Suami Misterius - Bab 387 Pertanyaan Yang Membuat Orang Sakit Kepala

Setelah menikah, Bahron memperlakukan Veve dengan cukup baik, setidaknya, sudah memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami. Perhatian terhadap istri, hormat dan berbakti pada ayah dan ibu mertua, terhadap keluarga Yang juga segan dan sopan.

Dan Veve menunjukkan sikapnya yang angkuh sebagai putri kesayangan keluarga kaya, di keluarga Sunarya juga bersikap angkuh. Terhadap pembantu di rumah suka memerintah sesuka hati, terhadap keluarga tidak terlalu dihiraukan, bahkan nenek Sunarya berbicara padanya, dia juga ingin dengar maka akan mendengarnya, jika tidak ingin dengar langsung berbalik dan pergi.

Orang-orang keluarga Sunarya juga memiliki keluhan terhadap Veve, tetapi menantu yang sudah dinikahi putranya, walau betapa tidak puasnya nenek Sunarya, di hadapan orang luar juga tetap menutupi dan menjaganya, tetapi Veve tidak pernah menghargainya.

Pada saat itu, pekerjaan Bahron sibuk sekali, waktu untuk menemani istri juga tidak banyak. Veve sangat tidak puas terhadap hal ini, suami yang ada dalam bayangannya harus penuh kehangatan dan romantis, harus sering memberinya berbagai macam kejutan, paling bagus lagi harus mencintai dia dengan sepenuh hati.

Jelas sekali Bahron tidak bisa memenuhi kriterianya, karena hal ini, Veve selalu membuat keributan dan bertengkar, rumah dibuat jadi tidak tenang dan berantakan, terhadap pernikahan ini Bahron semakin tidak berdaya, akhirnya langsung pindah ke tempat tinggal yang disediakan tempat kerjanya.

Pernikahan dan keluarga tidak harmonis, membuat Bahron memfokuskan semua tenaganya pada pekerjaan, karirnya bisa dikatakan berjalan dengan sangat lancar, semakin berjalan semakin tinggi.

Dan sebaliknya di sisi lain, keluarga Yang semakin hari semakin meredup, setelah Kepala Keluarga Yang memundurkan diri, beberapa adik laki-laki Veve juga tidak terlalu berguna, sudah tak terhitung jumlahnya Kepala Keluarga Yang mengingatkan dan berpesan, agar Veve harus mempertahankan Bahron, berusaha secepat mungkin melahirkan anak agar kedudukan stabil.

Tapi pada saat itu, hubungan antara Veve dan Bahron sudah parah sekali, terus berada dalam situasi pisah rumah. Sama sekali tidak mungkin melahirkan anak.

Veve tidak bisa melepaskan sikap nona besarnya, untuk mengalah dan patuh pada Bahron agar hubungan mereka bisa ada perbaikan. Setiap kali ketika Bahron pulang, dia demi menarik perhatiannya, terus menyindir, bahkan menggunakan masalah Ardian, kata-kata yang dilontarkan juga semakin tidak enak didengar.

Dan kenyataannya, setelah Bahron dan Ardian berpisah, sama sekali tidak pernah saling kontak, lebih tidak pernah bertemu. Setelah dia dan Veve menikah, juga tidak pernah melakukan sesuatu yang mengkhianati istrinya.

Veve berubah menjadi semakin tajam, semakin ekstrem, saat paling keterlaluan, bahkan pergi membuat masalah di tempat kerja Bahron.

Bahron tidak tahan lagi, mengusulkan bercerai.

Ada sebuah kalimat yang mengatakan, undang ke rumah mudah saat mengantar pergi yang sulit. Ketika Bahron memiliki masa depan yang cemerlang, tentu saja keluarga Yang tidak akan mudah melepaskannya.

Masalah bercerai tertunda hingga dua tahun, hingga adik laki-laki Veve melakukan tindakan bersalah, keluarga Yang meminta bantuan pada Bahron.

Bahron bukanlah orang yang mudah dikendalikan orang lain, dia menggunakan ini sebagai ancaman, menyuruh Veve tanda tangan di atas surat cerai.

Veve akhirnya meninggalkan keluarga Sunarya, tapi membawa pergi setengah harta kekayaan keluarga Sunarya. Jika pernikahan adalah sebuah investasi, Veve berada di keluarga Sunarya selama lima tahun, benar-benar sudah menghasilkan uang yang berlimpah.

Tanpa adanya gangguan dari Veve, karir Bahron semakin melambung tinggi, sepanjang jalan hingga menduduki posisi saat ini.

Dan sebaliknya di sisi lain, keluarga Yang perlahan semakin terpuruk. Setelah Kepala Keluarga Yang meninggal, semakin jadi berantakan. Hari ini yang ini terjadi masalah, besok yang itu ada masalah, uang yang dibawa Veve dari keluarga Sunarya, sebagian besar digunakan untuk membantu keluarganya.

Setelah mereka berdua bercerai, Bahron selama bertahun-tahun seorang diri. keluarga Yang mulai muncul niat lain lagi, mencari banyak orang untuk menjelaskannya, berharap Bahron dan Veve bisa rujuk kembali. Bahron merasa sangat tidak senang dengan hal ini.

Kemudian, keluarga Yang melihat masalah rujuk tidak ada harapan lagi. Veve diperkenalkan oleh orang, dan menikah dengan seorang pengusaha properti, istri pengusaha properti sudah meninggal dua tahun lalu, meninggalkan satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Dua anak sangat bertentangan dengan ibu tiri, mendengar Veve hamil, langsung didorong oleh dua anak dari atas tangga, terjatuh hingga keguguran, sampai saat ini juga tidak memiliki anak sendiri.

Pengusaha properti memiliki anak laki-laki dan anak perempuan, jadi sama sekali tidak peduli Veve memiliki anak atau tidak. Selama beberapa tahun ini, sepertinya kehidupan Veve juga tidak dilewati dengan baik.

Walau bercerai selama bertahun-tahun, tidak memiliki anak, Bahron tetap tidak menikah lagi.

Bagi beberapa orang, karena bukan yang diinginkan, pasti tidak akan memaksakan diri. Bahron orang yang berposisi tinggi seperti ini, lebih tidak akan seadanya saja.

Bukannya dia tidak pernah berpikir untuk pergi mencari Ardian, hanya saja merasa malu pergi mencarinya. Dia pernah menciptakan dua kali kesempatan bertemu bagi mereka berdua, tapi sikap Ardian sangat dingin padanya, bahkan tidak bisa dibandingkan dengan orang asing.

Sampai, Rudy terjadi kecelakaan di luar negeri, hampir saja kehilangan nyawa, Ardian baru mencarinya.

Bahron baru tahu, ternyata mereka memiliki seorang putra.

Pada saat itu, dia menjaga di ruang pasien, menjaga selama beberapa hari, Rudy baru membukakan mata. Dia memegang tangan putranya, saking gembiranya hampir saja meneteskan air mata.

Dan Rudy kebingungan menatapnya, kalimat pertama yang dilontarkan padanya adalah: “Paman, apakah kamu sudah salah kamar, seharusnya kita tidak kenal.”

Pada detik itu, hati Bahron juga sedih sekali.

….…

Rudy selesai bicara, Clara mengedipkan mata, menghela nafas dan berkata: “Rudy, kalian memang ayah dan anak kandung, dalam setiap kalimatmu, selalu membela ayahmu.”

“Oh?” Rudy sedikit mengangkat alis, merasa sangat penuh minat sambil melihatnya, tampangnya siap mendengarkannya dengan cermat.

“Ini adalah kebiasaan cara berpikir kalian para pria. Bukankah kalian merasa berkorban demi kepentingan keluarga besar, sangatlah berjasa, dan sangat terhormat? Setelah menikah, sama sekali tidak kontak dengan mantan pacar, juga tidak berselingkuh dengan wanita lain, setia terhadap pernikahan, memenuhi semua kewajiban pada istrinya, seorang pria yang sangat bertanggung jawab?”

Rudy mengatupkan bibir, tidak menyatakan pendapatnya. Mendengarkan Clara lanjut mengatakan.

“bibi Yang yang tidak ada masalah malah suka cari masalah itu, aku tidak berkomentar apa-apa padanya. Bagaimanapun, sebelum menikah dia sudah tahu jelas kalau ini adalah sebuah pernikahan pertukaran keuntungan, bercerai juga membawa pergi banyak harta kekayaan mantan suami, sama sekali tidak rugi, juga tidak perlu ada keluhan apa-apa.

Tapi pemimpin Sunarya di hadapan kakakmu, pasti benar-benar seorang pria bajingan.

Pada masa itu, masih sangat kolot. Dia mengatasnamakan cinta, tidak bisa mengendalikan tubuh bagian bawahnya. Dia mempermainkan perasaan wanita dan akhirnya meninggalkan mereka, jika menggunakan kata-kata pada masa itu wanita sudah kehilangan kesuciannya, sangat sulit untuk menikah lagi.”

“Dia tidak mempermainkan wanita dan meninggalkannya, mereka sudah melakukan persiapan pernikahan. Hanya saja terjadi hal tak terduga.” Rudy menjelaskan.

“Hidup tidak selalu lancar, setiap saat bisa terjadi hal tak terduga. Ketika pria membujuk wanita naik ke ranjang, penuh kata-kata manis, mengatakan akan akan selamanya bersama dan tidak akan berubah, walau langit runtuh pun tidak akan berpisah. Sekarang sudah tidak bersama, sudah berubah, langit juga sudah runtuh bukan! Jika pemimpin Sunarya bersikeras tidak mau menikah, akibatnya juga hanya keluarga Sunarya mengalami keterpurukan. Dia seorang pria sejati, berdasarkan kemampuannya sendiri, apakah tidak sanggup menghidupi anak dan istrinya.

Tetapi pada akhirnya pilihan dia, bukankah tetap mengorbankan wanita. Berpikir mengalirkan beberapa tetes air mata sudah cinta suci? Sungguh tidak masuk akal!

Dia karena nasib tidak baik, bertemu dengan wanita seperti bibi Yang. jika tidak, dia suami istri harmonis, masih ada urusan apa dengan kamu dan ibumu!

Jika aku adalah Ardian, aku juga tidak akan memaafkannya.

Rudy, coba kamu katakan sendiri, apa yang tidak adil bagi ayah kandungmu? Sebagai seorang pria, mempermainkan perasaan wanita dan meninggalkannya, tidak bertanggung jawab. Sebagai seorang ayah, tidak melaksanakan kewajiban apa pun, sama saja dengan mendapatkan seorang putra yang sudah dewasa secara gratis.”

Rudy selesai mendengarnya, merasa apa yang dikatakan oleh Clara masuk akal juga.

Dia sedikit tidak berdaya dan tersenyum, “Benar juga apa yang kamu katakan. Tapi apakah kamu pernah memikirkannya, masa lalu sudah berlalu, situasi mereka saat ini, hanya saling menyiksa saja.”

Clara mengatupkan bibir, tangan menopang pipi, sangat fokus memandangnya, tiba-tiba bertanya: “Rudy, jika itu adalah kamu, bagaimana kamu memilihnya?”

Rudy: “……”

Ini benar-benar sebuah pertanyaan yang membuat orang sakit kepala.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu