Suami Misterius - Bab 140 Mencubit Bagian Lembut Buah Kesemek

Selanjutnya, mereka secara resmi memasuki acara pelelangan dan mereka duduk di tempat yang sudah ditentukan.

Semua jenis perhiasan terus muncul tanpa henti dan mulai di lelang satu per satu.

Elaine menyumbangkan gelang berlian, harga awal lelang 140 juta, dia membelinya kembali dengan harga 200 juta.

Clara tidak ingin menjadi pusat perhatian. Dia menyumbangkan cincin giok yang tidak begitu mencolok kisaran harga 100 juta, dan dibawa pergi oleh nona keluarga Chen.

Kemudian datanglah gelang giok emas Ester. Harga awal adalah 100 juta.

Ester tidak sabar dan mengangkat plat nomor lebih dulu, "100 juta."

" 100 juta."

“ 120 juta.” Segera setelah itu, harganya naik menjadi 150 juta, dan tidak ada lagi yang menawar.

Orang-orang yang hadir semuanya sangat berpengetahuan tentang perhiasan, dan harga pasar gelang ini sekitar 120 juta. Tidak ada yang cukup bodoh untuk memberikan harga yang terlalu tinggi.

“ 160 juta.” Ester mengangkat plat nomor.

Setelah itu, ada keheningan singkat. Tuan rumah mengambil palu dan hendak menjatuhkannya. Tiba-tiba seseorang mengangkat plat nomor lagi.

“200 juta.” Seorang gadis muda memegang plat nomor itu tidak terlihat mencolok, tetapi ada Nyonya Besar Sutedja duduk di sampingnya.

Mata semua orang mengarah ke arah keluarga Sutedja yang sedang duduk. Tidak ada ekspresi apapun di wajah Nyonya Besar Sutedja, dan dia sedang mengobrol dengan orang yang di sebelahnya.

Tangan Ester bergetar, 200 juta adalah batas uang yang diberikan oleh neneknya. Jika lebih dari itu, dia harus membayarnya sendiri. Ester merasa sakit sejenak, tetapi dia tidak ingin dipermalukan. Setelah berpikir, dia mengangkat plat nomor lagi.

" 220 juta "

“ 300 juta.” Ester baru saja menyebutkan harganya, kemudian pihak lain mengangkat plat nomor.

Tidak salah lagi, itu adalah keluarga Sutedja yang kaya raya.

Kali ini, tidak hanya lengannya, tetapi seluruh tubuhnya gemetar. Dengan gemetar Ester mengangkat plat nomor dan menawar 320 juta.

Dengan segera, pihak lain dengan perlahan-lahan mengangkat tangan, " 400 juta."

Clara tidak tahan dan mengerutkan kening, melirik ke arah Nyonya Besar Sutedja. Wanita tua berusia 80 tahun ini sangat tangguh dan sangat berkelas.

Meskipun tindakan Ester mengenakan bulu di pelelangan sangat tidak sopan, sebagai seorang senior tua yang disegani, dia juga tidak ingin kehilangan statusnya hanya karena mempermasalahkan pakaian Ester.

Saat Ester hendak mengangkat plat nomor, Clara memegang lengannya dan menghentikannya.

“Sadarlah sedikit.” Clara sedikit berbisik.

Padahal hari ini tidak hujan. Tetapi kepala Ester sepertinya kemasukkan air sampai dia ingin bertanding kekayaan dengan Sutedja Group.

Ester menutup bibirnya dengan rapat, dia merasa tidak adil dan tidak berdaya.

Harganya ditetapkan 400 juta, dan terdengar suara bisikan samar.

"Bahkan 400 juta tidak mampu membelinya, orang miskin yang sangat memprihatinkan."

"Bukan salahnya menjadi miskin, sudah miskin tetapi masih belagu itu yang menyebalkan."

...

Wajah Ester pucat, dan emosinya menjadi semakin tidak labil.

Clara memandangnya dan menghela nafas dengan pasrah, "Mulut itu milik orang lain, jangan terlalu peduli dengan mereka."

Dulunya, dia sering dihina oleh orang banyak mengenai pemerkosaannya oleh pria asing, dan kata-kata itu lebih tidak enak didengar dibandingkan dengan kata-kata sekarang. Jika semua perkataan di masukkin ke dalam hatinya, dia pasti sudah gila.

Tapi Ester sangat menjunjung tinggi harga dirinya, dia tidak memiliki kesabaran seperti Clara, ditambah lagi Elaine di sampingnya yang selalu memperburuk dan memperbesar masalah.

"Omongan orang sangat mengerikan, aku kehilangan harga diri di pelelangan ini, kedepannya aku tidak bisa lagi memandang orang-orang di sekitarku. Juga tidak bisa berharap bisa menikah dengan seseorang yang memiliki status dan terkenal."

“Sudah cukup belum?” Clara menyela dengan kesal. Ini benar-benar akan menjadi masalah besar jika semua orang melihatnya. Saat ini, aku tidak begitu ingin membujuk Ester, tetapi dia malah memperburuk keadaan.

Mereka datang bersama. Apapun yang terjadi, mereka juga akan ikut merasakan dan jika Ester dipermalukan, dan mereka tetap tidak akan terlihat baik-baik saja!

Clara memegang tangan Ester dengan erat. Pada saat ini, Ester kehilangan kesadarannya dan mendorong Clara. "Kamu jangan pedulikan aku."

Setelah Ester selesai berbicara, dengan segera mengangkat plat nomor, " 600 juta."

Ester dan Nyonya Besar Sutedja saling membalas dan akhirnya harganya melonjak hingga 1,2 miliar.

Ketika presenter membuat keputusan akhir, Ester terduduk di kursi seolah-olah dia kehabisan energi.

Di sampingnya, Elaine tersenyum sedih dan Clara hanya bisa pasrah.

“Kembalilah dulu.” Clara bangkit dari kursi dan mengulurkan tangannya membelai Ester. Melihat Ester, kakinya melemah dan tidak bisa berjalan dengan baik.

Dia yang berbuat, dia juga yang menerima akibatnya.

Begitu mereka berdiri, staf lelang berjalan mendekat dan memegang kotak perhiasan yang berisi gelang bertatahkan emas dan batu giok,dan bermaksud menyuruhnya membayar tagihan.

Tak satu pun dari mereka bertiga memiliki uang yang cukup. Ester dengan gemetar mengambil pena dan menandatanganinya, berjanji untuk membayar sisanya besok, kemudian menyerahkan uang dan menerima barang.

Mereka yang berpartisipasi dalam lelang amal adalah orang-orang yang berpangkat dan berduit, jadi mereka tidak akan takut saat membayar tagihan mereka. Staf mengumpulkan tanda tangan dan pergi dengan sopan.

Clara dan Ester dan Elaine kembali ke rumah Santoso. Nyonya besar Santoso tahu bahwa Ester telah menawar gelang giok emas yang harganya kurang dari 120 juta menjadi 1,2 miliar. Dia sangat marah.

Ester berada di pelukan wanita tua itu dan menangis sedih, seolah-olah bukan dia yang melakukan kesalahan itu, tetapi orang lain yang menyebabkan semua ini.

“Apakah kalian tidak tahu Nyonya Besar Sutedja sangat tidak suka dengan selendang bulu? Mengapa masih membiarkan Ester untuk memakai selendang bulu!” Nyonya besar Santoso menepuk tangannya di atas meja kopi di depannya.

Orang tua masih sangat berenergi, mereka benar-benar tua dan kuat.

Elaine dan Clara ada di sana. Elaine memutar bola matanya, dan Clara menundukkan kepalanya, tidak ada yang berbicara.

Nyonya besar Santoso sangat marah, menunjuk ke arah Clara dengan jarinya, " Clara, Ester mengikutimu ke pelelangan amal. Mengapa kamu tidak menjaganya dengan baik dan membuat dia dipermalukan seperti ini dan merasakan kesedihan yang tidak seharusnya dia rasakan."

Mendengar pertanyaan Nyonya besar Santoso, Clara mengernyit alisnya. Di keluarga ini, dia adalah satu-satunya orang yang tidak memiliki dukungan, Nyonya besar Santoso melampias kemarahan padanya, ibaratnya seolah-olah mencubit bagian lembut buah kesemek, hanya memilih orang yang lemah untuk disalahkan.

Hal semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya. Elaine selalu mengajarinya untuk menghormati dan menghargai para orang tua yang senior, bahkan jika para orang tua senior itu salah juga tetap dinilai benar, itu barulah anak yang berbakti.

Oleh karena itu, ketika wanita tua Santoso sangat marah padanya, Clara memilih untuk diam, tidak tahu sudah berapa banyak kesalahan yang dia tanggung akibat dari perbuatan Ester dan Elaine.

Hanya saja, dulu adalah dulu, sekarang adalah sekarang. Saat ini dia tidak aka membiarkan mereka menggunakan dirinya sebagai pelampiasan lagi.

"Ketika Sepupu Ester memilih pakaian,aku telah menyarankan pakaian itu tidak cocok. Dia bersikeras ingin mengenakan selendang bulu itu. Di pelelangan, aku juga mencoba menghentikannya. Tetapi dia juga bertindak sesuka hatinya. Aku rasa sepupu Ester lebih baik tidak menghadiri acara seperti ini lagi. Jika tidak menghadiri acara semacam ini dan tidak membuat keributan, dia juga tidak akan dipermalukan lagi. "

"Kamu..." Nyonya besar Santoso bahkan tidak menyangka Clara menjawabnya, bahkan sudah salah masih saja melawan. Dia sangat marah sekali dan menunjuk ke hidung Clara dan menggerutu, "Ini benar-benar tidak beretika, apakah ini adalah sikapmu terhadap orang tua!"

" Clara, apa yang salah denganmu hari ini? Temperamenmu sangat buruk, nenek adalah orang tua. Bagaimana kalau nenek sampai marah dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan." Elaine menyela saat ini.

Dia benar-benar bisa berbicara, perkataannya sangat bagus dan dia juga mencapai tujuannya untuk memperburuk situasi.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu