Suami Misterius - Bab 655 Metode Hidup Yang Berbeda

Clara yang tertidur nyenyak, langsung terbangun ketika disentuh olehnya.

Dia menatapnya dengan mata setengah tertutup, bulu matanya berkedip kedip, pandangan matanya sedikit bingung.

“Aku tidak memliki energi, aku tidak ingin….” Kedua tangan Clara mengenggam pakaian di tubuhnya, apapun yang dikatakan tidak akan membiarkan dia melepasnya.

“Tidak ingin melakukan apa?”

Rudy menatap matanya yang penuh ketidakberdayaan, menjengkelkan tapi lucu.

Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan dalam otak gadis kecil ini.

“Kamu melepaskan bajuku bukankah ingin denganku…. Intinya bukan untuk memasak.”

Clara mendengus, seperti anak kecil yang bermanja.

“Kamu berpikir terlalu banyak, aku tidak akan menindas orang yang sedang sakit.”

Rudy berkata sambil memegang tangannya, dengan paksa melepaskan rok yang ada ditubuhnya.

Saat itu, Clara masih tidak bisa bekerja sama, Rudy hanya bisa membantu dia menganti baju, dengan suara lembut membujuk, “Sayang, kamu berkeringat, semua bajumu sudah basah, jika tidak segera ganti, memakai baju yang basah akan mudah terserang flu.”

Clara karena sedang sakit membuatnya menjadi linglung, juga tidak tahu apakah dia mengerti dengan perkataannya, dia terus bergumam dan berkata : “Kamu tidak boleh menyentuhku, jangan menyentuhku…..” Rudy menghabiskan banyak energi untuk membantunya berganti baju.

Clara mengenakan piyama yang nyaman, saat membalikkan tubuh langsung tertidur lagi, wajahnya lembut dan tenang.

Rudy merasa malu.

Karena suhu AC didalam rumah yang tinggi, dia kesulitan ketika membantu Clara berganti baju, seluruh tubuhnya berkeringat, kemejanya samar-samar bernoda keringat.

Rudy melepaskan kemejanya, postur bahu dan punggung yang sempurna.

Dia langsung pergi ke kamar mandi, hanya sekedar membilas saja, dan mengganti baju yang bersih.

Ketika dia kembali ke kamar tidur, kebetulan ponsel yang dilemparkan keatas sofa kecil berdering.

Rudy mengangkat telepon, terdengar suara Aldio dari ponsel itu.

“Bos, aku sudah melapor kembali.

Ada masalah apa kamu silahkan langsung perintahkan, Aku akan mengikutinya.”

“Selidiki bagaimana pengaturan jadwal Clara belakangan ini.”

Rudy berkata.

“Ini tidak perlu diselidiki , semua orang tahu, belakangan ini kakak ipar sedang mempersiapkan album yang kedua untuk dirilis, dalam waktu dekat akan tinggal di kota A, ini adalah hal yang baik, kalian suami istri bisa berkumpul bersama, siapa tahu tidak lama lagi Wilson akan memiliki adik laki-laki ataupun adik perempuan.”

Aldio baru saja kembali, sementara belum begitu mengerti situasinya, mengatakan dengan asal.

Tapi, Rudy tidak bermaksud menjelaskan, dan langsung memerintahkan: “Aku tidak peduli dengan cara yang kamu gunakan, pindahkan pekerjaan Clara keluar negeri, dalam waktu dekat, aku tidak ingin dia tinggal di kota A.”

Aldio tertegun, menjauhkan istri keluar, ini tidak seperti gaya bos.

“Bos, apakah ada masalah?”

“Aku tidak harus menjelaskannya padamu, lakukan saja apa yang aku katakan.”

Rudy sekejap selesai berkata dan langsung menutup telepon.

Dia kembali melemparkan ponsel ke atas sofa, saat berbalik terlihat Clara duduk diatas ranjang.

Dia tidak tahu kapan dia bangun, dia menatapnya, sepasang mata sangat tenang seperti air yang mengenang.

“Kamu ingin aku keluar negeri?”

Clara bertanya, mungkin karena penyakitnya, suaranya dalam dan serak.

“Rudy mengangguk, berkata : “Kamu untuk sementara waktu pergilah keluar negeri.

“Ketika masalah ini diselesaikan, aku akan menjemput kamu.”

Setelah Clara selesai mendengar, tiba-tiba hening sejenak.

Suasana menjadi hening sejenak, bahkan ada sedikit muram.

Kemudian, Clara membengkokkan sudut bibir, memperlihatkan senyuman dingin, semua ini adalah sindiran.

“Rudy, sekarang kamu mengirim aku ketempat jauh, hanya akan membuatku merasa bahwa kamu bersalah.”

Mata Rudy yang gelap menatap sangat dalam, dengan acuh tak acuh berkata, “Sayang, anggap saja pergi berjalan-jalan.”

“Bagaimana jika aku tidak ingin pergi?”

Clara menatapnya dengan seram.

Rudy mengerutkan bibir, matanya juga seram.

Dia tidak berbicara, tetapi masalah ini jelas-jelas tidak ada ruang untuk berdiskusi.

Clara sedikit menurunkan pandangan matanya, sudut bibirnya tersenyum mencela diri sendiri.

Selama ini, mungkin karena dia terlalu memanjakannya, memberi kebebasan, jadi, dia tidak bisa menerima kenyataan.

Pria yang berada didepannya adalah Rudy, adalah Rendi, begitu lahir sudah berada diatas, mengucapkan sepatah kata, tidak akan mentolerir orang lain untuk melanggarnya.

Clara sedikit tidak terkendali mengangkat selimut dari tubuhnya dan berjalan keluar dari tempat tidur, namun, baru saja demamnya turun, berkeringat lagi, tubuhnya jatuh, ketika bangun dari tempat tidur merasa tubuhnya ringan dan tidak berenergi, sepasang kaki juga lemah, langsung terjatuh disamping tempat tidur.

Hal yang lebih parah, setelah jatuh dia tidak menstabilkan keseimbangan tubuh, kepalanya terbentur ke lemari sebelah tempat tidurnya, dahinya juga terbentur menjadi lebam.

Pandangan menjadi hitam, berkunang-kunang.

Kali ini, benturannya tidak ringan.

Clara mencengkeram dahinya yang memar, kesakitan hampir menangis.

Rudy mendekatinya dengan sedikit panik, membawanya langsung kembali ke tempat tidur.

“Apakah lukanya parah?

Biar aku lihat.”

“Pergi, tidak perlu kamu pedulikan!”

Suara Clara menangis, mengulurkan tangan mendorongnya, tetapi dia menangkap tangannya, dengan paksa menekan ke tempat tidur.

“Patuh, jangan sembarangan bergerak!”

Dia menekannya dengan satu tangan, tangan satu lagi mengangkat rambut yang berantakan didepan dahinya, dengan hati-hati memeriksa luka didahinya.

“Untunglah, ini hanya cedera kulit, seharusnya tidak masalah.”

Rudy merasa lega, melonggarkan tangan dan melepaskan dia.

Saat ini Clara menjadi penurut, tidak lagi berusaha untuk turun dari tempat tidur, hanya marah membalikan tubuh dan mengabaikannya.

Rudy memeluknya dari belakang, dengan mesra tubuh mereka saling berdekatan satu sama lain.

Suara magnetik rendah seperti cello pria berbisik ditelinganya.

“Ketika seseorang memiliki sesuatu yang sangat dia pedulikan, maka dia tidak bisa menggunakan akal sehatnya”.

Clara, aku peduli padamu, dan seharusnya kamu juga sama sepertiku.

Jadi, Rahma hanya perlu menggunakan beberapa kata, bisa membuat kamu lepas kendali dengan mudah.

Clara, aku tidak berharap kamu tetap tinggal disini, karena tidak ingin membiarkan orang yang tidak memiliki hubungan menyakiti kamu.

Aku jamin, akan sesegera mungkin menyelesaikan masalah ini.”

Punggung Clara menempel di dadanya yang hangat, dia bisa merasakan detak jantung yang kuat di dadanya, membuat orang merasa nyaman.

Dia tidak berbicara, tetapi matanya menjadi basah dan kabur, air matanya mengalir ke sudut mata, mengalir diam-diam.

Tetesan air mata jatuh tepat di lengan Rudy, membawa suhu yang hangat.

Tubuhnya yang tinggi sedikit bergetar, lengan yang melingkar dipinggangnya tanpa sadar mengencang, seperti takut dia akan menghilang.

Clara mengulurkan tangan dan menghapus air mata dari pipinya, berbalik menghadap padanya, dengan suara serak bertanya : “Rudy, apakah kamu pernah mencintainya?”

Rudy mengerutkan kening, sebenarnya tidak suka membahas topik ini.

Tetapi pada saat ini, Clara terlalu sensitif, jika dia tidak berbicara, dia akan merasa bahwa dia mengakui.

“Jika aku bilang tidak, kamu pasti akan mengira aku tidak berperasaan.”

Rudy mengangkat bibirnya, sedikit tersenyum mencela, senyumnya menjadi dingin.

“Apakah kamu pernah mencintainya?”

Clara bertanya lagi, sedikit kukuh.

“Tidak.”

Dia berkata.

“Untuk orang seperti aku ini, pernikahan tanpa cinta cenderung lebih tahan lama.

Dan aku juga tidak butuh cinta, asalkan cocok sudah cukup.

Clara, setelah aku bertemu denganmu, aku baru tahu ternyata dikehidupan ini ada metode hidup yang berbeda.”

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu