Suami Misterius - Bab 832 Cinta Yang Tidak Diungkapkan

Rudy langsung beranjak ke depan dan memeluknya dengan erat.

Pada kali ini, Clara tidak memberontak, dia membiarkan Rudy terus memeluk dirinya. Mungkin saja karena suasana perpisahan ini terlalu menyedihkan.

“Tuan, sudah harus masuk pesawat.” Pengawal datang kemari untuk mengingatkannya, bagaimanapun waktunya memang sudah sangat mepet sekali.

“Iya.” Rudy menjawabnya, lalu perlahan-lahan menarik lengan sendiri dan melepaskan Clara.

Wajah Clara sedikit merah, dia menunduk kepalanya dan berkata dengan cemas :”Jaga diri sendiri, jangan lupa apa yang telah kamu janjikan padaku.”

Rudy pernah berjanji padanya bahwa dia akan menjaga keselamatan diri sendiri. Meskipun saat ini hubungan mereka terjadi masalah, namun Clara tetap saja berharap yang terbaik untuk Rudy.

“Aku tahu.” Rudy tersenyum menjawabnya, lalu menatapnya lagi dengan tatapan dalam, setelah itu baru melepaskannya dan berjalan ke arah gerbang penerbangan.

Clara memegang tangan sendiri, telapak tangannya masih menyisakan jejak kehangatan Rudy.

Clara berlari ke arah gerbang penerbangan, lalu menjerit dengan kuat, “Rudy !”

Langkah Rudy berhenti sejenak, namun dia tidak menoleh, malahan terus melangkah dengan penuh kenekatan, hanya saja seolah-olah setiap langkahnya menjadi semakin berat.

Clara menatap bayangan punggungnya yang hilang di gerbang penerbangan, dia tiba-tiba merasakan kehilangan.

Dia berbalik badan dan berlari ke arah jalan darurat, lalu menginjak tangga untuk naik ke lantai atas, akhirnya berdiri di rooftop bandara.

Setelah tiba di rooftop, Clara baru menyadari ternyata dirinya tidak bisa membedakan pesawat yang dinaiki oleh Rudy.

Clara hanya bisa mengangkat kepalanya dan menatap langit, lalu melihat pesawat yang terbang bergiliran ke atas langit dengan tatapan bengong.

Tiba-tiba salju kecil berjatuhan dari langit.

Salju pertama di musim dingin sedang bertebaran sana sini dan menutupi permukaan lantai, apabila melirik sekilas, seolah-olah langit dan bumi hanya menyisakan lapisan berwarna putih ini.

Clara juga tidak tahu seberapa lamanya dia berdiri di sini, setelah ponsel di saku bajunya berdering lagi, Clara baru sadar kembali.

Tangan Clara menjadi kaku karena kedinginan, dia memegang ponselnya, lalu sambil berbicara dan sambil berjalan turun tangga.

Lena menelepon dirinya dengan suaranya sangat riang.

“Hyesang rapat di sini, Ahyon juga ikutan datang. Dia sekarang sedang di rumahku, kamu juga kemari saja, kita sudah lama sekali tidak berkumpul.”

Clara tidak ada jadwal lainnya di hari ini, sehingga dia juga ikut meramaikan di rumah Lena.

Pada saat Clara membawa mobilnya dan tiba di rumah Lena, Lena dan Ahyon sedang mengobrol dengan senang di ruang tamu.

Clara masuk ke dalam rumahnya, badannya masih membawa udara sejuk, dia buru-buru melepaskan jaketnya dan menyerahkan kepada pembantu di rumah.

Pembantu menggantung jaket Clara, lalu membungkuk pinggang dan menyerahkan sepasang sendal untuknya.

Clara mengenakan sendal baru dan masuk ke ruang tamu, lalu tersenyum dan bertanya :”Kalian senang sekali, sedang membahas apa ?”

“Lagi bahas dua ‘monster kecil’ di rumahku, sejak adanya mereka berdua, rumahku bising sekali pada setiap harinya, sampai otakku juga ikut pusing, makanya hanya bisa ikut Hyesang ke sini untuk lari dari kebisingan ini.”

Ahyon baru saja menjadi seorang ibu, sementara Lena adalah calon ibu, mereka berdua sedang membahas cerita ibu rumah tangga, pantas saja begitu senang.

Clara duduk di hadapan mereka berdua, Ahyon sangat teliti dan perhatian, meskipun wajah Clara telah tertutup dengan bedak yang tebal, namun Ahyon tetap saja menyadari kepucatan di wajahnya.

“Wajahmu pucat sekali, kurang tidur ya ?”

Clara dengan refleksnya mengelus pipi sendiri, lalu menggeleng kepala dan berkata :”Buru-buru mengantar Rudy ke bandara, bangunnya agak pagi, sekarang masih mengantuk lagi.”’

“Rudy pergi bertugas ya ?” Lena sangat kebingungan.

“Iya.” Clara mengangguk.

“Aneh sekali, suamimu pergi bertugas, tetapi malah tidak membawa suamiku, mereka berdua bukannya tidak pernah berpisah ya.” Lena berkata lagi.

“Kamu sudah mau melahirkan, tugas utama Raymond tentu saja harus meninggal di sini untuk menjagamu.” Clara melirik pada perut Lena, lalu tersenyum dan berkata.

“Menjaga aku ? Suster lebih ahli daripada dia. Dia juga tidak bisa mengeluarkan tenaga apapun.” Lena berkata dengan gaya malas dan santai, tangannya sedang mengelus ringan pada perutnya yang telah buncit.

Lena selalu memiliki kesadaran, sehingga dia tidak pernah menyusahkan Raymond.

Pada saat Raymond tidak berada di sisinya, dia tetap dapat hidup dengan santai dan bebas, inilah perbedaan yang paling besar antara dirinya dan Clara.

Bagaimanapun keluarga Sunarya adalah keluarga yang besar dan ramai, siapapun dapat mengacaukan hidup Clara dengan gampang, sehingga Clara sama sekali tidak pernah tenang. Sementara kehidupan Raymond dan Lena sangat sederhana, Lena tidak ada menantu yang perlu dilayani, dan juga tidak ada saudara saudari yang ikut campur hidupnya, sehingga Lena cenderung lebih bebas dan santai.

“Menurut aku, suamimu menyuruh suamiku tetap tinggal di sini, pastinya juga demi kamu.” Lena tiba-tiba menampakkan reaksi baru menyadari, lalu tersenyum dan lanjut berkata :”Keluarga Sunarya begitu besar dan banyak masalah, suamimu pasti khawatir kalau kamu akan diperhitungkan mereka lagi, makanya menyuruh Raymond menetap di sini, seandainya terjadi masalah, dia juga bisa langsung membantu.”

Clara hanya tersenyum saja setelah mendengarnya, dia merasa Lena hanya sekedar menghibur dirinya.

Lena sudah akan melahirkan, bisa saja Raymond sendiri yang mengajukan untuk menetap di sini.

Clara mengulur tangan dan mengambil sebuah jeruk dari keranjang, lalu mengupas dengan pemikiran bengong, setelah itu Lena lanjut berbicara lagi.

“Saat pamanmu terjadi kasus, suamimu bahkan menangkap penjahat dengan keadaan terluka, seandainya bukan Raymond yang bersikeras menahannya, dia bahkan mau masuk sendiri ke dalam pegunungan itu. Aku dengar dari Raymond, katanya saat itu luka suamimu lumayan berat, kawasan pegunungan itu bahkan tidak ada rumah sakit pangkat tiga, seandainya lukanya semakin sobek atau infeksi, sangat membahayakan sekali apabila tidak mengobati dengan cepat.”

“Kamu bilang apa ? Rudy yang menangkap Asisten Zhao itu ya ?” Clara bertanya dengan reaksi kaget, bahkan jeruk yang sudah terkelupas juga jatuh ke lantai.

“Iya.” Lena mengangguk, “Jangan-jangan suamimu tidak kasih tahu kamu ya ?”

Clara menggeleng kepala dan terdiam dalam seketika. Matanya langsung menjadi merah dan hampir saja menangis di tempat.

Dia selalu beranggapan bahwa Asisten Zhao ini bisa berhasil tertangkap dikarenakan bantuan Markal. Namun apabila dipikirkan pada saat ini, memang dirinya yang terlalu ceroboh. Asisten Zhao baru saja tertangkap, Rudy sudah langsung pulang dari pasukan, mana ada betulan seperti ini.

“Kelihatannya Rudy memang tidak mengatakan apapun padamu.” Ahyon tersenyum dan berkata, “Lelaki seperti ini juga jarang ada, diam-diam mengorbankan segalanya, namun malah tidak mau memberitahumu.”

“Aku selalu dengar keluhan dari Raymond, katanya kamu adalah titik kelemahan tuan muda Sunarya, katanya dia betapa baiknya terhadapmu. Kamu adalah istrinya, bukannya wajar sekali kalau dia baik terhadapmu. Dia tidak mungkin juga hanya sekedar baik terhadap Wilson dan tidak mementingkan istrinya sendiri.” Lena mencibir bibir dan berkata.

“Dia memang seorang ayah yang baik.” Clara tersenyum dan menyambung pembicaraan.

Lena mengangguk dengan kuat, lalu mengeluh lagi :”Pada saat Wilson terjadi kecelakaan, suamimu mengatur pekerjaannya dengan tanpa istirahat, setelah begadang untuk beberapa malam, dia baru bisa mempercepat jadwalnya dan kembali ke sini. Aku dengar dari Raymond, seandainya dia tidak menyerahkan tugasnya ke orang lain, mungkin saja beberapa polisi di wilayah perbatasan juga tidak akan berkorban dengan begitu saja.”

Hati Clara semakin sakit setelah mendengar kata-kata Lena.

Pada saat Rudy kembali dari wilayah perbatasan, dia juga menyadari wajahnya yang sangat kelelahan dan jejak urat darah yang berada di dalam matanya, hanya saja, saat itu dirinya terlalu mengkhawatirkan Wilson, sehingga mengabaikan kelelahan dan kepucatan pada wajah Rudy, setelah itu dia malah melampiaskan semua emosional dan rasa tidak tenang kepada Rudy.

Pada saat itu, Rudy pasti merasa sangat sedih, dan juga sangat sakit hati.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu