Suami Misterius - Bab 7 Tidak Sulit Kalau Mau Balas Dendam

Marco adalah laki-laki yang sangat kolot, jadi, Elaine melakukan operasi selaput dara, Elaine hanya bisa menikah dengannya. Masalah tentang Elaine pernah hamil dan aborsi tentu saja tidak boleh sampai Marco tahu.

"Clara, kamu jangan mengancam aku. Marco sangat mencintai aku, apa yang kamu katakan dia tidak akan percaya." Elaine menatap dia dengan penuh kemarahan.

"Seberapa besar cintanya padamu aku tidak tahu, tapi, laki-laki yang mudah berpindah hati aku tidak suka. Kamar ini, aku tidak akan memberikan untukmu. Kalau kamu masih tidak keluar, aku telepon Marco sekarang juga, kebetulan aku ingin tahu apa Marco percaya ucapanku atau tidak……" Clara sambil bicara, sambil tangannya mengambil telepon genggam.

Belum mendengar sampai Clara selesai bicara, Elaine langsung pergi keluar mencari Rina.

"Anak mama yang cantik, kenapa lagi. Mama baru saja menenangkan papa kamu, akhir-akhir ini jangan buat masalah terus, buat mama tidak tenang saja." Rina memperingatkan.

"Ma, hatimu masih terlalu lembut, saat itu harusnya kamu usir sekaligus ibu dan anak itu, lihat dia sekarang masih berani berebut kamar denganku."

"Anak mama yang cantik, kecilkan suaramu, nanti bisa kedengaran papa kamu." Rina segera menutup mulut Elaine dengan tangannya.

"Bukannya cuma kamar saja, ngapain kamu bertengkar sama dia. Kamu ini tidak bisa membedakan mana yang penting mana yang tidak penting. Setahun lagi kamu akan menikah dengan Marco, sekarang ini kamu seharusnya menaruh pikiran ke Marco, kalian sudah bertunangan, cepat minta dia urus surat nikah, takutnya nanti kalau ada apa-apa."

"Jangan khawatir, dari awal dia sudah sangat patuh, patuh sampai mirip seperti anjing." Elaine berkata dengan sombong.

Rina mengingatkan kembali, "Sekarang bisa berkata seperti ini, waktu itu siapa yang menangis takut kalau Marco tidak mau tanggung jawab, kalau bukan Yunita yang memberi kamu ide, menyuruh kamu pura-pura hamil, dan pura-pura keguguran, memang kamu bisa membuat Marco menempel sama kamu?"

Elaine dan Yunita adalah saudara kembar, adiknya cantik, kakaknya pintar, mereka berdua adalah kebanggaan Rina. Saat ini, Yunita sedang berada di luar negeri untuk syuting, dua tahun terkahir ini dia menjadi artis yang terkenal.

"Iya, di mata mama semua yang ada di diri kakak itu baik." Elaine mengomel, dari meja rias memberikan sekotak perhiasan kepada Rina.

"Hari ini Marco memberikannya kepadaku, katanya perhiasan ini perhiasan turun temurun keluarga Marco, hanya diberikan untuk menantu."

Di dalam kotak perhiasan itu ada sepasang gelang giok, berwarna hijau muda, giok dengan kualitas terbaik, pantas saja menjadi perhiasan turun temurun.

Rina mengambil giok itu, tiba-tiba terbesit sesuatu di kepalanya. "Elaine, sebenarnya kalau kamu mau balas dendam mudah saja……"

Malam pertama Clara kembali ke rumah keluarga Santoso, dia bisa tidur nyenyak.

Clara punya kebiasaan bangun siang, keesokan paginya, Bi Wulan yang membangunkan dia.

"Bi Wulan, jam berapa?" Clara duduk diatas kasur, merentangkan kedua tangannya.

"Sudah jam 8, kalau sekarang turun, kebetulan masih sempat sarapan sama papa kamu, bukannya ada yang mau kamu bicarakan sama papa kamu." Wulan mengingatkan, mengambilkan jaket meletakkan di pundak Clara.

Clara berganti pakaian, gosok gigi cuci muka kemudian turun ke lantai bawah.

Di ruang tamu, Yanto sedang sarapan dengan Rina dan Elaine, tampak ada kehangatan diantara mereka, ada canda tawa.

Clara sangat mengagumi cara Rina, kejadian kemarin malam tidak berdampak apa-apa. Yanto sebagai seorang pegawai pemerintah, tidak mudah diatur, tapi Rina memiliki banyak cara untuk bisa mengambil hati Yanto.

Kalau saja ibu Clara memiliki kemampuan yang sama dengan Rina, tidak akan mungkin mereka bercerai. Evi terlalu sombong, tidak cocok dengan laki-laki seperti ini. Perempuan memang perlu dihargai, tapi kalau kelewat sombong tidak akan ada hal yang baik.

Clara duduk di tempatnya, dengan patuh memberi salam, "Papa, Tante, Kakak, selamat pagi."

Elaine tidak mengangkat kepala, hanya terdengar desis dari hidungnya.

Di bawah meja, Rina menjulurkan tangan menarik baju Elaine, memberi tanda kepadanya untuk tidak berlaku seperti itu.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu