Suami Misterius - Bab 572 Mengkhianati Cinta Kekal Abadi Harapan Dirinya

“Tidak perlu kamu yang usir.”

Gevin memeluk pinggang Rahma, lalu berkata, “Rahma, kita pergi.”

Mereka berdua meninggalkan tempat dengan penuh amarah, sementara suasana hati Clara yang baik juga menjadi hancur karenanya, bahkan tidak menghabiskan sarapannya.

Dia bersembunyi sendiri di dalam kamar, sedikit bosan, sehingga, dia mengeluarkan laptop, situs yang terbuka pada sebelumnya, adalah situs tentang topik utama.

Setelah itu, tidak tahu kenapa dia malah membuka jendela pencarian, jari yang putih dan mulus sedang mengetuk ringan pada papan ketik, jendela pencarian muncul beberapa kata : ‘ Dandelion Engagement ’.

Setelah itu, dia memegang mouse, mengetik tombol pencarian, lalu menelusuri lagu 《 Dandelion Engagement 》.

The dandelion next to the fence in primary school.

It was a scenery that had flavour in my memory.

Taking an afternoon nap,cicada noise comes from the playground.

After many years, it still sounds good.

Fold up the dreams into a paper airplane and send it as a letter.

Because we can't wait for that meteor.

I seriously throw the coin that decides fate.

Yet I don't know where I can go.

A promise we made when growing up together.

It's so clear.

I believe it since we made a pinky swear.

We said we would go on holiday together.

Nowadays it's your only wilful persistence.

In the corridor we stand as punishment and have our hands

slapped.

Yet we pay attention to the dragonfly by the window.

Wherever I go you follow very closely.

There are a lot of dreams waiting to done.

A promise we made when growing up together.

It's so sincere.

The one time I couldn't stop chatting to you.

And I already can't tell the difference.

Whether you are the friendship

or the love I missed out on.

….

Iramanya sangat indah, liriknya juga terpenuhi dengan kenangan indah .

Clara meringkuk badannya, kedua tangannya melingkar lutut, dia duduk di depan jendela besar, sambil menatap keluar jendela dengan pemikiran bengong.

Taman bunga kecil di luar jendela, menanamkan berbagai pohon ara yang tinggi.

Pada saat itu, alasan utama ibu membeli apartemen ini adalah menyukai beberapa pohon ara yang setinggi langit ini.

Daun kehijauan, terpenuhi dengan aura kehidupan.

Bergoyang sesuai hembusan angin.

Ibu berkata :”Di dalam legenda kuno, ara adalah perpaduan antara lelaki dan wanita.

Ara tumbuh dan tua bersamaan, hidup dan mati juga bersamaan.

Dia menandakan cinta yang kekal abadi.”

Evi orangnya selalu romantis, tetapi sayangnya, Yanto mengkhianati ‘cinta kekal abadi’ harapan dirinya.

Dahi Clara menempel pada kaca jendela yang dingin, tiba-tiba merasa kesakitan pada matanya.

Pemikirannya sedikit kacau, telinganya tiba-tiba mengulangi kata-kata Rahma sebelumnya.

“Kamu iri dengan masa laluku dengan Rudy, apa gunanya juga !”

“Aku sama Rudy adalah pasangan kekasih kecil yang besar bersama.

Pada saat kecil, kami sering main bersama, dia jadi pengantin pria, aku jadi pengantin wanita.

Kami besar bersama, sekolah bersama.

Kalau aku tidak senang, dia akan membujuk aku.

Clara, kamu pernah mendengar lagu 《 Dandelion Engagement 》 ?

Saat kami bertunangan, kami memainkan lagu itu, main dengan empat tangan.”

Clara lompat dari samping jendela, berjalan ke ruang piano dengan kaki telanjang, dan duduk di kursi bermain piano.

Dia membuka papan penutup piano. Jari panjang dan putihnya mengetik di piano, irama piano mulai mengalir keluar.

Lagunya adalah 《 Dandelion Engagement 》

Hanya saja, Clara hanya bermain sampai setengah, sudah tidak sanggup bermain lagi.

Clara menutup pianonya dengan kuat, setelah itu, kepalanya menyandar di atas piano, tidak berkata apapun.

Siang ini, ketika Sus Rani naik tangga dan memanggil Clara makan siang, melihat dirinya menyandar di atas piano dan tidak berkata apapun.

“Clara, aku memasak sup bebek kesukaanmu, cepat turun ke bawah, tidak enak lagi kalau dingin.”

Sus Rani berdiri di depan pintu dan berkata.

Clara mengangkat kepalanya, lalu membawa suara serak dan berkata, “Sus Rani, aku tidak lapar, kamu makan dulu.”

Dikarenakan Clara membelakangi dirinya, sehingga, Sus Rani tidak dapat melihat reaksi wajahnya, tidak tahu juga apakah dia sudah menangis.

“Clara, kamu pagi ini sudah tidak terlalu makan, siang kalau tidak makan lagi, nanti lambung akan sakit.”

Sus Rani menasihatinya.

“O, anda makan dulu saja, aku melatih piano dulu, sebentar lagi akan makan.”

Clara mulai membuka uang piano, dan mulai bermain.

Hanya saja, irama piano jelasnya sudah kacau.

Clara mengeluh nafas, menggeleng kepalanya, berbalik badan dan turun tangga.

Setelah itu, Sus Rani bolak balik memanaskan sup bebek berkali-kalinya, Clara tetap tidak turun untuk makan siang.

Suara piano di lantai atas terus bersambung, tidak pernah berhenti.

Sus Rani tidak berdaya, hanya bisa diam-diam menelepon Rudy.

……

Ketika Rudy menerima telepon, dia baru saja berjalan keluar dari ruang rapat.

Sekretarisnya Johan memberikan ponsel kepadanya, lalu berkata dengan sopan :”CEO Sutedja, telepon dari rumah.”

“Rumah ?”

Rudy sedikit heran, lalu menerima teleponnya.

Di sisi telepon, terdengar suara dari Sus Rani.

“Tuan, hari ini ada seorang nona Mirah berkunjung ke rumah, lalu berbicara pada nyonya….nyonya sepanjang hari termenung di ruang piano sambil bermain piano, bahkan tidak makan siang juga….” Rudy mendengarnya, semakin mengerutkan alis, lalu menjawab dengan datar, “Aku sudah tahu.”

Setelah memutuskan telepon, dia berjalan lurus ke ruang CEO, lalu meletakkan dokumen di tangannya dengan sembarangan.

Setelah itu, dia mengambil jas yang berada di kursi, berbalik badan dan berjalan keluar, sambil berjalan sambil memerintah pada asisten :”Entertain dengan Direktur Cheng di sore ini, suruh Raymond mewakili aku saja, jadwal lainnya semua dibatalkan.”

Rudy selesai berkata, menarik pintu ruangan dan berjalan keluar.

Setelah itu, langsung melihat Rahma dan Gevin yang muncul di depan pintu.

Tatapan Rudy sedikit dingin, lalu melirik Johan yang berdiri di samping.

Dalam hati Johan sudah merinding, departemen sekretaris atas tanggung jawab dirinya sering bermasalah dalam waktu dekat ini, memang parah sekali, sekarang bahkan tidak bisa menghalangi orang yang menerobos, kiranya ruang CEO adalah pasar ya, siapa saja bisa datang dengan sesuka hati ya.

“Maaf, CEO Sutedja akan keluar, sementara tidak bisa melayani kalian, kalau ada keperluan, aku boleh bantu membuat janji dulu.”

Johan berkata dengan sopan.

“Rudy, ada yang mau aku katakan padamu, tidak akan mengganggu waktumu.”

Rahma berdiri di hadapan Rudy, mengangkat kepala dan berkata.

Rudy mengerutkan alis, setelah kesunyian sejenak, hanya melempar satu kalimat dengan nada datar, “Masuk.”

Rudy berbalik masuk ke dalam ruang CEO, Rahma dan Gevin langsung ikut masuk.

Rudy melempar jas dirinya dengan sembarangan, lalu duduk di kursi besarnya.

Belakang dirinya adalah sebuah jendela yang besar, sinar matahari bersinar masuk ke dalam, membuat dirinya kelihatan semakin seram dan berkuasa.

“Paman muda…” Gevin membuka mulut dengan buru-buru, namun langsung diputuskan oleh Rudy.

“Perusahaan Electric Technology begitu santai ya ?

Atau, karena ada wakil yang membantumu, jadi sudah tidak ada urusanmu lagi.”

Satu tangan Rudy menjepit rokok, suaranya terkesan santai dan dingin.

“Gevin, aku tidak masalah, aku bisa mengurus sendiri, kamu pulang saja dulu, jangan menunda pekerjaan.”

Gevin ragu sejenak, baru mengangguk kepala, “Baiklah, aku pulang dulu, ada perlu telepon aku saja.”

“Paman muda, aku masih ada kerja, tidak ganggu kamu lagi.”

Sebelum Gevin pulang, masih pamit sopan dengan Rudy.

Rudy melihat pintu ruangannya yang terbuka dan tertutup, tatapan semakin suram, sepertinya sedang berpikiran dalam.

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu