Suami Misterius - Bab 575 Tidak Ada Hak Untuk Merajuk

Dia menunduk dan mencium bibirnya yang lembut, Clara menghindar secara refleks, menggigit bibirnya dan tidak mau bekerja sama.

Tubuh Rudy yang berat menindih di atas tubuhnya, tubuhnya sangat panas, namun menujukan aura yang dingin.

“Semalam kamu bilang dirimu capek, tidak mau buat.

Sekarang mau pakai alasan apa untuk menolak aku ?”

“Tidak ada alasan, hanya tidak ingin buat.

Jangan-jangan tuan Sutedja ingin memaksa ?”

Sifat Rudy sangat angkuh, tentu saja tidak ada kebiasaan memaksa seorang wanita untuk tidur bersamanya.

Dia berbalik badan dan berdiri, duduk di samping kasur, membelakangi Clara, dan menegapkan punggungnya.

“Hari ini tidak mau buat, atau selamanya tidak mau buat lagi ?”

Suara Rudy terkesan dingin.

Clara menggigit bibir, tidak berbicara.

Rudy menoleh menatapnya, wajah sebesar telapak tangan, sudah sedikit pucat, matanya merah bagaikan kelinci kecil, membuat hatinya menjadi lembut seketika.

Dia mengeluh nafas dengan tidak berdaya, lalu berkata lagi :”Kantor masih ada pekerjaan penting, aku berangkat kerja dulu.

Tunggu malamnya pulang, kita bahas baik-baik.”

“Oh.”

Clara menjawab dengan nada datar.

Setelah itu, Rudy mengulurkan tangan padanya.

Clara mengerutkan alis, tidak memberikan pelukan padanya.

Rudy juga tidak emosi, hanya mengangkat alis dan berkata, “Kenapa, sudahlah kalau tidak mau buat, sekarang cium pun tidak boleh ?”

Clara ragu sejenak, tetap saja menghampiri ke dalam pelukannya, lalu mengangkat dagu, dan mengecup ringan pada bibir Rudy.

Dalam hati Clara sangat jelas, masa lalu Rudy dan Rahma, meskipun membuat dirinya merasa tidak nyaman, namun dalam kejadian ini, Rudy tidak melakukan kesalahan apapun, hanya suasana hatinya saja yang tidak baik, sehingga melampiaskan amarah padanya.

“Kamu hari ini jam berapa pulang kerja ?”

Dia meringankan suara dan bertanya.

“Kamu berharap aku jam berapa pulang kerja ?”

Rudy mengulur tangan, menopang dagunya dan bertanya.

“Cepat pulanglah, kamu bukannya sudah janji mau masak untukku ya.”

Clara mengedipkan sepasang bola matanya yang jernih dan polos.

Rudy tersenyum keceplosan, lalu menjawab, “Iya.”

Setelah Rudy berangkat kerja, Clara juga tidak ingin lanjut tidur, sehingga mengajak Luna untuk SPA di salon.

Mereka berada di dalam satu ruangan, masing-masing berbaring di atas kasur memijat, wajahnya sudah menempel masker.

Luna melakukan pijatan kaki, Clara memilih pijatan punggung yang beraroma wangi.

Clara setengah baring di atas kasur, sedikit memejamkan matanya, di bawah mata ada bekas mata panda yang tipis, jelasnya semalam tidak tidur dengan baik.

“Semalam berperang semalaman lagi ?

Tuan Sutedja hebat sekali.”

Luna bercanda.

Namun suasana hati Clara jelasnya tidak terlalu baik, hanya menjawabnya dengan nada datar :”Kamu banyak berpikir.”

“Kenapa lagi ?

Berantem ?”

Luna telah lama berkeliaran di dunia hiburan, orangnya sangat pintar menilai kondisi, sehingga langsung mengetahui kejanggalan Clara.

“Tidak ada, dengan sifatnya itu, mana mungkin berantem samaku.

Hanya saja mantan tunangannya datang ribut ke rumahku, merusak suasana hatiku.”

Clara mengeluh nafas dan berkata.

“Mantan tunangan tuan Sutedja, nona besar keluarga Mirah ? Berdasarkan pengetahuan aku, setelah dia membatalkan pernikahan dengan suamimu, sudah diusir keluar dari keluarga Mirah, dan hilang seketika dalam dunia sosial yang berkelas, seharusnya hidupnya sekarang tidak terlalu baik.

Kenapa ?

Dia terus berhubungan dengan suamimu ya ?”

Luna bertanya.

“Tidak ada.”

Clara selesai menjawab, langsung menceritakan kejadian dasar pada hari itu kepada Luna.

Luna mendengarnya, mengangkat alis.

Pantas saja suasana hati Clara begitu buruk, kata-kata Rahma, siapa saja juga tidak akan nyaman mendengarnya.

“Kalau kamu tidak senang kasih tahu saja sama suamimu, buat apa menahan di hati.

Lagi pula, kamu Clara juga bukan orang yang menyusah diri.

Manja merajuk, bukannya kamu paling jago ya.”

Clara sedikit memejamkan matanya yang cantik, tatapannya sedikit suram.

“Seandainya dia terus berhubungan dengan Rahma, terlibat tanpa jelas, aku tentu saja bisa merajuk, meribut bagaimanapun juga tidak ada salah.

Tetapi yang membuat aku merasa tidak senang, adalah masa lalu mereka, aku bahkan tidak ada hak untuk merajuk.

Rudy sangat mengetahui batasan tingkah lakunya, dia tidak mungkin melakukan hal yang mengkhianati pernikahan kami dan diriku, seandainya aku merajuk dengannya, tandanya aku merajuk sesuatu yang tidak masuk akal.”

“Kamu tidak merajuk, malahan perang dingin dengannya, sama saja seperti sedang menghabiskan perasaan antara kalian.”

Luna menasihatinya.

Clara mengerutkan bibir, tatapannya sedikit kabur, dan mulai terdiam.

Semalam, dia berdiri sendiri di atas balkon, sudah memikirkan dengan dalam.

Mungkin saja, pada awal permulaan, dia yang terlalu berharap dalam pernikahan ini.

Ada orang yang pernah mengatakan bahwa : Tidak ingin hidupnya terlalu menyedihkan, hal yang paling menjamin adalah jangan berharap bisa hidup bahagia.

Sementara dirinya dan Rudy, selain kejadian Rudy mengelabui identitas dirinya, hubungan mereka sangat lancar.

Mungkin karena terlalu lancar, sehingga, membuat dirinya mengabaikan terlalu banyak hal.

Contohnya, seperti masa lalu Rudy, masa lalu Rudy dan Rahma.

Clara terus mengira bahwa, semua ini adalah kejadian yang terjadi sebelum kedatangan dirinya, sehingga dia sanggup tidak memikirkannya.

Akan tetapi, ketika Rahma berdiri di hadapannya, menceritakan masa lalu mereka, tiba-tiba membuat suatu sisi di jantung Clara merasakan kesakitan yang menyesakkan.

Clara tidak ingin berpikir, namun tetap saja tidak bisa mengendalikan pemikirannya, lelaki yang dicintainya, memeluk dirinya, mencium dirinya, namun dia mungkin juga pernah memeluk dan mencium wanita lainnya.

Mungkin terlalu dalam mencintainya, semakin dalam, semakin tidak sanggup menahannya.

Clara merasa, mungkin dirinya sudah terjerumus.

…Sementara pada saat yang sama, di dalam Sutedja Group.

Rudy sedang membuka konferensi lewat video.

Ketika pertengahan rapat, tiba-tiba ponsel Raymond berdering, dia melirik layar ponsel, mengerutkan alis secara refleks, setelah itu, meninggalkan tempat pada pertengahan rapat, dan menerima panggilan di luar ruangan.

Dengan cepatnya dia sudah kembali.

Dia duduk kembali ke tempat samping Rudy, lanjut menunduk dan membaca dokumen, seolah-olah tidak pernah terjadi apapun.

Setelah selesai rapat, Raymond mengambil dokumen, dan langsung kembali ke ruangan sendiri, dengan biasanya membagikan pekerjaan kepada masing-masing departemen, ketika pertengahan pembagian, telepon internal berdering, malahan telepon dari ruangan CEO.

“CEO Sutedja ada keperluan apa ?”

Raymond bertanya dengan gaya bermain.

“Masuk sebentar.”

Rudy berkata.

Kebetulan di tangan Raymond ada sebuah dokumen yang memerlukan tanda tangan Rudy, setelah memutuskan telepon, dia mengambil dokumen, dan berjalan masuk ke ruang CEO dengan gaya santai.

Lift berhenti tepat di depan pintu ruangan CEO.

Raymond mengetuk pintu ruangan CEO, setelah itu, langsung mendorong pintunya dan masuk ke dalam.

“Ini anggaran musim selanjutnya, kamu lihat dulu, kalau tidak ada masalah tolong tanda tangan dulu, aku sana masih sibuk lagi, orang bawahanku sudah melebihi bodoh, pekerjaan yang sama mesti dijelaskan berkali-kali, sampai bibirku pun sudah hampir…” Kata-kata Raymond masih belum selesai, sudah langsung melihat wanita yang duduk di atas sofa sampingnya, senyuman di wajahnya hilang seketika.

“Aduh, lumayan hebat juga, bahkan bisa sampai ke sini.”

Raymond berkata dengan nada sindir.

“Raymond.”

Rudy meliriknya sekilas, setelah itu, berdiri dari tempatnya, “Kamu sama kak Reimi bahas dulu, aku keluar sebentar.”

Ketika Rudy berpapasan di sampingnya, mengangkat tangan dan menepuk pada bahunya.

Setelah Raymond meninggalkan mereka, Raymond mengangkat satu kakinya sambil duduk di atas sofa, lalu bertanya dengan gaya tidak peduli, “Buat apa mencariku ?”

Reimi tersenyum pahit, dan berkata, “Kamu tidak mau angkat teleponku, aku hanya bisa datang tanpa diundang.

Raymond, aku tahu kamu tidak mau mengakui aku sebagai kakakmu lagi, kalau bukan terpaksa, aku juga tidak akan datang mencari.”

“Ada apa, bilang saja.”

Raymond mengambil mancis, menyalakan sebatang rokok, nada bicara dan sikapnya sangat malas.

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu