Suami Misterius - Bab 464 Menangkap Perselingkuhan

Risma tentu saja tidak mengetahui niat Nalan Qi, dia mengambil sendok dan garpunya, menunduk kepalanya untuk memotong steak di hadapannya, lalu makan beberapa potongan foie gras dan kaviar.

“Rasa kaviar ini lumayan bagus, kamu suruh orang restoran bungkus sedikit untukku.” Risma memerintah dengan nada wajar.

Nalan Qi tersenyum dan mengangguk, lalu menjawab :”Kaviar ini di bawa dari Hokkaido lewat angkutan udara, sangat segar. Seingat aku paman Mirah juga

menyukai ini, aku sudah pesan orang restoran bungkus 2 porsi. Anggur di hotel ini juga lumayan bagus, aku suruh mereka tinggalkan satu botol anggur romai tahun 05, kamu sekalian bawa pulang saja.”

Nalan Qi selesai berkata, mengulurkan tangan untuk mengambil botol anggur, lalu menuangkan setengah gelas anggurnya untuk Risma . “Aku suruh mereka buka satu botol botol Lafite tahun 92, kebetulan sekali, tahun anggur ini tepat pada tahun kelahiran kamu. Kamu selalu ahli sama anggur kan, ayo coba.”

Risma memang lebih tertarik dengan anggur yang mahal, dia mengulurkan tangannya untuk memegang pada kaki gelas anggurnya, dia sedikit menggerakkan gelasnya dengan gaya yang sangat profesional, lalu letak di ujung hidung untuk menciumnya.

“Ehh, lumayan bagus. Hebat juga kamu.” Risma meneguk sedikit anggurnya.

Nalan Qi tersenyum sekilas, lalu menghela nafas lega. Risma adalah nona di keluarga Mirah yang paling berkuasa dalam industri pakaian, sudah terlahir dalam keluarga yang mulia, barang yang dapat menarik perhatiannya sangat sedikit.

Dia berusaha susah payah, menaksir dirinya dalam waktu yang begitu lama, namun sikap Risma terhadap dirinya tetap saja sangat cuek.

Seandainya bukan karena keluarga Nalan sedang membutuhkan sebuah pernikahan yang dapat membantu bisnisnya, dia tentu saja sangat malas melayani nona besar ini.

“Yang penting kamu suka. Asalkan kamu senang, biarpun menyuruh aku pergi mati, aku juga rela melakukannya.” Nalan Qi tersenyum lembut, sambil mengutarakan kata-kata yang manis.

Namun Risma yang sudah terbiasa dengan pujaan para orang kaya, sehingga juga telah bosan mendengar kata-kata seperti ini, oleh sebab itu dia juga tidak merasa ada yang luar biasa dari kata-kata ini, dia sama sekali tidak merasa terharu dengannya.

“Sudahlah, kalian para lelaki kalau saat menaksir wanita, janjinya setinggi langit, bagaikan akan meraih bintang dan bulan, tetapi pada kenyataannya, tidak banyak yang benaran tulus. Kalau kamu benaran mencintaiku, kamu sekarang langsung lompat dari balkon ini, aku pasti langsung menikah denganmu.”

Risma berkata dengan nada angkuh.

Nalan Qi selesai mendengarnya, selain merasa canggung, dia merasa tangannya juga mulai berkeringat. Kamar yang mereka berada pada saat ini tepat pada lantai dua belas di hotel, kalau dia melompat dari balkon, nyawanya pasti hilang ketika, jadi hantu yang akan menikah dengannya ya.

Risma melihat Nalan Qi yang tidak berbicara, langsung tersenyum dengan nada sindiran. Dia tentu saja tahu Nalan Qi tidak ada keberanian seperti ini. Lelaki yang pernah menaksir dirinya, tidak ada yang mempunyai keberanian seperti ini.

Akan tetapi, pada sebelumnya, ketika Ahyon ingin putus dengan Hyesang, dan Hyesang tidak menyetujuinya, wanita itu bahkan suruh Hyesang lompat dari apartemen yang bertingkat belasan itu. Namun Hyesang tetap ingin menurutinya untuk melompat dari sana tanpa keraguan apapun.

Dibandingkan dengan Hyesang, lelaki sejenis Nalan Qi hanya sekedar pengecut saja. Risma sama sekali tidak pernah tertarik dengannya.

Dia mengambil serbet sutera di meja makan dan menyeka bibirnya, lalu melemparnya dengan sembarangan ke atas meja, dan akhirnya berdiri. “Sudah selesai makan, aku juga harus pulang dulu. Kamu suruh pelayan antarkan kaviar yang sudah dibungkus.”

Nalan Qi mendengar bahwa Risma akan pulang, buru-buru ikut berdiri, lalu menghampirinya dan berkata dengan nada yang lembut, “Jangan buru-buru mau pergi, pemandangan di sini sangat indah. Kamu temani aku lihat laut dulu di sini, sebentar lagi sudah malam, bulan akan terbit di atas laut, pemandangan akan lebih menjadi lebih indah lagi.”

“Kamu lihat saja sendiri, aku tidak ada selera.” Risma melemparkan kalimat ini dengan kesan tidak sabar, lalu berbalik badan untuk keluar dari balkon.

Nalan Qi langsung mengejar menghampirinya, dan menahan Risma di ruang tamu. Tangannya langsung melingkar pada pinggang Risma , lalu sedikit menariknya, akhirnya langsung menimpa Risma ke atas sofa.

“Sudah datang juga, temani aku sebentar. Risma , kamu tidak tahu betapa rindunya aku sama dirimu.” Nalan Qi sambil berbicara, tangannya sambil bergerak dengan tidak sopan, dan mulai meraba sembarangan pada tubuh Risma .

Wajah Risma sudah merona kemerahan, dia melotot matanya, lalu memaki Nalan Qi dengan nada amarah.”Nalan Qi, buat apa kamu ! Pergi kamu, awas ya kamu, kalau berani sentuh aku lagi, aku pasti memotong tanganmu.”

Nalan Qi adalah lelaki yang penuh pengalaman asmara, mana mungkin juga terancam oleh seorang gadis kecil. Tangannya tetap saja meraba sembarangan pada wajah Risma .

“Tanganku ini banyak gunanya, kamu tega memotong ya.” Tangan Nalan Qi dengan lincahnya membuka baju Risma , sambil menunduk kepala untuk menciumnya.

Risma terus memberontak dan mengalihkan kepalanya, berusaha menghindari ciumannya ini dan sambil menendang dan memukul pada badannya.

“Nalan Qi, kalau kamu berani menyentuhku, kamu jamin hasilmu pasti sangat mematikan !” Risma memaki dengan nada yang tegas dan kejam.

Akan tetapi, Nalan Qi sama sekali tidak mempedulikannya. Dia telah banyak berpengalaman terhadap wanita, di dalamnya ada juga wanita yang suka berlagak angkuh, namun setelah dipaksa oleh dirinya dan tidur beberapa kali saja dengannya, mereka tetap akan menjadi penurut, dan akan setia sampai mati terhadap dirinya.

“Kalau aku mati siapa yang akan menikahimu.” Nalan Qi tetap menjawab dengan ekspresi santai, “Jangan tegang. Pada saat kamu pacaran sama Hyesang, kalian pasti juga pernah tidur bersama kan. Kamu tenang saja, aku jauh lebih hebat dibanding dirinya.”

Ketika mengungkit Hyesang, mata Risma mulai menjadi merah. Tidak tahu juga dari mana tenaganya, tiba-tiba dia mengangkat kaki dan menendang ke arah kedua paha Nalan Qi, membuat Nalan Qi kesakitan dan tidak sanggup menegapkan tubuhnya, Risma mengambil kesempatan ini untuk mendorong jauh tubuh Nalan Qi, tidak lupa juga menendangnya dengan sekuat tenaga untuk melampiaskan emosinya.

“Kamu hanya lelaki apaan, tidak cerminkan dulu dirimu sendiri. Kamu tidak pantas untuk berbanding sama Hyesang, bahkan menjadi pembantu abang Hyesang saja kamu juga tidak pantas !”

Risma selesai memaki, berbalik badan dan buru-buru berlarian ke arah pintu. Dia bukannya tidak takut juga, seandainya saat Nalan Qi mereda dari kesakitannya, dan mengulangi lagi aksinya dengan cara memaksa, dirinya sama sekali tidak ada daya untuk melawannya.

Risma berlarian dengan nafas yang terengah-engah, lalu mengulurkan tangannya untuk membuka pintu kamar, ketika dia baru saja ingin keluar, langsung bertemu dengan dua orang di depan pintu, dua orang wanita ini, satu tua dan satunya lagi muda, gaya pakaiannya masih tergolong berkualitas.

Risma melihat mereka berdua sedang menghalangi di depan pintu, baru saja ingin menyuruh mereka pergi, alhasil, wanita muda itu tidak berkata apapun, langsung mengulurkan tangan dan menampar dengan kejam pada wajahnya..

Risma terhuyung-huyung ke belakang karena tamparan ini, hampir saja terjatuh ke lantai. Dia terus melotot dia orang ini dengan ekspresi penuh amarah.

“Kalian siapa ? Orang gila, memang benar orang gila, beraninya kamu menamparku, kalian tahu tidak aku siapa ! Kalian sudah bosan hidup ya !”

“Kami tentu saja tahu siapa kamu, dasar pelakor yang tidak tahu malu, beraninya menggoda abang iparku, aku pukul saja sampai mati !” Elaine selesai bicara, langsung beranjak ke depan dan ingin memukul orangnya lagi.

Rina dan Elaine sudah lama berkeliaran di depan pintu, baru saja ingin mendobrak pintunya, namun pintu sudah terlanjur terbuka, wanita jalang yang tidak tahu malu ini yang setor mukanya sendiri untuk ditampar, mereka tentu saja tidak akan memberi ampun.

Elaine menjambak rambut Risma , dan menampar lagi wajahnya dengan kuat. Risma sudah terbengong total karena tamparan ini, seandainya Nalan Qi tidak langsung datang untuk menghentikannya, kemungkinan besar wajahnya akan menjadi hancur karena terus ditampar.

“Elaine, hentikan tanganmu.” Nalan Qi buru-buru menghampiri kedua wanita itu, dan langsung mendorong Elaine dengan sekuatnya, lalu balik memeluk Risma ke dalam pelukannya.

“ Risma , Risma , kamu baik-baik saja ?” Nalan Qi bertanya dengan tampang sakit hati.

Risma sangat emosi, dia mengulur tangan dan mendorongnya, lalu membentak Nalan Qi dengan nada penuh amarah, “Nalan Qi, kamu sudah buta ya, tidak lihat ya wajahku sudah bengkak karena tamparan wanita ini, kamu malah tanya aku masih baik-baik atau tidak !”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu