Suami Misterius - Bab 693 Tidur Dengan Sederhana

"Ya."

Clara mengangguk setuju, "Raymond dan Lena, mereka saling mencintai dengan heboh, bahkan putus juga putus dengan heboh, benar-benar sangat bagus.

Tidak seperti seseorang, suka menyimpan semua perkataannya di dalam hati, dan tidak pernah mengambil inisiatif. "

"Apakah aku tidak pernah mengambil inisiatif?"

Rudy mengangkat alisnya dan tersenyum lembut.

Clara tanpa sadar mengangguk, tetapi setelah dia memikirkannya, dia menggelengkan kepalanya lagi.

Siapa yang bilang Tuan Muda Rudy tidak mengambil inisiatif, dia selalu mengambil inisiatif.

Mobil melaju sampai ke apartemen Gatot Subroto, dan lampu-lampu di apartemen sudah dimatikan.

Di kamar anak-anak, Sus Rani sedang membaca cerita sebelum tidur untuk Wilson.

Ketika Rudy dan Clara melewati kamar anak-anak, mereka sengaja meringankan langkah kaki mereka, dan tidak mengganggu Wilson.

Mereka kembali ke kamar.

Clara pergi mandi, dan Rudy langsung pergi ke ruang belajar lagi.

Sebagian besar bisnis Sutedja Group telah diserahkan kepada manajer profesional, tetapi masih sisa beberapa pekerjaan serah terima, Rudy masih sibuk untuk mengurusnya.

Setelah Clara selesai mandi, dia mengemas barang-barangnya.

Hanya beberapa pakaian, kebutuhan sehari-hari, dan perhiasan berharga sudah memenuhi sebuah koper besar.

Ketika Rudy kembali ke kamar, Clara baru saja selesai mengemas barang-barangnya dan bersiap untuk tidur.

Rudy melirik koper di sudut dinding dan bertanya dengan lembut, "Hanya ini saja?"

"Ya."

Clara mengangguk, "Sus Rani akan mengemas barang-barang Wilson."

Rudy tersenyum dan berjalan ke arah Clara, kemudian secara alami mengulurkan tangan dan menggosok rambut Clara yang panjang dan setengah basah, "Aku kira wanita pindah rumah akan sangat repot."

"Apakah kamu tidak merasa bahwa aku jarang membuatmu khawatir?"

Kepala Clara menyandar di bahu Rudy, berkata sambil tersenyum.

Lengan Rudy melingkari pinggang Clara, memeluk Clara ke lutut untuk menciumnya.

"Rudy..." Clara berjuang, kemudian meraih telapak tangan Rudy yang tidak patuh, dia mengedipkan matanya dan menatap Rudy dengan nakal, "Presdir Rudy, aku sedang datang bulan, kita hanya bisa tidur secara sederhana di malam ini. "

Setelah Clara selesai berbicara, dia membebaskan diri dari tubuh Rudy dan langsung masuk ke dalam selimut di tempat tidur.

Rudy: "..."

Tiket pergi ke Kota Jing telah dipesan sebelumnya.

Penerbangan di siang hari, perjalanannya membutuhkan waktu dua setengah jam dan tiba di Bandara ibu kota tepat pada jam dua siang.

Mobil Keluarga Sunarya sudah menunggu di luar gerbang bandara, dan pengawal Bahron secara pribadi datang untuk menjemput mereka.

Keluarga Sunarya mengirim empat mobil jeep, namun koper Rudy dan Clara sangat sedikit, dua mobil jeep tidak digunakan sama sekali.

Mobil mengemudi di jalan datar, Wilson bersandar di dalam pelukan Clara, matanya setengah tertutup, kelihatannya sangat ngantuk.

Setelah kembali ke Keluarga Sunarya, Sus Rani langsung membawa Wilson kembali ke kamarnya.

"Apa yang terjadi dengan Wilson?"

nenek Sunarya bertanya dengan cemas.

"Wilson bermain-main di pesawat dengan semangat, begitu turun dari pesawat, dia langsung ngantuk sampai tidak bisa membuka matanya.

Aku meminta Sus Rani membawanya kembali ke kamar untuk tidur sebentar. "

Clara menjawab dengan tersenyum.

"Wilson adalah kesayangan nenek.

Begitu nenek tidak melihatnya, nenek akan sakit hati. "

Seorang wanita paruh baya berkata sambil tersenyum.

"Mulutmu manis sekali."

nenek Sunarya berkata sambil tersenyum.

Clara memperhatikan bahwa ada dua orang yang duduk di sofa satu sisi, seorang wanita cantik setengah baya dan seorang gadis berusia awal dua puluhan.

Penampilan keduanya sangat mirip, diperkirakan mereka adalah ibu dan anak.

"Clara, ini adalah bibi keduamu dan sepupumu Altria Sunarya, mereka pernah menghadiri pernikahanmu, tidak tahu apakah kamu masih mengingatnya."

nenek Sunarya meraih tangan Clara dan memperkenalkan kepadanya.

"Bibi kedua, Altria."

Clara tersenyum dan mengangguk dengan sopan.

Untuk wanita cantik setengah baya, Clara tidak memiliki kesan, bibi-bibi Keluarga Sunarya terlalu banyak, dia tidak bisa mengingat semuanya.

Tapi Altria Sunarya ini, dia masih memiliki beberapa kesan.

Pada hari dia dan Rudy menikah di rumah Keluarga Sunarya, Altria membawakan mereka gelas anggur.

Namun, gadis kecil ini sepertinya tidak terlalu baik padanya, pada saat itu, dia memberinya hadiah dan angpao, tetapi Altria bahkan tidak mengatakan sepatah kata pun.

Pada saat ini, juga karena di bawah isntruksi ibunya, Altria memanggil dengan canggung, "Kakak ipar."

Clara tentu saja tidak akan peduli padanya, meskipun Altria kelihatannya seusia dengannya, tetapi pada pandangan pertama dia melihatnya, dia sudah tahu bahwa Altria sejak kecil sudah dimanja oleh orang tuanya, Altria pemarah dan sama seperti anak kecil.

Clara memberi Altria hadiah yang sudah disiapkan, "Ini adalah hadiah untuk adik, juga bukan barang yang sangat berharga, semoga adik akan menyukainya."

Altria membuka kotak tersebut dan meliriknya, di dalamnya berisi kalung halus, berliannya kecil, tapi sangat elegan.

Altria hanya meliriknya, kemudian dia menutup kotaknya, dan melemparnya ke samping, tatapannya membawa penghinaan.

"Kamu ini, kakak ipar memberimu hadiah, mengapa kamu tidak mengucapkan terima kasih."

Nyonya Kedua Sunarya diam-diam mendorong putrinya.

"Terima kasih, kakak ipar."

Altria berkata dengan acuh tak acuh.

Clara juga tidak peduli, hadiah yang dia siapkan untuk kerabat Keluarga Sunarya hampir sama, dan tidak terlalu mahal.

Bagaimanapun juga, situasi keluarganya sangat jelas seperti itu, jika dia memberi hadiah yang terlalu mahal akan membuat orang merasa bahwa dia melakukan sesuatu di luar jangkauannya untuk mempertahankan wajah.

"Bu, kenapa Kak Su Loran masih belum datang?"

Altria bertanya kepada ibunya dengan nada mendesak.

Nyonya Kedua Sunarya tersenyum dan menepuk punggung tangan putrinya, " Su Loran sibuk di klub dansa, dia tidak seperti kamu yang tidak melakukan apa-apa sepanjang hari, kamu hanya tahu bermain saja."

"Bu, aku bukan sedang bermain, aku sedang belajar."

Altria berdebat dengan ibunya.

" Altria masih merupakan mahasiswa S2, usianya sekarang ini adalah usia yang suka bermain-main, kamu jangan terlalu tegas padanya."

nenek Sunarya tersenyum.

Dulu, Bahron tidak memiliki anak, nenek Sunarya melihat para junior ini seolah-olah sedang melihat cucunya sendiri, dan dia sangat memanjakan dan menyayangi mereka.

"Bibi Su dan Su Loran pasti akan datang sebelum makan malam."

nenek Sunarya berkata lagi.

Benar saja, saat makan malam, Keluarga Sunarya datang tamu lagi.

Mereka juga merupakan sepasang ibu dan anak, Nyonya Su terlihat lebih tua dari Nyonya Kedua Sunarya, tetapi dia pintar merawat kulitnya, dan juga pintar berpakaian.

Putrinya, Su Loran adalah seorang wanita dewasa berusia 26 tahun yang bekerja di klub dansa, penampilannya menengah ke atas, tetapi temperamen penarinya sangat luar biasa, dan dia tersenyum dengan sopan.

nenek Sunarya menarik tangan Clara dan memperkenalkan kepadanya, "Ini adalah Bibi Su dan ini adalah Su Loran."

Dan Clara baru tahu bahwa ternyata Keluarga Su dan Keluarga Sunarya memiliki persahabatan selama beberapa generasi.

Pada awalnya, Ayah Su Loran adalah sekretaris Tuan Besar Sunarya, kemudian Tuan Besar Sunarya mendukung tim yang salah dan dipersulit oleh orang-orang, Ayah Su Loran mengikutinya dengan tegas, tidak lama setelah kematian Tuan Besar Sunarya, Ayah Su Loran juga meninggal karena sakit.

Katanya, sebelum Su Loran pergi ke luar negeri untuk belajar, dia masih tinggal di Keluarga Sunarya, Su Loran bisa dianggap sebagai setengah dari Keluarga Sunarya.

Hubungan Su Loran dan Keluarga Sunarya sangat baik, Altria memanggilnya kakak, seolah-olah Su Loran adalah kakak kandungnya.

Orang-orang di Keluarga Sunarya sepertinya sudah terbiasa dengan hal tersebut, dan nenek Sunarya juga sangat baik terhadap Nyonya Su dan Su Loran.

Di ruang makan, semua orang telah duduk di meja makan.

nenek Sunarya dan Bahron duduk di posisi utama, Clara mengikuti Rudy duduk di sebelah Bahron, posisi duduk tersebut menunjukkan identitas tuan rumah.

Status Wilson paling tinggi, dia telah digendong oleh nenek Sunarya, apa yang Wilson ingin makan, pengasuh di rumah akan membawanya ke hadapannya.

nenek Sunarya begitu memanjakan anak, Clara benar-benar takut Wilson akan dimanja menjadi anak yang manja.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu