarga kaya ini. Jika tahu diri cepat keluarkan dua properti rumah dan tabungan yang diberikan putraku padamu waktu itu, kalau tidak, jangan salahkan aku tidak ada habisnya berurusan denganmu!”

“Properti rumah apa, aku tidak tahu, kalian jangan memfitnahku.” Wini menangis sambil memberontak, nyonya itu bergegas memanggil kakak perempuan suaminya dan kakak iparnya sendiri, bersama-sama menekan Wini.

“Kamu yang tidak ada hati nurani, putraku sudah meninggal, keluargaku sudah bangkrut, kehidupan sehari-hari juga sudah sulit dijalani, kamu masih membawa pergi semua properti yang tersisa. Aku sekeluarga sudah sulit untuk bertahan hidup, jika kamu tidak menyerahkan semua ini, aku akan mempertaruhkan nyawa melawanmu!” Nyonya itu menarik rambut Wini sambil berteriak.

Wini terlihat sangat lemah sekali, bahkan tenaga untuk melawan saja tidak ada, menangis terisak-isak, sambil berteriak: “Yanto, kakak sepupu, kamu cepat bantu aku, aku sungguh bukan orang yang seperti mereka katakan.”

Yanto sedikit tidak tahan melihatnya, maju ke depan menarik Wini, melindunginya dan berkata: “Semua ini hanya kata-kata sepihak dari kalian saja. Walau yang kalian katakan benar, juga seharusnya memanggil pengacara ke sini, kalian membawanya pergi begitu saja, ini termasuk penahanan ilegal.”

“Kami tidak peduli dengan apa itu hukum, pria seranjangnya begitu banyak, kali ini melepaskannya, maka lain kali jangan berharap bisa menangkapnya. Bukankah kamu wakil walikota? Jika ada kemampuan maka tangkap kami semua saja!”

Begitu nyonya itu berteriak, orang lain langsung maju ke arah Yanto.

“Wakil walikota? Sungguh pejabat besar, menjadi pejabat sudah bisa bersikap tidak masuk akal!”

“Kakak sepupu apakah bisa begitu melindungi wanita penggoda ini, delapan puluh persen pasangan satu ranjangnya lagi.”

“ Wini kali ini sudah lebih berkemampuan, dulu hanya menggoda pria desa, sekarang bahkan mendapatkan seorang pejabat tinggi.”

“Bukankah pejabat tinggi ini memiliki istri?”

“Kalian tidak tahu trik Wini, aku dengar dari Bang Jek pemilik toko kelontong mengatakan, dia pernah meniduri Wini, gaya dan tekniknya saat di atas ranjang, rasanya itu, seumur hidup sulit untuk dilupakan….”

Semua orang ini satu orang berkata satu kalimat, membuat Yanto marah hingga seluruh badan gemetar.

“Kalian, kalian semua, aku tidak memiliki dendam dengan kalian, kalian memfitnahku seperti itu, aku tidak ingin hidup lagi!” Wini mulai membuat keributan ingin mati, kepala langsung mau ditabrakkan ke dinding.

Yanto tergesa-gesa pergi menghentikan, yang lainnya tergesa-gesa mau pergi merebut orang, dalam sekejap penuh kekacauan.

Para pembantu keluarga Santoso berkelahi dengan orang-orang itu, aula lantai satu dalam sekejap menjadi medan pertempuran. Awalnya Clara tidak ingin ikut campur, tidak berdaya tempat kejadian terlalu kacau, dia melihat seorang pria sudah hampir bergegas ke tubuh Wulan, bergegas mengulurkan tangan melindungi Wulan.

Akhirnya, beberapa orang bersama berantem kemari, Clara sangat gesit langsung mendorong Wulan pergi, dirinya sendiri malah terjatuh ke lantai, kening tepat langsung menabrak ke sudut, menjadi memar besar.

Clara mengulurkan tangan menutup keningnya, hanya merasa pusing dan berkunang-kunang.

Kemudian, kekacauan berhasil dikendalikan, dalam situasi seperti ini, Yanto hanya bisa mengalah, membiarkan mereka membawa pergi Wini. kalau tidak, terus berkelahi, orang-orang itu mengeluarkan tenaga kuat, tidak ada batasnya, jika sampai melukai orang, membuat masalah ribut hingga heboh, yang merasa malu hanya Yanto saja.

Apalagi, tidak ada rahasia yang tidak ketahuan, jika terus berada dalam kondisi seperti ini, seandainya hubungan gelap antara dia dan Wini terungkap, maka itu bukan semudah hanya rasa malu lagi.

Di depan pintu, Wini diseret orang-orang itu berjalan keluar, dan mobil Rudy kebetulan melaju masuk.

Begitu Rudy masuk, kebetulan melihat Clara setengah terduduk di atas lantai, tangan memegang kening.

Begitu mata hitamya jadi dingin, dengan langkah cepat berjalan ke arah Clara, langsung menggendong dia dari lantai.

Clara masuk ke dalam pelukannya yang hangat, sedikit mengangkat dagu, yang masuk dalam pandangan adalah kontur wajahnya yang mendalam. “Rudy, kamu sudah datang.”

“Eng.” Rudy menjawab sepatah, menggendongnya, melangkah melewati kekacauan yang berantakan, langkah kaki stabil dan mantap berjalan ke arah pintu.

Dan fokus Yanto yang terus berada pada Wini serta menghadapi orang-orang itu, saat ini baru memperhatikan kalau Clara terluka, segera mendekat ke sini.

“Tuan muda keempat Sutedja, kamu ke sini kenapa tidak memberitahu terlebih dahulu, sudah tidak sopan menyambutmu.” Yanto mengejar langkah Rudy, terburu-buru ingin menjelaskan, “Tuan muda keempat Sutedja, kamu dengarkan aku…….”

Tiba-tiba Rudy menghentikan langkah kaki, mata sangat dingin menatapnya, “Wakil walikota Santoso ada kata apa yang lebih penting dibandingkan aku mengantar Clara ke rumah sakit?”

Yanto tertegun sejenak, wajah penuh rasa canggung dan terkaku di tempat.

“Jika tidak ada, mohon jangan menghalangi jalan.” Rudy berjalan lewat samping badannya, langsung menggendong Clara masuk ke dalam mobil Mercedes hitam.

Mobil sangat cepat melaju keluar dari jangkauan vila keluarga Santoso.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu