Suami Misterius - Bab 194 Diusir Keluar

Clara dan Luna ngobrol dengan seru sampai hari sudah gelap.

Wakil sutradara memberi tahu para pemain di lokasi dan kru untuk berhenti bekerja dan membereskan alat-alat.

Wakil sutradara tidak dapat menjamin bahwa hari ketiga akan bisa mulai syuting.

Situasi saat ini adalah sutradara dan pemeran utama wanita sedang menemui jalan buntu. Sutradara Liu sudah mengancam, kalau dalam kru ini hanya dapat mempertahankan dia atau Rosa.

Malam itu juga, Aldio, kepala perusahaan Dongyu Entertainment, terbang kesini. Produser sendiri yang jemput dia di bandara.

Wajah Aldio sejak keluar dari bandara sampai ke hotel terlihat sangat dingin.

Produser dengan hati-hati menjelaskan konflik antara sutradara Liu dan Rosa.

Setelah mendengar itu, wajah Aldio masih tetap dingin, sepatah kata pun tidak keluar dari mulutnya.

"Presdir Aldio, sesuai pesan anda, jamuan makan di aula peony di lantai dua sudah siap, dan sutradara Liu juga sudah diundang ke sini." Produser menambahkan.

"Rosa di mana?" Aldio bertanya dengan suara dingin.

"Manajer Nona Rosa mengatakan bahwa dia sedang tidak enak badan dan sedang beristirahat." Produser menjawab dengan jujur.

Aldio menaiki tangga ke ruang peony di lantai dua, sambil naik tangga sambil berpesan: "Kamu kasih tahu Rosa, kalau dalam waktu sepuluh menit, dia tidak muncul, kamu suruh dia keluar dari kru film ini, dan aku tidak akan pakai dia lagi kelak."

"Baik, aku mengerti." Produser merespon dengan tergesa-gesa.

Di pintu masuk aula peony, produser membukakan pintu dengan sopan dan dengan penuh hormat mengundang Aldio masuk.

Aldio berjalan ke ruangan pribadi yang sudah dipesan dan segera mengubah wajahnya, tersenyum walau terlihat acuh tak acuh.

"Presdir Aldio." Sutradara Liu melihat Aldio masuk dan langsung berdiri dengan sopan dan menyapanya.

"Sutradara Liu, duduklah. Buat apa kamu sungkan padaku?" Aldio mengulurkan tangannya dan meletakkannya di bahu Sutradara Liu. Kemudian mereka duduk bersama.

Tidak lama kemudian, setelah mereka duduk, pintu ruangan pribadi itu didorong terbuka lagi. Rosa datang dengan wajah malas dan tidak berbicara. Dia terlihat sangat enggan.

Aldio menatapnya dengan dingin dan menunjuk ke posisi di sampingnya, “duduklah.”

Rosa berjalan dengan wajah dingin dan duduk di kursi yang ditunjuknya.

Aldio juga mengabaikannya, lalu meraih wine dan menuangkan segelas untuk Sutradara Liu. "Kakak Liu, kita telah berteman selama bertahun-tahun, dan kita bukan sekali atau dua kali bekerja sama. Film ini tidak bisa jadi tanpa kamu, Sekarang kamu mogok kerja dan ngambek, apakah kamu mau kubur aku hidup-hidup dan bikin susah adik kamu ini."

Sutradara Liu melirik Rosa sekilas, menghela nafas dan berkata, " Aldio, kamu tahu jelas tabiat aku bagaimana, justru aku tidak ingin merepotkan kamu, tapi artis dibawah naungan perusahaan media kamu ini sangat susah dihadapi dan dilayani, kamu cari sutradara lain saja. "

Aldio masih tersenyum, mengangkat gelas di depannya, "Kakak Liu, aku sudah tahu segalanya. Ini aku, bos tua, tidak berhasil mendidik artis kita dengan baik. Kamu berhati besar, Jangan perhitungan dengan wanita "aku akan menghabiskan minuman ini dulu, anggap sebagai permintaan maaf darinya."

Aldio merendahkan dirinya dan mengatakan ini kepada sutradara Liu. Jika sutradara Liu tetap bersikeras, itu berarti tidak menghargainya.

Bagaimanapun, Dongyu Entertainment memainkan peran penting dalam dunia hiburan, kalau sampai menyinggung perasaan Aldio, dan kelak sutradara Liu mungkin akan susah cari makan dalam dunia perfilman ini.

"Yah, Aldio, aku akan mengalah untuk kali ini karena menghormati kamu, Tetapi hal-hal serupa tidak boleh terulang lagi. Kamu juga tahu bahwa film ini harus dirilis pada hari kemerdekaan nasional nanti. Jadwal syuting sudah sangat ketat, jangan karena sikap individu dan membuat jadwal syuting tertunda dan ini akan mempengaruhi kualitas dan jadwal rilis film, bagaimana kita mempertanggung jawabkan hal ini kepada investor. "

"Aku tahu, aku tahu, kekhawatiran kamu memang masuk akal." Aldio menjawab dengan senyum dan menuangkan wine lagi untuk sutradara Liu.

sutradara Liu sudah minum dua gelas wine dan meletakkan sumpitnya. " Aldio, aku masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku jelaskan kepada anggota kru. Aku pulang dulu. Kamu makan pelan-pelan saja, nanti aku akan temani kamu minum lebih banyak di lain kesempatan."

"Kamu sibuk dulu, jangan sampai menggangu perkerjaan kamu." Aldio secara pribadi mengantar sutradara Liu sampai ke pintu.

Setelah sutradara Liu pergi, Aldio kembali ke tempat duduknya.

Rosa menatapnya dan berkata dengan dingin, "Mengapa kamu begitu sopan dan merendahkan diri dengan dia. Ada begitu banyak sutradara terkenal disini. sutradara Liu menganggap dirinya hebat sekali!"

Baru saja Rosa selesai mengatakan itu, Aldio mengambil segelas anggur, lalu menuangkan isi gelas itu ke muka Rosa, benar-benar tak tahu diri, Sekarang masih berani banyak komplen dengannya.

Wajah Rosa basah karena diguyur minuman, Dia menjerit dan mengulurkan tangan untuk menutupi wajahnya. " Aldio, kamu gila."

"Kamu yang gila." Aldio biasanya anak yang acuh tak acuh dan selalu ada senyum di wajahnya. Tiba-tiba, kalau dia marah, wajahnya akan terlihat dingin. Tentu akan mengejutkan orang yang melihatnya.

"Rosa, aku memperingatkanmu ya, kru film ini tidak ada kamu tidak masalah, tapi harus ada sutradara Liu. Mulai sekarang, kamu jaga sikap, bekerja dengan baik, jika tidak, jangan salahkan aku karena menghormati Rudy. " Aldio memperingatkan dengan suara dingin.

Hanya karena sudah menyebarkan gosip di luar sana, Rosa pikir dia sudah benar-benar menjadi istri atau Nyonya muda Sutedja. Padahal wanita semacam ini, dijadikan alas kaki Rudy saja tidak pantas.

Aldio terlalu malas untuk berurusan dengannya lagi. Gelas kosong di tangannya dihantamkan ke atas meja, gelas menyentuh piring keramik dan membuat suara keras. Rosa ketakutan sampai gemetaran.

Aldio keluar dari ruangan pribadi tiu, Di pintu, sudah ada manajer Rosa sedang menunggu di sana dengan panik.

"Jika dia bikin ulah lagi, kamu dan dia akan aku usir keluar, aku akan pecat kalian." Aldio berkata dengan kejam.

"Aku mengerti, Presdir Aldio." Manajer itu menjawab dengan hati-hati.

Keesokan harinya, Rosa terlihat berbeda, pagi-pagi dia sudah menunggu di tempat syuting.

Kali ini, dia tidak berani bertingkah lagi. Dia mengikuti instruksi sutradara Liu dengan patuh tanpa mengeluh, saat syuting dia juga tidak dandan.

Wajah Rosa hanya bisa dianggap sebagai kelas menengah keatas, tanpa riasan, wajahnya terlihat sangat biasa, Namun, dia memang berperan sebagai gadis biasa, hal ini sangat memuaskan sutradara Liu.

Proses syuting hari itu sangat mulus. Lagipula, Rosa juga sudah lama berkecimpung dalam bisnis ini. Dia sudah pernah bekerja dengan sutradara besar sebelumnya, dan kemampuan aktingnya juga telah disesuaikan. Dua hari yang lalu mungkin dia tidak fokus, Sekarang dia lebih serius, dan aktingnya terlihat berstandar tinggi.

Dan kemampuan akting Clara dan kondisinya akhir-akhir ini juga sangat stabil. Dia tidak menemui kendala dalam memerankan peranannya, dan kebetulan Clara memiliki tingkat kecocokan yang tinggi dengan karakter peranannya,

sehingga mudah untuk penyesuaian diri.

Selain itu, Aldio, seorang Presdir perusahaan Dongyu Entertainment, melakukan kunjungan khusus ke lokasi syuting untuk mengekspresikan simpati dan dukungannya. Para pemain di tempat itu bahkan terlihat lebih rajin dan ulet di depan bos besarnya.

Clara tidak memiliki kesan yang baik pada Aldio, jadi Clara tidak berencana mencari muka di depan dia. Clara malah memilih tempat disudut, dengan begitu banyak anggota kru dan aktor di tempat syuting, dia tidak akan memperhatikannya.

Tanpa diduga, Aldio malah mendatanginya dan membawakannya secangkir teh susu untuknya. "Nona Clara, tetap semangat ya."

"Sama-sama, Presdir Aldio." Clara dengan sopan menerima teh susu, senyum di wajahnya sangat datar, tidak akan menemukan ada yang salah atau aneh diwajahnya.

Meskipun dia tidak suka dengan karakter Aldio, minimal dia memiliki sopan santun dan budaya.

Aldio diam-diam menatapnya dan menilainya, tapi tidak dengan sengaja mencari bahan pembicaraan, dan beberapa saat kemudian dia pergi.

Aldio memesan tiket untuk sore itu dan terbang kembali ke kota A. sebagai bos Dongyu Entertainment, dia memiliki banyak pekerjaan yang harus ditangani.

Aldio baru saja masuk mobil bersama sekretarisnya menuju ke bandara, Raymond meneleponnya.

"Aku dengar kamu ada di kota C?" Raymond bertanya.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu