Suami Misterius - Bab 971 Pembohong Juga Akan Tertipu

Ahmed tidak berbicara, dia duduk di tepi ranjang Yaya, menyentuh wajah anaknya dengan jarinya yang sedikit kasar.

Talia berdiri di sampingnya, tidak berkata dan tidak menghentikannya mendekati putrinya.

Meskipun hubungan mereka tidak baik, tapi bagaimanapun juga dia adalah ayah kandung Yaya.

"Aku ingat Yaya suka makan stroberi, aku sengaja membeli beberapa krim stroberi untuknya.

Dan, terakhir kali dia memberitahuku dirinya menyukai boneka Barbie, aku selalu sibuk dengan pekerjaan dan tidak punya waktu untuk membelikan untuknya. Aku tidak tahu apakah dia masih menyukainya atau tidak."

Ahmed berkata dengan suara mendesah.

Setelah mendengar, sudut bibir Talia terangkat sebuah senyuman ironis, "Kamu benar-benar sibuk, tidak punya waktu menemani anakmu, tapi punya waktu berselingkuh dan membesarkan perut wanita lain.

Kalau bukan karena kamu memainkan wanita di luar, membuat para wanita di luar menginginkan posisi Nyonya Sunarya, Yaya juga tidak akan terlibat dan menderita."

Wajah Ahmed menjadi suram dan berkata dengan nada dingin, "Talia, aku bukan datang untuk bertengkar denganmu."

"Lalu untuk apa kamu datang ke sini?"

Talia bertanya.

"Tidak bisakah aku datang melihat anak?"

Ahmed memandangnya dengan tegas.

Penampilannya yang tegas membuat Talia merasa lucu.

Mereka suami istri menikah selama bertahun-tahun, hubungan mereka tidak terlalu baik, tapi sangat memahami antar sesama.

Talia benar-benar sangat memahami pria ini, kalau dia hanya datang untuk mengunjungi anak, setelah dia mengatakan kata-kata yang penuh sindiran, Ahmed pasti telah pergi.

"Katakanlah, apa urusannya? Kalau tidak mengatakannya sekarang, belum tentu aku ingin mendengarnya nanti."

Ahmed menutup rapat bibirnya, tidak dapat membantah.

Setelah terdiam sejenak, dia berbicara dengan suara serak: "Suami istri keluarga Soraya datang lagi.

Mereka benar-benar berkemampuan, sejumlah besar uang, mereka dapat menghabiskannya dengan begitu cepat.

Sekarang mereka menganggapku sebagai mesin ATM, mereka datang mencariku ketika uang mereka habis.

Kalau tahu akan menjadi begini, dulu seharusnya tidak memberikan uang pada mereka, menuruti keserakahan mereka."

"Apakah kamu sedang menyalahkanku melakukan sesuatu yang salah?"

Talia mendengus dan bertanya dengan dingin.

Bagaimana mungkin Ahmed berani menyinggung perasaannya saat ini? Dia tahu dirinya salah berkata, jadi segera menyangkal: "Aku tidak bermaksud seperti ini, aku hanya ingin bertanya padamu, bagaimana menyelesaikan masalah ini?"

"Kamu yang menyebabkan masalah ini, selesaikanlah sendiri."

Talia berkata dengan tenang.

Ahmed tidak berkata, dia sangat cemas.

Ini bagaikan hujan turun di atap yang bocor, dia benar-benar merasakan perasaan seperti ini.

"Talia, kita sebagai suami istri, tidak bisakah kamu membantuku?"

Dalam keputusasaan, Ahmed hanya bisa merendahkan diri, memohon pada Talia.

Talia memandangnya dengan lembut dan menjawab: "Bisa."

Ahmed tertegun ketika melihatnya menjawab dengan begitu tegas.

Setelah tertegun sejenak kemudian, dia menjawab, "Terima kasih."

"Sama-sama."

Sikap Talia acuh tak acuh, dia berjalan ke samping dispenser air, mengambil setengah gelas air dengan gelas kertas sekali pakai dan meminumnya, lalu memutar kepala memandang Ahmed dan terus berkata: "Aku bisa membantumu, tapi aku punya syarat."

Ahmed langsung meengerutian kening “Apa syaratnya?”

“Mulai sekarang, tidak peduli apapun yang aku lakukan, kamu tidak boleh ikut campur.”

Talia berkata.

“Tentang urusan apa?”

Hati Ahmed menimbulkan perasaan waspada.

“Tidak butuh lama, kamu akan mengetahuinya.”

Talia tidak menjelaskannya.

Ahmed memandangnya dengan penuh pikiran, sepertinya ingin mengetahui sesuatu dari wajahnya.

Tapi Talia berwajah tenang dan hampir tidak memiliki ekspresi.

Ahmed menghela nafas, tidak berkata.

Sebagai tanda menyetujuinya.

“Kalau tidak ada urusan lain, kembalilah, jangan mengganggu Yaya istirahat.”

Kemudian, Talia mengusirnya dengan dingin.

Ahmed berdiri, baru saja hendak pergi, Yaya tiba-tiba berteriak.

“Ibu, selamatkan aku, Ibu, Ayah, selamatkan aku, aku sangat takut!”

Yaya tidak membuka matanya, tapi tidak berhenti berteriak menangis dan sembarang melambaikan tangannya.

Ahmed pertama kali menemukan situasi seperti ini, dia langsung tertegun di tempat, kemudian memanggil dokter dengan panik.

Talia bergegas ke tepi ranjang, memeluk putrinya dengan erat dan menghiburnya dengan suara terisak: “Jangan takut, Yaya jangan takut, ibu ada di sini, ibu tidak akan pergi darimu lagi.”

Talia memeluk Yaya dalam pelukannya, menempelkan wajahnya pada dahi anaknya yang dingin dan berbisik lembut di telinganya “Yaya, sayang, ibu akan menemanimu, jangan takut.”

Yaya masih menangis, tapi suaranya semakin kecil, akhirnya tertidur dalam pelukannya.

Ini bukan pertama kalinya Yaya muncul situasi seperti ini.

Awalnya Talia sangat panik serta gelisah dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan, sampai sekarang dia sudah terbiasa menghibur anaknya.

Dokter memberitahunya menimbulkan situasi seperti ini karena anak pernah mengalami ketakutan dan kegelisahan.

Bayangkan seorang anak yang hanya berusia beberapa tahun terkunci di dalam ruangan yang gelap dan kecil, haus, lapar dan takut, membuatnya gelisah dan akhirnya pingsan, bagaimana mungkin tidak menimbulkan trauma.

Talia memeluk erat putrinya, matanya memerah.

Dia menggertakan giginya berkata “Su Loran, aku tidak akan melepaskanmu.”

Kemudian, Ahmed datang bersama dokter.

Tapi terhadap situasi Yaya, Dokter juga tidak berdaya, dia hanya menyarankan mereka membawa anak ke psikolog setelah anak dipulangkan dari rumah sakit.

Talia menundukkan kepala menatap anak dalam pelukannya, setelah melihatnya tertidur pulas, barulah pelan-pelan meletakkannya di ranjang dan menyelimutinya.

Kemudian, dia berjalan ke samping gantungan pakaian, mengambil mantel dan mengenakannya.

“Kamu tinggal di sini menemani Yaya, aku pergi bertemu dengan suami istri keluarga Soraya.”

“Aku menemanimu pergi. Pasangan suami istri itu bukan orang baik, bagaimana kalau mereka melukaimu.”

Ahmed berkata dengan khawatir.

Setelah mendengar, Talia mendengus dingin “Apa yang bisa mereka lakukan padaku?”

Setelah keluar dari bangsal, Ahmed bersikeras mengikutinya, menyerahkan Yaya pada staf medis.

Talia malas berdebat dengannya, jadi keduanya meninggalkan rumah sakit bersama.

Situasi ekonomi keluarga Soraya saat ini tidak optimis, sehingga mereka hanya bisa tinggal di sebuah hotel kelas bawah, lalu Talia mengajak mereka bertemu di sebuah kafe di seberang hotel.

Sebelumnya, Talia memberikan sejumlah uang untuk menutup mulut mereka. Oleh karena itu, begitu melihat Talia, mereka seolah-olah bertemu Dewa Kekayaan, dia menyangka Talia akan memberikan uang pada mereka lagi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

“Nyonya Sunarya, begitu lama tidak bertemu, masih juga begitu cantik.”

Pasangan suami istri keluarga Soraya tersenyum berkata.

Talia mengotak-atik cangkir teh di depannya dan mendengus berkata, "Sepertinya belum lama, belum setengah tahun, kalian langsung datang lagi, ini benar-benar mengejutkanku."

Pasangan suami istri keluarga Soraya tersenyum segan, pria berkata dengan tak berdaya dan sedih: "Kami ditipu. Dasar sialan, bagaimana boleh mereka membohongi orang jujur seperti kami, uang itu diganti dengan nyawa adikku! Mengapa aku begitu sial!"

Talia mendengar tangisan munafik mereka, lalu mengangkat cangkir teh dengan elegan dan mencicipinya, setelah mereka selesai berkata, Talia mendengus dengan acuh tak acuh “Pembohong juga akan tertipu, benar-benar konyol.”

Tidak peduli betapa bodohnya pasangan suami istri keluarga Soraya, mereka juga dapat mendengar Talia sedang mengejek mereka, ekspresi di wajah mereka langsung berubah.

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu