Suami Misterius - Bab 397 Sudah Mendapatkan Apa Yang Didapat Masih Juga Berulah

Arima duduk diposisi utama, ia meminum teh dengan santai, sambil berkata dengan santai : “Rudy, kamu sekarang sudah menikah, juga sudah mengakui keluarga aslinya, bukankah sudah waktunya mempertimbangkan untuk kembali ke Jing untuk menjabat. Urusan di perusahaan, tidak perlu kamu khawatirkan lagi. Meskipun kondisi kesehatan Revaldo tidak baik, namun masih ada Gevin, dia juga lulusan managemen, masih sanggup mengurus senior di perusahaan, aku rasa tidak aka nada masalah besar untuknya menangani itu semua.”

Rudy mengangkat tehnya dan menyeruputnya perlahan, lalu menjawab dengan datar : “Untuk sementara aku belum ada rencana untuk kembali ke kota Jing.”

“Rudy, bagaimana pun kamu bermarga Sunarya, kembali ke Keluarga Sunarya adalah sebuah keharusan.” nenek Sutedja menjawab.

“Tentu saja aku harus kembali ke Keluarga Sunarya, itu merupakan hal yang cepat atau lambat akan terjadi.” Rudy berkata.

Namun cepat atau pun lambat itu dia yang menentukan. Bahkan Bahron saja tidak berani menentukannya, namun beberapa orang ini malah terus mendesaknya.

“Rudy apa yang ayah dan nenekmu katakan ada benarnya. Sebaiknya kembali ke kota Jing untuk menjabat. Jangan menyia-nyiakan masa depan.” Nyonya Sutedja menjawab dengan nada setuu, namun kalimat terakhir hampir membuat Arima muntah darah.

“Nanti setelah Rudy kembali ke Jing aku akan membayar ahli managemen untuk membantu Ardian mengurus perusahaan.”

“Ahli managemen itu ada berapa yang bisa dipercaya. Lebih baik suruh Gevin pergi keperusahaan, ada Ardian yang membantunya, tidak akan ada masalah.” Arima berkata.

Nyonya Sutedja mendengarnya, langsung tertawa dengan dingin dan sinis, “Membiarkannya masuk perusahaan, aku khawatir dia akan membuat perusahaan bangkrut. Sutedja Group bisa sampai tingkat sekarang ini, itu sama sekali bukan mainan untuk anak harammu itu.”

“Adisti, kamu terus menyebut Arima anak haram, apakah Rudy bukan anak haram? Bukankah Wilson juga anak haram!” Arima melirik Ardian dengan dingin dan lanjut berkata, “Rudy boleh meneruskan bisnis Keluarga Sutedja, tapi Revaldo dan Gevin dipersulit untuk meneruskan bisnis keluarga ini! Jangan dipikir karena ada Keluarga Sunarya yang menjadi backing sehingga bisa semena-mena, meskipun Bahron Suenarya yang disini juga jangan harap bisa mengerukk sedikit keuntungan dari keluarga ini.”

Arima mengangkat latar belakang Rudy untuk dibicarakan dengan begitu jelas, ini membuat Ardian tersinggung. Latar belakang Rudy bagaikan duri yang mengganjal dalam hati Ardian.

Dan Arima malah menusukkan sebilah pisau tepat di hatinya tanpa ragu. Awalnya Clara hanya duduk menonton saja, namun sekarang dia mulai ragu, apakah Arima ini benar-benar ayah Ardian.

Lalu Ardian langsung bangkit dna naik ke atas tanpa mengatakan apapun, Nyonya Sutedja melihat ini langsung mengejarnya.

Setelah Nyonya Sutedja dan Ardian pergi, Clara merasa mereka bertiga tidak perlu tetap tinggal disana. Ia menggendong Wilson dan bersiap pergi. Namun tiba-tiba nenek Sutedja bersuara.

“Clara, kamu sekarang adalah menantu Keluarga Sutedja, ada hal yang aku rasa perlu kamu ketahui. Rudy tidak bermarga Sutedja, namun status yang keluarga kamu berikan, juga membesarkannya sampai sekarang ini aku rasa sudah cukup banyak. Kami tidak memintanya membalas budi, namun dia juga tidak bisa membalas air susu dengan air tuba dengan merampas harta keluarga kami.”

Clara mengerjapkan matanya, dalam hati berpikir, nenek Sutedja sungguh melihat Nyonya Sutedja dan Ardian sudah pergi sehingga memanfaatkan suasana! Dendam diantara generasi mereka, apakah bisa dikendalikan oleh dirinya yang hanya menantu baru dirumah ini.

“Kakak putri kandung dalam pernikahan di keluarga Sutedja, sudah sewajarnya mewarisi perusahaan, Rudy membantu kakak memegang perusahaan juga merupakan hal yang wajar. Namun untuk ukuran keluarga, menggunakan kata merampas rasanya tidak pantas.” Clara berkata dengan pura-pura bodoh.

nenek Sutedja jelas tercengang langsung, seketika dia tidak bisa menebak Clara itu sebenarnya bodoh atau pura-pura bodoh.

Namun Clara tidak melakukan apa yang ia lakukan, itu jelas membuat ekspresi wajah Nyoya besar Sutedja berubah kesal, “Clara, kamu juga orang yang berpendidikan, bagaimana pun Ardian adalah putri dari pernikahan resmi, namun mereka tidak bisa merebut semua hak Revaldo dan anak diluar nikah Revaldo dalam perusahaan, meskipun dibawa ke ranah hukum, anak dalam pernikahan dan anak diluar nikah juga punya hak yang sama.”

Setelah Clara mendengarnya, ia langsung mengerti maksud dari nenek Sutedja dan Arima, mereka ingin memanfaatkan kesempatan pernikahan mereka untuk merebut kembali perusahaan.

Clara refleks melirik Rudy yang sedang bermain dengan Wilson disampingnya, dan dia tidak terlihat berniat membantunya.

Clara memelototinya dengan kesal, disaat penting seperti ini, yang paling tidak bisa diandalkan adalah pria.

“Nenek, usiamu sudah lanjut sehingga mungkin tidak begitu paham dengan hukum yang berlaku di Negara kita. Aku akan membantumu untuk mencari tahu apakah anak diluar nikah dan anak dalam pernikahan memiliki hak yang sama besar atau tidak dalam hukum. Namun hukum untuk pernikahan resmi dan hubungan diluar pernikahan memiliki kebijakan yang berbeda. Seharusnya aku sebagai generasi yang lebih muda tidak berhak ikut campur. Namun karena nenek sudah bertanya padaku, aku akan bicara dengan jujur. Mesipun Rudy adalah anak diluar nikah, namun Ardian bukanlah pihak ketiga. Mengenai ibu kandung kakak tertua…. Sudahlah, itu adalah urusan pribadi sehingga aku tidak akan berkomentar.”

“Clara, apa maksudmu!” Revaldo berkata dengan sangat marah, karena terlalu marah sampai membuatnya terbatuk-batuk. Nalan Vi segera membantunya mengelus dada, kakak beradik Gevin dan Viona juga memelototinya dengan penuh amarah.

Clara menatap mereka dengan wajah innocent dan berkata : “Kakak, jangan marah ya, aku hanya bicara saja.”

“Diam kamu.” Arima membentak dengan marah, “Urusan generasi atas kamu tahu apa, beraninya sembarangan bicara disini. Aku dan Adisti menikah karena hubungan politik, kami terpaksa. Ibu kandung Revaldo adalah wanita yang polos dan tidak berdosa, kami sama-sama memiliki perasaan. Disini tidak ada tempat untukmu menjelekkannya.”

Setelah Clara mendengar Arima membentak, ia refleks mengorek telinganya, kalau suaranya lebih keras lagi, mungkin dia akan dibuat tuli olehnya.

Kelihatannya Arima sungguh mencintai wanita itu, dia sudah mati selama itu, ia masih begitu melindunginya.

Dalam hati Clara berpikir, untung Nyonya Sutedja tidak ada disini. ‘pernikahan politik, terpaksa’ kalau Nyonya Sutedja mendengar ini, dia pasti akan sangat sedih.

Clara sungguh tidak tahan mendengarnya lagi, wajahnya terlihat dingin dan penuh cibiran.

“Anda terus mengatakan ini adalah pernikahan politik dan terpaksa. Kebetulan setelah menikah bertemu dengan cinta sejati. Kalau anda begitu mencintai ibu kandung kakak, kenapa harus memaksakan diri. Kenapa tidak bercerai? Kabarnya Keluarga Sutedja tidak sekaya ini dulunya, sampai sekarang masih membutuhkan sokongan Keluarga Tirai. Kalau benar seperti ini, maka semuanya menjadi masuk akal. Istri yang berguna ditahan dalam rumah, wanita yang disuka dipelihara diluar. Sebenarnya pria menggunakan pernikahan untuk menjadi pion sama sekali tidak salah. Namun sudah mendapatkan apa yang diinginkan masih bertingkah, ini sungguh tidak tahu malu..”

“Kurang ajar!” setelah mendengar Clara mengatakan ini, nenek Sutedja langsung memotong perkataannya.

Saat ini wajah Arima penuh amarah, Revaldo masih terbatuk. Tatapan Nalan Vi dan kakak beradik Gevin Viona kearahnya penuh dengan amarah.

“Keluarga Santoso sungguh hebat mendidik putrinya, baru menikah masuk saja sudah tidak memandang orang yang lebih tua, apalagi kelak, mungkin akan lebih kurang ajar lagi.” Nalan Vi mengelus Revaldo yang terbatuk sambil berkata dengan penuh sindiran dan dingin.

“Aku selalu menghormati yang lebih tua, namun ada orang yang sudah tua namun tidak tahu diri.” Clara juga tidak berniat menyisakan harga diri untuknya. Toh cepat atau lambat pasti akan menunjukkan sikap asli, jadi untuk apa pura-pura baik.

Bereka bisa berakting, namun Clara tidak ingin berakting. Tidak akan ada yang menggajinya kalau berakting disini.

Clara bangkit berdiri dari sofa, memanggil Rudy dengan menendang pelan kakinya, “Tidak merasa kalau kehadiran kita tidak diharapkan? Mau apa lagi disini.”

Rudy menggendong Wilson dan naik ke atas dengan santai.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu