Suami Misterius - Bab 1092 Itu Menggambarmu

Pemikiran Diana sangat berani, tetapi, bukannya tidak mungkin.

Setelah dia duduk di belakang meja kerja besar, sambil memutar pena karbon di tangannya sambil berbicara.

“Little Sweet adalah film panas, sudah cukup terkenal, tidak perlu mencari popularitas lagi, jika mempertimbangkan kepopuleran dan penggemar, maka kepopuleran dan penggemar Rafi sudah cukup banyak, tidak perlu didukung oleh pemeran wanita lagi. Dalam situasi seperti ini, bagaimana kalau kita lebih berani dengan menggunakan orang baru, sebaliknya, akan lebih mudah menarik perhatian publik, menjadi topik hangat yang diperhatikan dan diperbincangkan.

Masih ada satu poin lagi, aktris baru bayarannya lebih rendah, bisa menghemat sejumlah uang untuk digunakan pada pasca produksi, meningkatkan tekstur dan kualitas film.

Tentu saja, aku termasuk awam dalam hal ini, semua ini hanya sekedar pendapatku saja, aku lebih membutuhkan pendapatmu.”

Diana selalu sopan dan sungkan ketika berbicara dengan Almira, Almira tersenyum, sambil mengangguk mengatakan: “Apa yang kamu katakan sangat layak, aku setuju.”

“Kalau begitu untuk sementara diputuskan begini saja, suruh pemeran utama melakukan pemotretan poster untuk promosi, departemen hubungan masyarakat bekerja sama dengan promosi resmi untuk melakukan publisitas awal.” Diana selesai bicara, menutup data informasi dan memasukkannya ke dalam tas tangan, serta mengambil jaket yang tergantung di samping.

“Pulang lebih awal?” Almira bertanya.

“Iya.” Diana mengangguk, sambil tersenyum mengatakan: “Pria yang mengasuh anak di rumah, bagaimana aku bisa tenang.”

Almira kaget membelalakkan mata, keterkejutan dan kebingungan hampir mengalir keluar dari mata.

Diana adalah pacar tuan muda Sunarya, ini sudah jelas terlihat. Desta memindahkan dia untuk menjadi kaki tangan Diana, itu sudah hampir menyatakan hubungan diantara mereka berdua.

Informasi yang didapatkan Almira selalu begitu cepat, tapi tidak pernah dengar Desta memiliki anak dan Diana baru saja pulang dari luar negeri, sedikit orang yang tahu apakah dia ada riwayat pernikahan atau tidak. Jangan-jangan, anak Diana dengan orang lain? Kalau begitu seberapa cintanya Desta pada dia, baru bersedia membesarkan anak dari pria lain.

Meskipun dalam benaknya penuh keraguan, tapi Almira adalah orang pintar, tahu apa yang boleh ditanya dan apa yang tidak boleh ditanya.

“Pria mengasuh anak memang tidak terlalu bisa diandalkan.” Almira hanya mengiyakannya dengan santai.

Diana mengendarai mobil pulang ke rumah, begitu masuk rumah sudah mendengar suara tertawa riang Gungun.

Desta menggendong putranya dari lantai, tepat saat mau pergi ke toilet untuk cuci tangan, Diana pulang.

Gungun melihat mama, segera memutar badan kecilnya, berjuang lepas dari pelukan Desta, seperti sebuah bom meriam yang meluncur keluar, menerobos ke dalam pelukan Diana.

“Mama.”

Diana menjongkok, sambil tersenyum menyentuh ujung hidung putranya sejenak “Kenapa membuat diri hingga seperti seekor kucing kecil?”

Tangan dan pakaian Gungun penuh dengan cat air, bahkan wajah kecil juga teroles cat warna merah, lalu melihat Desta yang berdiri di tengah ruang tamu, kemeja putih salju juga penuh warna merah dan hijau, benar-benar berubah menjadi kemeja corak bunga.

Bukan hanya mereka berdua, sofa, gorden dan lantai di ruang tamu juga tak luput.

Diana tidak bisa menahan diri mengulurkan tangan memegang kening, pria mengasuh anak bukan tidak bisa diandalkan, tetapi benar-benar tidak bisa diandalkan sama sekali.

Diana ganti sandal, melepaskan jaket, memegang Gungun masuk ke dalam rumah “Kucing besar dan kucing kecil, cepat sana pergi mandi.”

Desta mengulurkan tangan menggendong Gungun, berputar sejenak di tempat, si kecil merangkul leher papa, mulai tertawa cekikikan lagi.

“Kucing kecil mandi bersama papa.” Desta menggendong putranya, langsung berjalan ke dalam toilet.

Kemudian, dari dalam toilet terdengar suara gemericik air mengalir.

Diana masuk ke dalam ruang ganti dan mengganti pakaian rumah, kemudian, mencari pakaian ganti untuk mereka berdua.

Dia membawa pakaian berjalan ke depan pintu toilet, mengulurkan tangan mengetuk pintu “Desta, sudah selesai belum?”

“Belum.” Gungun berkata dengan suara tajam.

“Baiklah, aku letakkan pakaian ganti di depan pintu.” Diana menyimpan pakaian ke dalam kantong dan digantung pada pegangan pintu toilet, kemudian, turun ke bawah membantu Kak Li memetik sayur.

Ketika makanan sudah tersajikan di atas meja, Desta dan Gungun masih belum turun ke bawah.

Diana pergi mengetuk pintu toilet lagi “Apakah masih belum selesai mandi? Perlu dibantu?”

“ Diane, masuk saja.” Terdengar suara Desta dari dalam toilet.

Diana membuka pintu masuk ke dalam toilet, Desta sedang membantu Gungun mengenakan baju.

Di dalam toilet berantakan sekali, air di bak mandi meluap ke seluruh lantai, perlengkapan mandi bayi berserakan disekitar bak mandi, mainan mandi juga penuh di lantai, benar-benar bisa digambarkan dengan kata mengerikan.

Seorang pria dewasa, pertama kalinya memandikan anak kecil, tidak bisa dihindari akan kebingungan dan kelabakan, Diana melihat dia yang kikuk mengenakan pakaian pada Gungun, tidak bisa menahan diri menekuk sudut bibir.

Diana membantunya mengenakan pakaian pada anak, setelah itu menggendong si kecil turun ke bawah dan menyerahkannya pada Kak Li.

Lalu, Diana berjalan masuk ke dalam toilet lagi, berencana membereskan medan perang itu.

Saat dia membuka pintu masuk ke dalam toilet, Desta baru saja melepaskan baju, menunjukkan dada yang kekar. Pipi Diana sedikit memerah, tanpa sadar menundukkan kepala “Kamu mandi dulu, nanti aku baru masuk untuk membereskannya.”

Diana berbalik untuk pergi, tapi lengannya malah ditarik oleh Desta. Desta sedikit bertenaga langsung menekannya ke dinding salah satu sisi.

Dinding bertatahkan keramik yang halus dan indah, terasa dingin saat disentuh. Diana mengulurkan tangan menahan dadanya, melihatnya ke arahnya dengan wajah memerah.

Desta menekuk sudut bibir, ada sedikit jejak jahat dalam senyumannya “Mandi bersama?”

“Jangan main-main……” Penolakan Diana baru dilontarkan, bibir langsung ditutup olehnya.

Bibir mereka menempel bersama, berciuman lembut dan terjerat bersama.

Lengan Diana baru saja melingkar di atas lehernya, dari luar toilet samar-samar terdengar suara garukan pintu, kemudian suara menepuk pintu dan selanjutnya, suara kekanak-kanakan Gungun “Mama, mama buka pintu, ayo makan.”

Ternyata, si kecil naik ke lantai atas untuk memanggil mama makan, karena terlalu pendek tidak bisa membuka pintu, terburu-buru hingga menggaruk dan menepuk pintu.

Tubuh Desta agak kaku sejenak, merasa sedikit tak berdaya melepaskannya, berbalik untuk membuka pintu.

Pintu toilet terbuka, si kecil menerobos masuk, langsung memeluk kaki Diana. “Mama, gendong.”

Diana menggendong putranya keluar dari toilet, lalu membalikkan kepala melihat ke arah Desta, sambil menahan tawa mengatakan: “Sayang, mandi sendiri ya, selesai mandi turun ke bawah untuk makan.”

Meskipun wajah Desta tidak terlalu banyak ekspresi, tapi dari ujung kepala sampai ujung kaki terdapat ekpresi diperlakukan tidak adil.

Setelah makan, Gungun penuh semangat mengajak Diana mengangumi gambar karya besarnya bersama papanya.

Anak berusia dua setengah tahun, pegang pensil saja belum mantap, tentu saja jangan berharap dia bisa menghasilkan gambar bagus apa, pada dasarnya dipapan lukis semuanya adalah gambar Desta. Tuan muda Sunarya tidak mengerti cara melukis, semua hanya coretan saja, Gungun semakin bantu semakin berantakan, jadi, keseluruhan gambar kelihatannya……sedikit mengerikan.

Matahari merah yang besar, awan yang miring-miring, masih ada sesuatu yang tidak jelas benda apa itu.

Meskipun pemandangan gambar yang mengerikan, tetapi Diana juga tidak boleh menjatuhkan antusiasme ayah dan anak itu, hanya bisa membelakangi hati sendiri, mengangguk sambil memuji “Gambar Gungun bagus sekali, hebat, semangat ya.”

Gungun merasa senang sekali karena dipuji, jari-jari putih menunjuk ke sesuatu yang agak buram di gambar “Mama, mama.”

Diana: “……”

Dia menoleh melihat ke arah Desta “Jangan bilang padaku, kalau gambar gumpalan hitam ini adalah aku.”

Desta tersenyum sambil menatapnya “Sudah lihat ya, memang itu menggambarmu, apakah cantik?”

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu