Suami Misterius - Bab 833 Harimau Bodoh Dan Rubah Cerdik

Dia masih berkata kepada Rudy : Aku sangat lelah sekali. Namun pada kenyataannya, pundak Rudy telah memikul berbagai tanggung jawab yang berat, Rudy jauh lebih susah dibandingkan dirinya.

“Kenapa tiba-tiba bahas yang ini pula. Mereka pria berjuang di depan, kita wanitanya tinggal menjaga di belakangnya saja.” Setelah melihat reaksi wajah Clara yang begitu murung, Ahyon langsung tersenyum dan mengalihkan topik pembicaraan.

“Haih, istri tentara memang tidak mudah sekali.” Lena mengeluh lagi.

“Kamu bukannya lumayan membanggakan hal ini ya.” Ahyon juga mengejeknya.

“Iya, aku istri tentara, aku bangga.” Lena langsung beralih lagi menjadi ekspresi semangat, Clara dan Ahyon juga tertawa terbahak-bahak karena ulahnya.

Setelah Clara selesai makan siang dan dan teatime di rumah Lena, Raymond buru-buru kembali ke rumahnya, di tangannya sedang menjinjing beberapa pakaian anak-anak dan juga barang mainan, calon ayah ini memang sangat bertanggung jawab sekali.

Clara dan Ahyon juga sangat pengertian, melihat Raymond yang telah kembali ke rumahnya, mereka langsung mencari alasan untuk pamit dan pulang, daripada mengganggu kemesraan suami istri ini.

Clara keluar dari rumah Lena dan duduk di dalam mobil sendiri, seluruh pemikirannya menjadi bengong.

Kata-kata Lena pada barusan seolah-olah terus bergema di samping telinganya.

Rudy memang jarang sekali dalam mengutarakan perasaan dan cinta. Meskipun tidak pernah mengatakan apapun, namun dia sangat berusaha dalam mewujudkannya.

Clara duduk termenung di dalam mobil, dia tidak menyalakan mesin mobilnya dan malahan menyandar di atas stering, matanya menjadi basah dalam seketika, air matanya terus mengalir melalui sudut matanya.

Clara menangis beberapa saat di atas stering hingga ada yang mengetuk jendela mobilnya.

Clara buru-buru menghapus bekas air mata di wajahnya, lalu mengangkat kepala dan melihat sekuriti yang berdiri di luar mobil.

“Nona, Anda sedang memarkir di tempat parkir orang lain, mohon pindah mobilnya.”

Clara :”……”

Ekspresi wajah Clara sangat canggung, dia buru-buru menyalakan mesin mobil dan memutar stering, setelah itu perlahan-lahan berkendara ke luar dari kawasan tersebut.

Mobil Clara berkendara di jalan dengan tanpa tujuan, dengan tanpa sadarnya, dia telah tiba di depan TK Wilson.

Pada waktu ini, anak kecil di TK baru selesai makan siang dan sedang bermain di halaman.

Clara memarkir mobilnya ke tepi jalan dan turun dari mobil, setelah itu dia berdiri di samping pagar untuk memperhatikan anak kecil yang sedang bermain di halaman.

Di antara keramaian ini, dia tetap saja langsung menangkap keberadaan anaknya, saat ini Wilson sedang duduk di atas sepeda motor mainan, di belakangnya sedang membonceng seorang anak gadis yang berkepang rambut.

Clara :”…..”

Clara akhirnya tersenyum keceplosan, anaknya malah sudah bisa membonceng anak gadis orang lain.

Mata Wilson juga sangat tajam, pada saat memutarkan arah, dia langsung melihat keberadaan Clara.

Setelah melihat kedatangan ibu sendiri, Wilson juga tidak sempat mempedulikan anak gadis itu lagi, dia meninggalkan sepeda motornya dan langsung berlarian menghampiri Clara.

“Mama, Mama !” Suara Wilson muncul di dalam pagar.

Guru di TK ini juga sangat bertanggung jawab, tatapan perhatiannya terus melekat pada tubuh anak kecil. Setelah melihat Wilson yang lari meninggalkan halaman, dia langsung berlari menghampirinya.

“Mama Wilson, sudah mau jemput Wilson ya ?” Guru juga bersikap sopan setelah melihat orang tua murid.

“Iya, aku ada urusan dan lewat sini, sekalian jemput dia. Wilson hari ini tidak bandel kan ?” Clara tersenyum dan berkata.

Meskipun waktunya agak pagi, namun dikarenakan dirinya telah tiba di tempat ini, sehingga mendingan sekalian menjemput anaknya saja, daripada harus bolak balik berkunjung lagi.

“Wilson sangat baik, juga sangat menurut. Dia suka berteman, murid di kelas juga sangat senang bermain bersamanya, apalagi kalau murid anak gadis.” Guru tersenyum dan bercanda.

Clara juga ikut tersenyum, rupanya anaknya begitu menarik perhatian anak gadis.

Pintu besar TK sudah terbuka lebar, guru menggandeng Wilson berjalan dari dalam dan menyerahkannya kepada Clara.

Clara membawa anaknya ke dalam mobil, pada saat melewati swalayan terdekat, mereka masuk ke dalam swalayan untuk belanja lagi.

Meskipun pintar dan cerdas, namun bagaimanapun Wilson juga hanya anak kecil biasa, setiap anak kecil cenderung suka makanan yang manis. Clara juga akan membelikan makanan ringan untuknya, akan tetapi dia juga sangat mengenal batas.

Wilson memeluk satu kantong plastik yang berisi makanan ringan, lalu pulang ke rumahnya dengan senang hati.

“Cuci tangan dulu baru makan.” Clara membawa anaknya ke dalam toilet untuk mencuci tangan.

Setelah selesai cuci tangan, Wilson buru-buru duduk di sofa dan membuka plastik makanan ringan, meskipun reaksinya sangat buru-buru dan tergiur, namun gaya makannya tetap sangat elegan.

Di dalam dapur, Sus Rani sedang menyiapkan jus buah, setelah itu Clara menuangkan jus buah untuk anaknya, lalu mengulur tangan dan mengelus kepala anaknya, tatapannya penuh dengan rasa kasih sayang.

Dia duduk di samping Wilson dan mengambil remote televisi, ketika baru saja ingin menonton televisi, ponsel di dalam tas tiba-tiba berdering.

Dia mengeluarkan ponselnya dan memperhatikan sekilas, nomor yang tertera di layar adalah nomor villa keluarga Sunarya.

Clara merasa ragu sejenak, lalu tetap mengangkat teleponnya, di sisi lain dari telepon terdengar suara Nenek Sunarya.

“Clara, besok ada waktu ?”

Clara merasa ragu lagi, dia ingin menolaknya, namun pada akhirnya dia tetap menjawab :”Ada waktu.”

Bagaimanapun hatinya tetap saja akan berkenan apabila membohongi orang tua.

“Besok ada pameran lukisan, ibumu ada urusan mendadak di kantor, sehingga tidak bisa pergi, kamu temani aku ke sana ya.”

Clara tentu saja hanya bisa menyetujuinya.

Pada keesokan harinya, setelah mengantar Wilson ke TK, Clara langsung membawa mobilnya ke villa Sunarya.

Nenek Sunarya telah berpakaian rapi, dengan gaun panjang yang bergaya klasik, kesannya sangat mulia apabila dikenakan pada tubuh Nenek Sunarya.

“Nenek.” Clara masuk ke dalam rumah dan menyapa dengan sopan.

“Clara sudah datang ya, ayo duduk.” Nenek Sunarya berkata dengan ramah, sekalian menyuruh pembantu menuangkan sup sarang burung kepada Clara.

Meskipun Nenek Sunarya sangat berkenan dengan mereka yang pindah keluar rumah, namun bagaimanapun juga telah berlanjut usia, sehingga tidak akan merajuk dengan cucu menantunya sendiri hanya dengan masalah sepele ini. Wajahnya masih menampakkan ekspresi ramah.

Setelah minum sup sarang burung, Clara menemani Nenek Sunarya keluar dari rumahnya.

Lokasi pameran ini terletak pada sebuah galeri pribadi yang berada di pertengahan kota.

Meskipun galeri pribadi, namun skalanya tetap sangat besar. Setelah selesai pameran, tempat ini akan melaksanakan sebuah acara lelang yang kecil.

Setelah Clara menggandeng Nenek Sunarya berjalan ke dalam pameran, seorang nyonya beserta anaknya langsung menghampirinya dengan reaksi ramah. Mereka langsung menarik tangan Nenek dan mulai mengobrol dengan ramah tamah.

Clara juga mengenal dengan pasangan ibu dan anak ini, pada saat berkenalan dengan saudara saudari di keluarga Sunarya, Clara pernah bertemu dengannya, wanita ini adalah anak perempuannya adik sepupu nyonya Sunarya, seharusnya Clara perlu menyebutnya dengan sebutan bibi sepupu.

Adik sepupu Nenek Sunarya telah meninggal dunia sejak beberapa tahun yang lalu, dia hanya menyisakan seorang anak perempuan yang menikah dan tinggal di kota ini, latar belakang suaminya lumayan baik.

Akan tetapi, pernikahan bibi sepupu ini dan suaminya adalah pernikahan yang kedua kalinya, bibi sepupu ini sama sekali tidak pernah melahirkan, gadis muda di sisinya adalah anak tirinya.

Bibi sepupu ini memang seorang ibu tiri yang teladan, dia memperlakukan anak tirinya bagaikan anak perempuan sendiri. Sepertinya juga sangat perhatian dengan semua gaya hidup anak tirinya, dia bahkan rela meninggalkan suaminya hanya demi menemani anak tirinya sekolah di luar negeri.

Pada saat ini, anak tirinya sudah mencapai usia yang layak menikah, sehingga bibi sepupu ini sibuk sana sini lagi untuk mencari anak muda yang unggul.

Mereka semuanya jalan ke dalam acara pameran, bibi sepupu ini dan anak tirinya terus mengekor di sisi Nenek Sunarya.

Nenek Sunarya telah berlanjut usia dan berkedudukan tinggi, sehingga banyak orang yang datang menyapa dirinya.

Bibi sepupu itu mengambil kesempatan ini untuk mengobrol dengan para nyonya dan nona, sekalian mengenalkan anak perempuannya kepada mereka.

Clara berdiri di samping dan diam-diam memperhatikannya, dalam hatinya berpikir, bibi sepupu ini juga hebat sekali, setidaknya dia sangat ahli dalam mempraktikkan dongeng harimau bodoh dan rubah cerdik.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu