Suami Misterius - Bab 717 Kamu Mengawasi Dirimu Sendiri

Clara tidak membantah, dia juga bersikap ramah, tidak ingin membesar-besarkan masalah.

Karena Altria adalah seorang gadis, terjadi kejadian seperti ini, akan mempengaruhi reputasi Altria.

Meskipun dia adalah korban, tapi dalam hal seperti ini pihak wanita selalu dirugikan.

Tapi Altria sangat jelas tidak memikirkan ini, hatinya sedang menyalahkan Clara tidak membantunya.

"Apakah kalian menyangka hanya dengan meminta maaf bisa menyelesaikan masalah ini! Si bodoh hampir memperkosaku, masalah ini tidak boleh berakhir begitu saja.

Aku ingin menuntut si bodoh itu, dan melihatnya masuk penjara!"

Altria berteriak dengan kasar.

Altria tidak berhenti memanggil si bodoh, wajah Paki menjadi gelap seperti pot.

Meskipun putranya memang cacat mental, tapi di dalam mata setiap orang tua, anak-anak mereka selalu adalah yang terbaik.

Kata-kata Altria memang terlalu menyakiti telinga.

" Altria, tutup mulutmu!"

Clara menegur dengan suara rendah.

Kemudian, memandang pasangan suami istri keluarga Sun, "Paman, Bibi, aku akan membawa Tria pulang dulu."

Masalah berikutnya sebaiknya diserahkan kepada orang tua di rumah.

Bagaimanapun, dia adalah seorang junior, statusnya lebih rendah dibandingkan suami istri keluarga Sun, jadi dia tidak memiliki posisi untuk membicarakan syarat.

"Aku meminta supir mengantar kalian kembali.

Tria adalah anak yang berbakti, Nyonya Sunarya sakit, dia memang harus pulang merawat ibunya dulu."

Sulastri berkata.

Clara membungkukkan tubuh ingin membantu Altria, dan membawanya kembali.

Namun, Altria mengibaskan tangannya dan berkata dengan tegas: "Bagaimana mungkin ibuku sakit, kalian jangan mengutuknya, dia menemani ayahku pergi."

Clara: "......" Semua orang di keluarga Sun : "......" Semua orang memandang Altria seperti orang bodoh.

Pada saat ini, Clara benar-benar tidak sabar ingin menampar Altria, agar dia tidak sembarang ngomong.

"Paman, Bibi, telah merepotkan kalian begitu lama, kami akan segera pergi."

Clara berbicara dengan acuh tak acuh, dan menatap Altria dengan dingin, "Apakah kamu kembali bersamaku?"

Altria berdiri dengan canggung, baru saja ingin mengangguk, tiba-tiba terdengar suara Samara.

"Tria, ada apa denganmu?"

Samara bergegas datang dan bertanya dengan panik.

Mata Altria memerah lagi, terlihat sedih dan marah.

Dia berkata dengan marah, "Kemana kamu pergi, pergi begitu lama! Aku, aku hampir......." "Tria."

Tidak menunggu Altria selesai berkata, Samara memotong pembicaraannya, dan berkata, "Tria, aku merasa masalah ini pasti ada salah paham, kakak keluarga Sun lumayan baik, cuman sifatnya agak malu-malu, seperti anak kecil."

Samara benar-benar pandai bicara, selain tidak meyinggung pasangan suami istri keluarga Sun, juga berhasil membantu mereka.

Dalam situasi seperti ini, suami istri keluarga Sun hanya bisa berterima kasih padanya.

Otak Altria Sunarya tidak lincah, ditambah lagi kepercayaan terhadap Samara, untuk sementara waktu malah tidak membantah.

Tapi Clara tidak bodoh, bagaimana mungkin dia akan membiarkan Samara pura-pura menjadi orang baik, dan berakting di sini.

"Aku juga percaya anak keluarga Sun tidak sengaja.

Anak mana yang tidak melakukan kesalahan, Tria telah dimanjakan sejak kecil, kalau suatu hari dia tidak melakukan kesalahan, aku malah tidak terbiasa.

Tidak apa-apa kalau anak-anak membuat kesalahan, masih ada kita sebagai orang tua untuk mengurusnya, Paman Sun, bagaimana menurutmu?"

Paki mengangguk dengan enggan, bagaimanapun, ini juga merupakan kesalahan anaknya, jadi dia tidak bisa mengelak tanggung jawabnya.

Samara sangat pintar dan pengertian, dan juga pandai berbicara.

Tapi Clara juga tidak bodoh, tidak begitu mudah membodohinya.

"Tria, keluarga Sunarya dan keluarga Sun adalah saudara, kita sebaiknya jangan membesarkan masalah.

Memikirkan kakak Loran, kita juga tidak seharusnya membesarkan masalah."

Samara membujuknya dengan lembut.

Altria mengerutkan kening, hatinya merasa tidak puas.

Samara adalah sahabat baiknya, tetapi saat ini dia tidak bermaksud mendukungnya.

Semua perkataannya memihak kd keluarga Sun.

Altria menggigit bibirnya dan tidak berkata, tapi Clara tidak ingin melihat Samara terus berpura-pura.

" Samara, apa yang kamu maksud dengan jangan membesarkan masalah?

Apakah maksudmu kita harus menganggap masalah hari ini tidak pernah terjadi?"

Samara tertegun, dan menjawab dengan takut, “Aku, aku tidak bermaksud begitu."

"Aku pikir kamu juga tidak seharusnya memiliki pendapat.

Bagaimana mengatasi masalah ini seharusnya diputuskan oleh kedua keluarga, bahkan aku sebagai kakak iparnya juga tidak dapat mengatakan apapun, kamu hanya sebagai sahabat baiknya, bagaimana mengambil keputusan?"

Samara menundukkan kepalanya, wajahnya menjadi pucat, dia dicekik oleh kata-kata Clara, dan tidak dapat membantah.

" Samara, ketika Tria dalam kesulitan, kemana kamu pergi?

Kata Paman Sun dan Bibi, kalian datang bersama ke ruang kaca konservatori untuk melihat bunga dan kupu-kupu."

Clara terus bertanya.

"Aku, aku diare, pergi ke toilet."

Samara menjawab dengan suara yang sangat kecil, tidak jauh beda dengan suara nyamuk.

Di mata orang lain akan menyangka dirinya segan.

Karena anak gadis mengalami diare ketika mengunjungi rumah orang lain memang sangat memalukan.

Tapi sebenarnya, Samara merasa bersalah.

"Oh ternyata diare dan pergi ke toilet.

Samara, kamu berjongkok begitu lama di toilet, diperkirakan mungkin sudah kelelahan."

Clara berkata dengan sinis.

Samara menundukkan kepalanya, matanya memerah, dan sepertinya akan menangis, sepasang tangannya menarik pakaian Altria dan menatapnya dengan tatapan kasihan.

"Clara, kamu jangan begitu agresif! Samara adalah sahabatku, emangnya kamu curiga dia akan menjebakku."

Altria berkata pada Clara.

Clara: "......" "Lupakan saja, tidak berguna membicarakannya denganmu.

Kamu tidak akan mengerti persahabatan kami berdua.

Pergilah kamu, aku akan kembali bersama Samara."

Clara tersenyum dingin melihat kebodohan Altria, dia mengangguk, "Oke, aku pergi.

Kamu mengawasi dirimu sendiri."

Clara berjalan keluar dari pintu keluarga Sun, masih menahan emosi dalam perutnya.

Benar-benar seperti yang dikatakan Melanie, dia bergegas ke keluarga Sun, hanya untuk mencari kekesalan.

Maserati merah milik Clara parkir di luar pintu keluarga Sun, dia baru saja menarik pintu dan masuk ke dalam mobil, sebelum memasang sabuk pengaman, ponselnya langsung berdering.

Itu adalah panggilan telepon dari nenek Sunarya.

Altria membuat keributan di keluarga Sun, tidak lama kemudian nenek Sunarya langsung mengetahuinya, beritanya benar-benar cepat.

"Clara, Nenek merebus sarang burung untukmu.

Kalau kamu tidak sibuk, ingatlah kembali dan makan.

Kalau dingin, rasanya akan berubah."

Melalui telepon, nada pembicaraan nenek Sunarya sangat lembut dan penuh kasih sayang.

Sangat jelas, nenek Sunarya tahu dirinya kesal dan ingin menghiburnya.

Clara tidak punya alasan untuk menolak, jadi dia kembali ke keluarga Sunarya.

Di aula lantai pertama, nenek Sunarya mengambil sarang burung dan menyerahkannya kepada Clara.

"Minumlah selagi panas.

Kemudian, ceritakan masalah yang terjadi di keluarga Sun padaku.

Sulastri telah meneleponku, tapi apa yang dia katakan tidak cukup jelas, kamu ada di sana pada saat itu, ayo beritahukan pada nenek, setelah mengerti situasi, aku baru bisa meminta penjelasan pada keluarga Sun."

nenek berkata dengan lembut.

Clara mengangguk, meminum sup sarang burung, sambil berpikir dalam hati, nenek benar-benar licik.

Sulastri meneleponnya, pasti akan mengatakannya dengan jelas.

Tapi tidak peduli seberapa dekat hubungan Sulastri dan keluarga Sunarya, identitasnya saat ini adalah Nyonya Sun, perkataannya pasti akan lebih memihak keluarga Sun.

Oleh karena itu, nenek Sunarya ingin mendengar apa yang dikatakan Clara.

Setelah semangkuk sarang burung habis, Clara baru saja ingin berkata, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari pintu masuk.

Clara tanpa sadar memutar kepala, dia melihat Rudy masuk mengenakan seragam militer hijau tua, setiap gerakannya memiliki kekuatan seorang pimpinan, dan aura di sekitarnya semakin kuat dan dingin.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu