Suami Misterius - Bab 570 Alasan Telat

Ketika tidak ada jadwal kesibukan, Clara sangat suka berbaring di atas kasur saja.

Rudy keluar pada satu jam yang lalu, sebelum keluar, dengan biasanya akan mencium dirinya sampai sesak nafas.

“Rudy, menyebalkan, jangan mengganggu tidurku !”

Clara membalikkan badannya, tinju kecilnya memukul ringan pada dadanya.

Rudy baru saja selesai mandi, dia tidak memakai baju, bagian dadanya masih sedikit basah karena air.

“Tukang tidur, masih saja tidur.

Semalam begitu cepat tidurnya, pagi masih tidak mau bangun.”

Ujung hidung Rudy berdekatan mesra dengan ujung hidungnya.

Tangan Clara yang lembut melingkar di lehernya, dia sedikit memejamkan matanya yang baru bangun, tersenyum bagaikan rubah kecil yang licik.

Rudy mengelus ujung hidungnya dengan manja, “Sudah tahu aku akan keluar, masih menggodaku lagi, hmm ?”

Mereka telah lama tinggal bersama, Clara tentu saja sangat mengerti kebiasaan hidupnya.

Seandainya Rudy ingin buat bersamanya lagi, pasti tidak akan turun dari kasur, apabila dia mandi, tandanya sebentar lagi akan keluar.

Oleh sebab itu, kedua tangan Clara yang tidak bisa diam, sedang mengelus di atas dada Rudy dengan tanpa mengenal takut.

Akan tetapi, tiba-tiba Rudy malah menangkap tangannya, tatapannya semakin gairah.

“Clara, jangan-jangan kamu tidak tahu, kebiasaan juga bisa berubah, asalkan godaannya cukup besar.”

Bibir tipis Rudy melekat mesra pada telinganya, suaranya serak dan mesra.

Kata-kata dirinya baru selesai dilontarkan, langsung memeluk Clara dan berjatuhan ke atas kasur lagi.

Sinar matahari di pagi hari menembus masuk lewat jendela, jatuh pada dua bayangan yang sedang berpeluk mesra, seluruh kamar dipenuhi aura kehangatan dan kemesraan.

Rudy beranjak turun kasur, dengan refleksnya mengambil jam di atas laci kasur sambil melihat waktu.

Berangkat kerja pastinya juga sudah telat.

Clara membungkus tubuhnya dengan selimut dan berbaring di atas sofa, rambutnya yang hitam dan panjang, sedang terurai bagaikan alga.

Setelah kemesraan yang penuh kegairahan pada barusan, kedua pipinya merona merah, nafasnya telah terengah-engah.

“CEO Sutedja sudah telat masuk kerja ya ?”

Clara tersenyum bertanya, wajahnya penuh dengan ekspresi degil dan licik.

Rudy duduk di samping kasur, memakai kemeja di tubuhnya dengan lincah, lalu memakai jam tangan pada pergelangan tangannya.

“Rubah kecil, siapa yang membuat aku telat, hmm ?”

Rudy selesai bicara, lalu mengulurkan tangannya, dan menarik Clara ke dalam pelukan, berciuman dengan mesra.

Clara tertawa terbahak-bahak di dalam pelukannya, kedua kaki dan tangannya sedang memberontak, “Rudy, kamu jangan keterlaluan, bekas yang kamu buat beberapa hari lalu tidak mau memudar juga, aku besok masih ada jadwal kerja, bagaimana mau memakai gaun nampak bahu.”

“Tidak boleh pakai baju nampak bahu.”

Rudy tidak berekspresi, berkata dengan nada serius.

“Kenapa pula ?”

Clara tidak bisa terima dan membantahnya, tulang selangka pada bahunya sangat cantik, lagi pula, dia baru saja terima endosemen permata bermerek, saat menunjukan kalung pastinya harus memakai gaun nampak bahu.

“Kalau mau pakai, pakai saja di rumah, pakai untuk memperlihatkan padaku sendiri, hmm.”

Jari tangan Rudy mengelus pada wajahnya yang lembut dan mulus.

“Menyebalkan.”

Clara mengeluh sinis, dia menggerakkan pinggangnya, berusaha memberontak dari pelukannya.

Namun tangan Rudy yang melingkar di pinggangnya semakin erat, jari yang sedikit kasar sedang mengelus pada kulit tulang selangkanya, “Kalau tidak mau dengar, percaya tidak aku bisa membuat bekas ini tidak bisa pudar selamanya ?”

Clara dengan refleksnya menutupi bagian tulang selangka pada bahunya, lalu berkata dengan turut :”Percaya, mana berani tidak percaya.

CEO Sutedja, anda tidak mau berangkat kerja ya ?

Waktu anda begitu berharga, jangan menunda mencari uang, aku sama anakmu masih perlu dihidupi kamu.”

“Tenang, masih sanggup menghidupimu.”

Rudy mengecup pada bibirnya, lalu memakai celana dan turun dari kasur.

Clara langsung jatuh kembali ke kasur, dan sambung tidurnya.

Pagi buta sudah langsung diterkam sama CEO Sutedja, seluruh tubuhnya sangat lemas, sama sekali tidak ingin bangkit dari kasur.

Cuaca di luar jendela sangat cerah, Clara sambung dan tertidur nyenyak, sampai akhirnya, Sus Rani yang membangunkannya.

“Sebelum pergi, tuan pesan padaku untuk mengingatkan nyonya sarapan.”

Sus Rani berkata.

“Oh.”

Clara duduk dari kasur, selimut di tubuhnya hampir terjatuh.

Dai buru-buru menangkap selimut dan menutupi tubuhnya, baru saja kepikiran, dirinya masih telanjang bulat pada saat ini.

“Itu, Sus Rani, kamu keluar dulu saja, aku ganti baju dulu baru makan di bawah.”

Clara berkata dengan wajah merona merah.

Sus Rani tersenyum dan mengangguk, lalu berbalik badan dan berjalan keluar, sambil menutup pintunya.

Clara beranjak mandi, lalu mengganti pakaian santai, dan turun dari tangga dengan rambut terurai.

“Sus Rani, masak apa ?”

Clara tersenyum senang dan bertanya.

“Tuan suruh aku siapkan sarang burung, dan juga kue keladi ungu sama sup tomat.”

Pada saat Sus Rani sedang berbicara, sudah menuangkan keluar sarang burung, dan meletakkan ke atas meja.

“Kamu minum dulu sarang burung ini, aku panaskan dulu sup tomat.”

Sus Rani selesai bicara, masih belum masuk ke dapur, bel pintu telah berbunyi.

“Begitu pagi, siapa ya ?”

Sus Rani merasa penasaran.

“Mungkin pengantar paket, beberapa hari lalu aku pesankan buku anak-anak untuk Wilson lewat internet.”

Clara berkata.

Sus Rani berjalan ke gerbang pintu untuk membuka pintu, setelah pintunya terbuka, di luar pintu bukan pengantar paket, malahan seorang wanita asing yang cantik.

“Maaf, mau cari siapa ya ?”

Sus Rani merasa orang ini mungkin salah alamat, namun tetap saja bertanya dengan sopan.

“Aku cari Rudy.”

Rahma selesai berbicara, belum menunggu Sus Rani menyadari kembali, langsung berjalan masuk melaluinya.

Rahma berjalan cepat ke ruang tamu, langsung melihat Clara yang duduk di atas sofa ruang tamu, dengan rambut panjang terurai, gayanya sedikit malas dan santai, tangannya memegang satu mangkuk sarang burung, sedang minum dengan elegan.

Hidup nyonya Sutedja mewah sekali, wajahnya terpenuhi oleh kolagen, bahkan tidak ada jejak keriput di sudut matanya.

Dikarenakan dia memakai baju tidur tali satu yang berbahan sutera, Rahma langsung melihat bekas ciuman pada lehernya.

Bekas biru ungu yang sangat jelas, jelasnya bekas yang baru saja muncul, kelihatannya, CEO Sutedja telat masuk kantor, dan alasan dirinya tidak bisa menemukannya di Sutedhja Group, dikarenakan dia tertahan oleh Clara di atas ranjang.

Pada saat Rahma pacaran bersama Rudy, seluruh pemikiran Rudy terletak pada pekerjaannya, tidak terlalu bersemangat dalam masalah bermesraan, bahkan sangat jarang dalam berciuman dan berpelukan.

Rahma terus merasa bahwa, seluruh kepribadian lelaki ini memang dingin.

Namun sekarang kelihatannya, bukan demikian juga.

Rupanya, menghadapi orang yang berbeda, rasa kegairahan yang diperlihatkan oleh lelaki juga akan berbeda.

Mungkin karena dirinya yang dulu yang terlalu pemalu.

Pada saat itu, Risma sering mengingatkannya, wanita juga harus belajar inisiatif, seandainya lelaki dan wanita tidak berinteraksi di atas ranjang, akan semakin tidak ada topik lagi setelah turun dari ranjang.

Namun karena dirinya terlalu pemalu, sama sekali tidak bisa melakukan tindakan menggoda lelaki untuk tidur bersamanya.

Oleh sebab itu, akhirnya hubungan dirinya dan Rudy menjadi semakin menjauh.

Sekarang kelihatannya, seharusnya nyonya Sutedja ini sangat inisiatif, dan juga, sepertinya Rudy sangat menyukai tindakannya.

Rahma hanya tersenyum pahit.

“Kamu, ada keperluan apa ?”

Clara menatap Rahma yang menerobos secara tiba-tiba, setelah terbengong sejenak, dia mengerutkan alis.

“Aku cari Rudy, boleh tahu, dia ada di rumah ?”

Rahma dengan tampang serius, dan bertanya dengan tanpa emosional.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu