Suami Misterius - Bab 480 Tolong Selamatkan Suamiku

Rudy menyetir sendiri, mobil melaju mulus di jalan menuju vila di Jalan Gatot Subroto.

Clara dengan santai berkata kepada Rudy: "Aku bertemu Ahyon hari ini, dia sekarang adalah desainer utama merek GR.”

Setelah mendengar itu, Rudy sama sekali tidak heran, nadanya datar, "Ahyon sangat berbakat dalam desain, selain itu, dia memang berasal dari Keluarga Mirah, tidak mengherankan bahwa dia bekerja di Perusahaan Mirah."

“Ahyon berasal dari rumah Mirah ?” Clara sangat terkejut. “Dia adalah anak haram?”

"Bukan." Mata Rudy terfokus pada jalan di depan, berkata dengan nada santai: "Ibu Ahyon baru tahu dirinya hamil setelah perceraian. Ahyon mengikuti nama keluarga pihak ayah angkatnya. Dia memiliki seorang adik laki-laki kembar, saat ini adiknya menjabat sebagai wakil presiden eksekutif Perusahaan Mirah, pewaris perusahaan di masa mendatang."

Clara menghelakan nafas dengan emosional setelah mendengar itu. Kota A sangat besar, tapi keliling ke mana pun masih saja berada di lingkaran orang-orang dari empat keluarga besar.

"Pagi tadi Sus Rani membawa Wilson ke kastil nakal untuk bermain, dia mungkin tidak sempat memasak makan siang, bagaimana kalau Direktur Rudy yang masak? Aku ingin makan iga babi masakanmu." Kepala Clara mengulur ke bahu Rudy dan menggosoknya dengan lembut, penuh kemanjaan.

Rudy mengemudi dengan sangat stabil, dia menoleh dan melihatnya sekilas, berkata sambil tersenyum, "Oke."

Namun, begitu kata-katanya terucap, sebuah van putih-perak tiba-tiba melaju keluar dari persimpangan dan bergegas menuju mobil mereka, tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.

Respons Rudy sangat cepat, ia segera memutar setir, berusaha menghindari mobil yang bergegas kemari. Namun, van itu tampaknya tidak mau berhenti jika tidak berhasil menabrak mereka, pengemudi van itu juga memutar setir, mempercepat kelajuan mobilnya.

Melihat bahwa tidak ada cara untuk menghindarinya, Rudy membuat keputusan dalam waktu singkat, memutar setir untuk membalikkan badan mobil, menggunakan bagian belakang mobil untuk menahan tabrakan pihak seberang. Setelah itu, ia dengan cepat melepaskan ikatan sabuk pengaman dan menyerbu ke arah Clara, melindunginya erat di dalam pelukan.

Clara belum tanggap terhadap apa yang sedang terjadi, hanya terdengar suara tabrakan yang memekakkan telinga, tubuh mobil bergoyang hebat, otaknya pusing dan kosong sejenak, pandangan berangsur-angsur menjadi kabur.

Ketika kesadarannya pulih kembali, mobil mereka telah cacat akibat tabrakan, terbaring di tengah jalan.

Clara masih terlindung ketat di dalam pelukan Rudy, dia mencium bau darah amis yang tersebar di dalam ruangan mobil yang kecil.

“Rudy, Rudy!” Clara dengan panik mengulurkan tangan untuk mendorong pria yang bertindih di atas tubuhnya, tetapi pria tidak memberi respons apa pun.

Clara ketakutan hingga wajah memucat. Kedua tangannya menopang wajah Rudy sambil meneriakkan nama Rudy dengan diiringi tangisan. Namun, Rudy kembali menindih tubuhnya dengan mata terpejam, kelihatan tak bernyawa.

Clara terperangkap di tempat, sama sekali tidak bisa bergerak. Dia hanya bisa memukul-pukul jendela tanpa henti. "Tolong, tolong, tolong selamatkan suamiku!"

Pada saat ini, ada orang yang mengelilingi mobil, ada yang menelepon ambulans, ada yang mencoba untuk membuka pintu mobil. Namun, pintu tertabrak hingga cacat, kunci mobil menjadi ketat, tidak bisa dibuka sama sekali.

Clara terperangkap di dalam mobil. Dia memeluk Rudy yang tidak sadarkan diri, kepasrahan serta ketakutan menjalar seiring berjalannya waktu.

Entah berlalu berapa lama, tim pemadam api tiba, pintu ditanggali mereka, barulah Clara dan Rudy terlepas dari perangkap mobil.

Selanjutnya, dia dan Rudy dibawa ke ambulans.

Rudy berbaring telentang di mobil, tidak sadarkan diri. Clara mengawasinya di samping, memegang erat-erat tangannya dan tidak melepaskannya sekali pun.

Ambulans tiba di rumah sakit dengan sirene berbunyi sepanjang jalan, Rudy dipindahkan dengan cepat ke ranjang beroda oleh staf medis. Para dokter dan perawat mendorong ranjang, dengan cepat mendorongnya ke ruang gawat darurat.

Tangan Clara masih menggenggam tangan Rudy dengan erat, ikut berlari ke depan. Di depan ruang gawat darurat, dia dihentikan oleh perawat.

"Anggota keluarga harap menunggu di luar." kata perawat kepadanya.

Kemudian, dia terpaksa untuk melepaskan tangan, menyaksikan Rudy yang tidak sadar didorong masuk tanpa bisa berbuat apa-apa. Pintu ruang gawat darurat di depan matanya ditutup, lampu di atas pintu menyala.

Clara berdiri tegang di depan pintu, tidak bergerak, kedua tangan tergantung kaku di kedua sisi tubuh, jantung seakan-akan digali hingga kosong.

Benaknya berulang kali muncul adegan di mana van itu menabrak mereka. Van putih perak itu seharusnya menabrak sisi tempat ia duduk, tapi Rudy secara paksa memutar arah mobil, juga melindungi dia dengan tubuhnya di saat menghadapi keadaan antara hidup dan mati.

Selanjutnya, Wakil Kepala Rumah Sakit, Kenzy bergegas kemari, melihat Clara berdiri terbengong-bengong di depan pintu ruang gawat darurat, dia bertanya dengan tergesa-gesa: "Bagaimana kondisi Rudy?"

Clara menatapnya dengan tatapan kosong, bagai orang yang kehilangan akal, tidak bisa berkata-kata.

Kenzy tahu bahwa bertanya padanya hanyalah aksi sia-sia, dia langsung membuka pintu dan melangkah masuk ke ruang gawat darurat.

sKenzy tidak keluar setelah masuk. Kemudian, Nyonya Sutedja, Adisti, dan Ardian datang dengan tergesa-gesa.

Begitu Ardian turun dari pesawat, dia langsung mendapatkan kabar tentang Rudy yang mengalami kecelakaan mobil, dia langsung terpaku. Semenjak kecelakaan mobil yang dialami Bahron, dia selalu ketakutan ketika mendengar kata "kecelakaan mobil", sekarang Rudy malah mengalami kecelakaan mobil.

“Bagaimana dengan Rudy?” Ardian bertanya pada Clara sambil menarik lengannya.

Clara menatapnya dengan bengong, dia ketakutan hingga tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Dia yang sekarang tampak sangat malang, rambut bertebaran tak tertata, wajah pucat, pakaian berlumuran darah, lengan juga terluka, sekujur tubuh bergemetaran.

"Bagaimana mungkin dia tahu kondisi Rudy. Kamu jangan terlalu khawatir, semuanya akan menjadi jelas setelah dokter keluar." Nyonya Sutedja cukup tenang, menarik Ardian ke samping.

"Clara, jangan takut, Rudy akan baik-baik saja. Kamu juga terluka, obati lukamu terlebih dahulu." kata Nyonya Sutedja dengan prihatin.

Clara menggelengkan kepalanya dengan linglung, tetap berdiri terpaku di tempat.

Nyonya Sutedja tidak bisa membujuknya, hanya bisa menemaninya, menunggu di dekat pintu ruang gawat darurat.

Untungnya, tanpa menunggu terlalu lama, Kenzy keluar dari ruang gawat darurat.

Nyonya Sutedja dan Ardian baru saja melangkah maju untuk bertanya, Clara malah langsung menyerbu ke depan, menarik tangan Kenzy dengan erat.

"Dokter Kenzy, apakah Rudy baik-baik saja? Dia baik-baik saja, benarkan? Dia berjanji akan memasakkan iga babi untukku…..." Clara menangis seperti anak kecil.

Kenzy tampak tak berdaya, menenangkannya, "Hari ini kamu pasti tidak akan bisa makan iga babi lagi."

Setelah selesai berbicara, dia memandang Nyonya Sutedja dan Ardian, berkata: "Gegar otak sedang, yang lainnya hanyalah luka kulit, tidak ada yang serius. Cukup dirawat belasan hari untuk pulih."

“Baiklah, benar-benar membuat kami takut.” Nyonya Sutedja menghela nafas lega.

"Aku telah meminta perawat untuk mengosongkan bangsal VIP, kalian urus prosedur penerimaan pasien rawat inap terlebih dahulu." kata Kenzy.

Pada saat ini, Clara akhirnya pulih kembali, segera mengangguk dan berkata, "Aku akan mengurusnya, aku akan pergi mengurus prosedur rawat inap."

Dia memegang dokumen sambil berlari keluar dengan cepat. Bahkan tidak mendengar teriakan Kenzy padanya.

"Hei, kamu sebaiknya melakukan pemeriksaan juga, kalau ada cedera internal, akan mematikan jika tidak diobati tepat waktu." Kata Kenzy belum selesai, Clara sudah menghilang.

“Orang muda selalu tidak sabar.” Nyonya Sutedja menggelengkan kepala sambil mendesah, “Nanti aku akan membawanya untuk melakukan pemeriksaan.”

“Jangan tunda, ini bukan masalah sepele.” Kenzy mengingatkan.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu