Suami Misterius - Bab 284 Ada Pendukung di Belakang, Memang Berbeda

Clara sedikit terpana dan mulutnya terbuka. Jika dia tidak salah ingat, Andika dan Elaine baru saja berkenalan selama beberapa hari.

Awalnya, Yani memperkenalkan Andika kepada Ester. Pada akhirnya, Ester dan Andika baru saja dua kali makan bersama dan satu kali menonton film. Elaine dan Andika sudah tidur bersama.

Jika dilihat, saat Elaine mendapatkan Marco waktu dulu, dia sudah termasuk sangat berbelas kasihan. Setidaknya, mereka tidur besama setelah kenal lebih dari setahun. Sedangkan Andika dengan Elaine hanya mmembutuhkan waktu kurang dari tiga hari.

Ester masih menangis dan bersandar di tubuh nenek Santoso, dia menangis dengan sangat sedih.

Clara meletakkan ponsel kembali pada tempatnya dan tidak bermaksud untuk membujuk.

Sebenarnya, faktanya sudah sangat jelas. Bagi Andika, dia ingin meningkatkan hubungannya dengan wakil Walikota Yanto. Ester hanyalah keponakan, tidak ada nilai harganya dari seorang Wakil Walikota Santoso.

Lagipula, Elaine terlihat lebih baik daripada Ester, penampilannya yang menyedihkan itu lebih bisa menarik perhatian para pria. Andika dan Elaine sebenarnya memang cocok.

"Tidak tahu malu, benar-benar tidak tahu malu! Laki-laki yang baru saja dikenal selama beberapa hari, sudah tidur bersama dengannya, tidak ada bedanya dengan pelacur. Ibu dan putrinya sama saja. Ibunya juga bukan orang yang baik, sudah tahu bahwa Yanto memiliki keluarga dan karir, masih tetap saja menggodanya dan terlibat dalam perzinaan. Elaine juga ikut mempelajari kelakuan ibunya, begitu banyak pria di dunia ini, tetapi selalu ingin merebut milik orang lain... "

nenek Santoso memarahinya dengan kata-kata yang kasar dan semakin berbicara semakin marah.

Clara berdiri di samping dan tidak peduli, hanya saja merasa sedikit konyol.

Waktu dulu saat ibunya mengetahui bahwa Yanto berselingkuh dan keduanya ingin bercerai, nenek Santoso tidak berkata seperti itu.

Jika Clara tidak salah ingat, nenek Santoso saat itu berkata: "Pria bertindak sembarangan diluar itu dikarenakan wanita di rumah tidak memiliki kemampuan, pria sendiri saja tidak bisa diurus. Tidak menyadari kesalahan sendiri dan hanya bisa membuat masalah dan menimbulkan kekacauan."

Jika dikaitkan dengan apa yang dikatakan nenek Santoso pada saat itu, Andika tidur bersama Elaine, berarti ini hanya membuktikan bahwa Ester tidak memiliki kemampuan.

nenek Santoso mungkin sudah lelah atau mungkin dia sudah memahami bahwa marah itu tidak gunanya dan bangsal akhirnya kembali sunyi dan tenang.

"Ester, telpon pamanmu, aku ingin melihat, putrinya telah melakukan hal yang memalukan, apakah dia masih peduli atau tidak!"

Ester sangat patuh dan menelepon Yanto. Yanto memang anak yang berbakti. Setelah mengetahui Ibu sedang mencarinya, dia langsung meninggalkan pekerjaannya dan bergegas kemari.

nenek Santoso sangat marah, dia memarahi Elaine dengan kata-kata yang sangat kasr di depan Yanto. Raut wajah Yanto terlihat tidak bisa menahan malu.

Clara melihat semuanya, dia merasa bahwa perkataan nenek Santoso sedikit kelewatan. Meskipun perilaku Elaine sangat tidak beretika, sebagai seorang nenek, dia tidak bisa menyebut cucunya dengan kata "perempuan jalang' dan 'pelacur".

Yanto khawatir ibunya akan sakit lagi, dia menjamin lagi pada ibunya bahwa dia pasti akan menegur Rina dan Elaine dan memutuskan hubungan Elaine dengan Andika. Karena Andika diperkenalkan kepada Ester, berarti itu milik Ester.

nenek Santoso sangat puas dengan sikapnya.

Namun, Clara merasakan bahwa jaminan Yanto tidak ada gunanya. Andika dan Elaine seperti kayu yang telah dibentuk menjadi kapal dan Yanto sudah terlambat jika ingin mengurusnya.

Mata nenek Santoso sakit melihat mereka di bangsal, kemudian mengusir mereka semua keluar.

Wajah Yanto Santoso terlihat dingin, kemudian membawa Clara dan Vivi kembali ke keluarga Santoso.

Clara tidak ingin melewatkan setiap pertunjukkan yang ada. Lagipula, dia ingin tahu bagaimana Rina menghadapi masalah ini.

Ketika mereka kembali ke rumah Santoso, Rina dan Elaine keduanya ada di rumah.

Wajah Elaine memerah, keningnya terasa hangat, dan sekilas dia kelihatan seperti baru saja dipelihara oleh pria.

Saat Yanto memasuki pintu, dia melihat Elaine dan Rina memamerkan cincin berlian di tangan mereka.

"Bagus kan? Meskipun hanya dua karat, tetapi kualitasnya tidak buruk. Dika berkata cincin ini untuk aku pakai sehari-hari. Nanti saat dia melamarku secara resmi, dia pasti akan membelikan cincin berlian lima karat untukku..."

Sebelum Elaine menyelesaikan perkataannya, dia melihat Yanto berjalan ke arahnya dengan marah. Tanpa sepatah kata pun, Yanto langsung menampar wajahnya.

Elaine tertegun, menutupi wajahnya dan tidak bisa berkata-kata, pikiran anya berfokus pada suara dengung di telinganya, dan dia bahkan lupa menangis.

Clara sangat terkejut dengan adegan ini, dalam hatinya berpikir: Ketika Elaine merebut Marco, Yanto tidak begitu marah. Sebaliknya, dia sangat tenang dan damai, membujuknya agar dia melepaskannya, dan mengatakan sesuatu yang dipaksakan tidak akan mendapatkan hasil yang baik.

Clara sedikit iri dengan Ester, ada orang yang mendukung di belakang memang berbeda.

Yanto tiba-tiba melampiaskan kemarahannya membuat Rina terdiam sejenak. Setelah dia kembali sadar, dia segera memeluk tubuh Elaine dan kemudian Elaine mulai menangis.

Ruang tamu tiba-tiba menjadi kacau, tangisan bercampur dengan omelan, Clara tidak mungkin berdiri secara terang-terangan dan menyaksikan pertunjukkan. Dia dan Vivi berjalan dengan cepat naik ke atas, lalu bersembunyi di sudut lantai dua dan melihat ke bawah.

"Menangis dan menangis, kalian masih bisa menangis! Perbuatan yang sangat memalukan, reputasiku benar-benar hancur dibuat oleh kalian!" Kemarahan Yanto tanpa henti mengguncang gendang telinga.

Rina bersama putrinya menangis bersama dantangisannya terisak-isak, "Perbuatan jahat apa yang telah kami lakukan sehingga membuat dirimu sangat marah, lebih baik kamu membunuh kami saja sekalian..."

"Membunuh kalian juga tidak akan merubah apapun! Tanyakan pada putri yang kamu besarkan dengan baik. Perbuatan memalukan apa yang telah dia lakukan! Yani memperkenalkan Andika kepada Ester dan dia merebutnya. Apakah semua pria di luar sudah mati, mata kalian hanya tertuju pada rumah. "Yanto terus memarahi mereka.

Elaine menutupi wajahnya, hanya menangis dan tidak berbicara, dia terlihat seperti korban yang tidak bersalah. Rina memeluknya seperti induk ayam tua yang melindungi anak ayam itu, citra seorang ibu yang baik hati dan berjasa besar.

"Yani hanya memperkenalkan Andika Liu pada Ester Pani agar mereka saling mengenal. Selama mereka belum menikah, semua orang berhak untuk memilih. Andika tidak memiliki perasaan terhadap Ester dan dia menyukai Elaine. Apakah Elaine harus melepaskan sebab jodoh yang begitu baik demi Ester! "

Wajah Rina penuh dengan air mata, dan dengan menyedihkan dia menarik pakaian Yanto, " Yanto, Elaine adalah putrimu, sebagai ayahnya, tidak bisakah kamu berpikir sedikit tentang putrimu? Jika dia bisa menikah dengan jodoh yang baik, kamu juga akan mendapatkan keuntungannya. Ester hanyalah orang luar. "

Yanto mengerutkan bibirnya dengan dingin, raut wajahnya sangat tidak enak dipandang, tapi sikapnya terrlihat jelas sedikit terguncang.

Melihat ini, Rina dengan cepat mengedipkan matanya pada Elaine. Elaine kemudian berlutut di depan Yanto dan memeluk salah satu kakinya, menangis sedih dan berteriak, "Ayah."

Jika orang lain yang tidak tahu, mungkin mereka akan berpikir Yanto sudah mati, jadi dia menangis dengan sedih.

"Ayah, aku tahu aku salah. Namun, Dika dan aku benar-benar saling mencintai. Kami, kami juga tidak bisa menahan perasaan hati kami. Kami meminta restumu. Meskipun nantinya aku sudah menikahi, aku tetaplah putrimu, yang akan mengingat jasamu seumur hidup. "

Apa yang disiratkan Elaine terlihat sangat jelas. Mengingat jasa orang tua seumur hidup, membuat hati Yanto sedikit tergerak. Meskipun keluarga Liu tidak memiliki kekuatan, namun dalam bisnis ekspor perdagangan luar negeri, keluarganya masih termasuk solid.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu