Suami Misterius - Bab 281 Menjodohkan

Yani dibujuk hingga tertawa terbahak-bahak dan tidak berhenti mengangguk, "Clara benar, kamu adalah sahabatku. Kedepannya, jika film yang kamu bintangi dirilis, aku akan mengundang semua sahabat lamaku untuk menontonnya, dan memamerkan pada mereka bahwa yang paling cantik itu adalah sahabatku. "

Keduanya mengobrol dengan asyik dan Marco kembali.

Clara tidak bertemu dengan Marco. Awalnya mengira Yani takut dia akan merasa canggung jika bertemu dengan Marco. Sekarang sepertinya dia yang terlalu banyak berpikir.

Bukan hanya Marco yang kembali, tetapi juga ada seorang lelaki yang asing, dia tampak berusia sekitar tiga puluh tahun, berpenampilan sedang, tetapi tinggi dan besar, kelihatan jujur.

"Yo, kalian kembali tepat pada waktunya, mari kita makan,” Yani berkata sambil tersenyum dan menarik Clara berjalan menuju ruang makan dengan semangat.

Piring di meja makan sangat mewah, Clara melihatnya sekilas, kebanyakan adalah makanan favoritnya, Yani adalah orang yang tulus.

Keempatnya duduk di meja makan dan Yani memperkenalkannya. "Clara, aku perkenalkan dulu, dia adalah anak sepupuku, namanya Andika Liu. Keluarga terlibat dalam bisnis ekspor perdagangan luar negeri. kamu boleh mengikuti Marco memanggilnya abang sepupu. "

Clara tersenyum dan mengangguk pada Andika Liu. Dalam hatinya berpikir: Kerabat dan teman-teman keluarga Ortega hampir semua dia kenal. Andika ini baru pertama kali bertemu, dia pasti kerabatnya yang jauh, seperti kerabat yang berjarak lebih kurang tiga ribu mil.

Clara tidak begitu mengerti niat Yani. Yani memanggilnya secara khusus hari ini, sepertinya untuk memperkenalkan abang sepupu Liu padanya, jangan-jangan dia ingin menjodohkannya padaku?

" Dika, aku tidak perlu lagi memperkenalkan Clara padamu. Dia itu artis besar," Yani bergurau.

“Tentu saja, keluarga kami, dari keponakan kecilku yang berusia delapan tahun hingga nenekku yang berusia delapan puluh tahun, mereka adalah penggemar Nona Clara.” Andika berbicara dengan lucu dan unik, dan senyumnya sangat ceria, dia adalah pria yang pandai berbicara.

Mereka berbincang dengan asyik saat makan. Marco dan Andika membicarakan bisnis ekspor. Yani dan Clara berbicara tentang kehidupan sehari-hari.

Setelah makan, Andika langsung pamit, Marco mengantarnya keluar.

Setelah keduanya pergi, Yani langsung bertanya pendapatnya Clara terhadap Andika.

“Abang sepupu Liu sangat baik dan sangat lucu, jika dia adalah abang sepupuku maka itu akan sangat baik.” Clara menjawabnya dengan hati-hati,dia tidak boleeh membuat orang lain tersinggung dan menolak dengan sopan.

Setelah mendengar ini, Yani langsung menyadari bahwa Clara salah paham terhadapnya. Kemudian dia menjelaskannya sambil tersenyum, "Kamu ini, sangat lucu dan pintar, tetapi terlalu banyak berpikir. Namun, aku memperkenalkan Dika bukan untukmu. Menurutmu, apakah dia cocok dengan sepupumu, Ester? "

"Ah?" Pikiran Clara tiba-tba tidak bisa menanggapinya.

Yani bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain, bagaimana tiba-tiba dia mengatur pernikahan Ester. nenek Santoso tidak sabar untuk menikahkan Ester dengan presiden dan memperkenalkannya kepada Ester. Tampaknya memang berusaha dengan sangat keras.

Yani menghela nafas dengan pasrah, kemudian menjelaskan, "Kamu tidak tahu begitu banyak karena kamu jarang pulang ke rumah Santoso. Sejak makan malam Hari Nasional itu, Ester mendekati Marco seperti lem. Aku berbohong padanya bahwa Marco sudah bertunangan, tapi Sepupumu benar-benar tidak sadar diri. Dia selalu menunggu di pintu perusahaan setiap hari, kalau bukan mengundang Marco untuk makan malam berari mengundangnya nonton film. Sekarang Marco bahkan tidak berani pergi ke perusahaan. "

Yani semakin berbicara semakin tidak berdaya dan merasa frustasi. Meskipun pernah melihat wanita mengejar pria, tetapi aku belum melihat seseorang mengejar seperti ini, benar-benar sangat memalukan."

"Marco telah menolaknya berkali-kali dengan tegas. Bagaimanapun, dia adalah seorang gadis. Marco tidak berani berbicara terlalu kasar dan dia juga tidak bisa menyuruh penjaga keamanan untuk mengusirnya."

Clara mengangguk tandanya dia mengerti.

Meskipun keluarga Ortega tidak dekat dengan keluarga Santoso, tetapi rasanya tidak perlu sampai saling mempermasalahkan karena masalah sepele.

Yani memegang tangan Clara dan berkata dengan serius: "Clara, bukan bibi yang berkata sombong. Kamu juga tahu situasi keluarga Ortega. Setelah kegagalan investasi terakhir, keuangannya terganggu dan tidak seperti dulu lagi. Keluarga Ortega membutuhkan menantu yang bisa membantu karier Marco. Maksud Marco berkata demikian, jadi sepupumu itu benar-benar tidak cocok. "

Perkataan Yani sangat masuk akal. Clara menjawab dengan ragu-ragu: "Abang sepupu Liu terlihat sangat baik, hanya saja nenek dan sepupuku memiliki standard yang tinggi dan belum tentu mereka mau menerimanya."

Yani mengangguk, dia juga mengerti hal ini. Kalau tidak, dengan kondisinya yang berkemampuan dan pengetahuan, Ester pasti tidak akan menyukai Marco.

" Dika adalah putra sepupuku dari kerabat jauh. Keluarganya bergerak dalam bidang perdagangan luar negeri dan bisnis ekspor. Skala perusahaannya tidak besar, tetapi asetnya lebih kurang ada puluhan juta. Sebelumnya dia sudah memiliki pacar yang baik di sana. Saat inspeksi pernikahan, mereka menemukan bahwa wanita itu tidak bisa melahirkan anak, kemudian putus.

Aku sudah memberitahu kondisi Ester kepada sepupuku, kamu juga tahu bahwa hal terpenting dalam bisnis perdagangan luar negeri adalah pintu jalur keluar masuk. Walaupun tidak bisa mengandalkan orangtuanya, bagaimanapun, dia adalah keponakan dari wakil walikota. Sepupuku mengandalkan ini dan akhirnya menyetujuinya.

Clara, hanya itu yang bisa aku lakukan. Jika Ester tidak tahu diri dan menolaknya, jangan salahkan aku jika aku membongkar semuanya dan mempermalukannya. "

Yani bersikap lembut dan tegas. Dia tidak langsung mencari nenek Santoso dan Ester, tetapi dia mengatakannya sendiri, ini artinya dia telah memberi kesempatan untuk nenek Santoso dan cucunya.

Tidak heran, dia adalah wanita kuat yang berpengalaman. Dalam melaksanakan sesuatu, dia selalu bersikap lembut dan tegas, setiap tindakannnya selalu dipikirkan secara matang.

...

Clara mencari kesempatan untuk pulang ke rumah Santoso dan menyampaikan maksud dan tujuan Yani kepada nenek Santoso. Meskipun nenek Santoso terus mengerutkan kening dan sangat tidak puas, tetapi dia masih bisa memahami kenyataannya bahwa kondisi Ester tidak mungkin bisa menikah dengan keluarga Ortega.

nenek Santoso merenung lama, setelah dia menanyakan situasi Andika dengan cermat, dia berjanji untuk mempertimbangkannya.

Clara merasakan bahwa meskipun nenek Santoso memiliki wawasan yang kecil, tetapi dia sangat sadar mengenai hal ini.

Namun, urusan selanjutnya, dia tidak ingin lagi ikut campur.

Sutradara Guo memintanya untuk bergabung ke dalam grup setelah satu minggu kemudian. Sebelum memasuki grup, Clara ingin pergi liburan dan melakukan perjalanan singkat dengan Rudy.

Presiden Sutedja yang super sibuk harus mencocokkan jadwalnya dengan jadwal Clara, dan Raymond mengeluh setelah mengetahuinya.

Karena waktunya terbatas, pilihan tempat liburan yang ingin dikunjungi tidak banyak.

Clara memilih Cagar Alam Zoo di kota Lan.

Clara menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Dari Kota A ke Zoo hanya memerlukan waktu setengah hari. Menurut pemandu wisata, pemandangan Cagar Alam di Zoo sangat baik dan cocok untuk relaksasi.

Mereka berangkat di pagi hari dan tiba di Zoo pada siang hari, Clara menemukan tempat yang unik untuk menginap.

Penginapan ini didekorasi dengan gaya retro, dan beberapa di antaranya seperti rumah-rumah di masa Republik China yang sering terlihat di dalam film. Ukiran jendelanya berongga dan begitu jendela dibuka, langsung bisa melihat rawa-rawa besar yang tidak jauh dari sana.

Ukuran ruangannya tidak terlalu besar, dan tentu saja tidak sebanding dengan hotel bintang lima, namun tempatnya sangat bersih. Meski begitu, Clara mengganti seprai dan selimut yang baru, karena Presiden Sutedja sangat menjaga kebersihan.

Setelah selesai, Clara melemparkan koper ke sudut dan mengelurkan ponselnya untuk memesan tiket.

Rudy tersenyum tak berdaya. Hal semacam ini seharusnya dia tidak heran. Kemampuan Nona Santoso untuk mengurus dirinya sendiri tidak jauh lebih baik daripada Wilson.

Dia membuka koper, menggantungkan pakaian di kabinet, kemudian meletakkan kebutuhan sehari-hari di kamar mandi. Setelah dia selesai, Clara juga selesai memesan tiket.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu