Suami Misterius - Bab 1110 Jika Menipu Orang Setidaknya Perhatian Sedikit

Diana ingat bahwa dirinya tidak minum terlalu banyak, tapi malah merasa sangat mabuk. Mungkin, anggur tidak membuat orang mabuk sebaliknya orang mabuk dengan sendirinya.

Diana tertidur dengan pusing dan tersadar saat jam sembilan. Saat bangun, Desta sudah pergi ke perusahaan.

Diana meringkuk dan duduk diatas ranjang, mengulurkan tangan mengambil hp di samping meja tempat tidur seperti biasanya, dalam hp terdapat sebuah pesan dari Desta yang belum dibaca.

Desta berkata : Konferensi video, jam sepuluh selesai, tunggu aku.

Diana tersenyum, jam sepuluh, dia masih mempunyai waktu untuk bersiap - siap.

Diana membuka selimut dan turun dari tempat tidur, mengenakan sandalnya berjalan kedepan jendela, lalu membuka tirai jendela, membiarkan sinar matahari masuk, menyinari wajah dan tubuhnya, terasa hangat, persis seperti suasana hatinya saat ini.

Diana berdiri didepan jendela, meregangkan lengan dan pinggangnya. Lalu, berjalan ke kamar mandi.

Setelah mandi, Diana membungkus dirinya dengan handuk mandi besar, berjalan keluar dari kamar mandi dengan kaki telanjang, sambil menyeka rambut yang basah dengan handuk, sambil berjalan ke ruang ganti.

Pakaian di ruang ganti tergantung dengan rapi, diklasifikasikan berdasarkan warna. Diana membuka satu sisi lemari, pakaian dalam lemari itu semuanya berwarna terang. Dia mempunyai puluhan helai kemeja putih.

Diana memilih satu helai dengan saksama, lalu mengenakannya, bawahnya mengenakan jeans yang sudah dicuci dandanan sederhana, terlihat muda dan cantik.

Diana merias wajah dengan hati-hati, riasannya sangat ringan, tetapi sangat indah, rambutnya terurai dan di telinganya menggunakan anting berlian yang berkilau.

Diana selesai merias, lalu mengambil tas tangan, dalam tas berisi KTP, buku daftar penduduk dan juga akta cerai.

Diana sekarang merasa sangat tidak nyaman melihat akta cerai ini, untungnya segara akan diganti menjadi akta pernikahan.

Diana baru selesai berkemas, bel pintu sudah berbunyi. Dia mengira Desta sudah pulang, lalu turun ke lantai bawah dengan gembira, berjalan ke pintu dan membuka pintu.

" Kamu sudah pulang, aku sudah selesai berkemas, sudah bisa untuk keluar..... " Diana tidak berkata sampai habis dan terdiam.

Karena, orang yang berdiri diluar bukan Desta, melainkan Megan.

Megan mengenakan rok panjang yang longgar, raut wajahnya tidak terlalu enak dilihat dan menggunakan sebuah tas bahu yang besar, berdiri bersama dengan Diana, bentuknya terlihat sangat tidak selaras.

Pandangan Megan kepada Diana, tersirat sangat mengejek.

Desta selama ini tidak mengagumi ketenaran dan kekayaan, dia tidak menyukai wanita cantik semacam ini. Laki - laki memiliki lebih banyak kesamaan daripada individualitas, mereka semua begitu dangkal.

" Apakah perlu aku memperkenalkan diri? " Megan mengangkat - angkat alisnya.

Diana menggelengkan kepala, bertanya dengan acuh, " Ada apa? "

" Bicarakan didalam. " Megan selesai berkata, juga tidak menunggu respon Diana, langsung melewatinya berjalan masuk kedalam vila.

Megan berdiri di tengah ruang tamu vila, memerhatikan vila yang sangat besar, dia hanya pernah melihat rumah yang begitu indah seperti ini dalam film dan acara TV saja, benar - benar keluarga kaya.

Diana mengikuti Megan berjalan masuk, berdiri dua langkah jauhnya dari Megan, mengerutkan kening menatapnya.

Megan duduk di atas sofa, telapak tangannya dengan lembut menyentuh furnitur kayu solid kelas atas. Kemudian dia mengangkat kepalanya dan mencibir ke Diana, " Tempat tinggal kalian sangat bagus. Beberapa waktu lalu, aku dan Desta mempersiapkan pernikahan, rumah yang dia berikan kepadaku, baik itu lokasi maupun spesifikasi semua jauh lebih buruk dibandingkan disini. "

Diana melihatnya dengan dingin, bertanya : " Apa yang ingin kamu katakan sebenarnya? "

Megan mendongak melirik sekilas ke Diana, tertawa lalu mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tasnya dan melemparkannya ke atas meja. " Aku hamil dan bayinya punya Desta. "

Diana selesai mendengar, raut wajahnya tampak tenang, tidak ada perubahan apapun, hanya saja tangannya mengepal tanpa terkendali.

Diana berjalan kesana, duduk didepan Megan, mengulurkan tangan mengambil lembar tes kehamilan di atas meja dan melihatnya, kemudian, sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman dingin.

" Hamil enam minggu, selamat. "

" Terima kasih. " Jawab Megan dengan tersenyum, " Nona besar Zhou ternyata bermurah hati, saat seperti ini masih bisa mengucapkan kata 'Selamat'. Oh, aku dengar, kakak kamu adalah anak diluar nikah, Nyonya Zhou juga sudah membesarkannya selama dua puluh tahunan, kamu mewarisi tradisi baik dari ibu kamu, yaitu sama - sama suka membesarkan anak diluar nikah..... "

Raut wajah Diana perlahan menjadi tidak enak di lihat, telapak tangannya mengepal dengan erat, namun wajahnya tetap tenang. " Perkataan ini terlalu dini dibicarakan, kamu sebenarnya hamil atau tidak dan hamil anak siapa, semuanya harus tunggu setelah melahirkan. Paling tidak, juga harus menunggu enam belas minggu kedepannya, untuk mendapatkan cairan ketuban untuk tes DNA. "

Diana selesai berkata, mengoyang - goyangkan lembar tes kehamilan dalam tangan, " Tetapi,apakah anak di perutmu akan bertahan sampai 16 minggu, itu sangat sulit di katakan. Apakah dokter tidak memberitahumu, progesteron kamu terlalu rendah, bisa terjadi keguguran kapan saja. Apakah dokter tidak memberi kamu resep obat? "

Raut wajah Megan berubah sejenak dan segera menjawab : " Sudah di beri. "

" Benarkah, obat apa yang diberi? " Tanya Diana.

Megan berkata dengan ragu - ragu, " Sangat banyak, aku tidak ingat nama obat. "

Diana setelah mendengar, lalu mendengus dan langsung menghempaskan lembar tes kehamilan di atas meja. " Lembar tes kehamilan seperti ini, perusahaan percetakan bisa mencetak sesuka hati, dengan uang dua puluh ribu sudah bisa mencetak selusin. Nona Clestin, meskipun ingin menipu orang, setidaknya perhatian sedikit. Aku dulunya adalah dokter kandungan dan ginekolog. "

" Kamu megira aku menipu kamu? Baik, kalau begitu setelah aku melahirkan, kamu bersiap - siap membesarkan anak itu untukku! " Megan berdiri dan langsung marah.

Diana bersandar santai di sofa, tersenyum, " Baik, kalau begitu tunggu setelah kamu melahirkan baru di bahas. Aku masih ada urusan, tidak bisa melayani kamu lagi, silakan pergi dan hati - hati. "

Sikap Diana seperti nyonya rumah, melontarkan perintah pengusiran dengan acuh.

Megan tidak mempunyai harga diri lagi untuk tetap berada disini, dia berdiri dengan marah, pergi dengan terburu - buru.

Megan membuka dan menutup pintu, terdengar suara pintu terbanting keras.

Diana duduk di atas sofa, lembar tes kehamilan itu dipegang dalam tangan, diremuk menjadi seperti bola kusut.

Tidak tahu berapa lama Diana duduk melamun disana, terdengar samar suara mesin mobil dari halaman. Kemudian, Desta berjalan masuk.

" Sudah bangun? Aku mengira akan membangunkan kamu saat aku pulang. " Desta duduk disampingnya,dan mengulurkan tangan mengusap kepalanya.

Diana menoleh menatapnya dan tersenyum.

" Apakah sakit kepala? " Tanya Desta.

Diana menggelengkan kepala.

" Kalau begitu ayo jalan, kebetulan tepat waktunya. " Desta mengangkat tangan melihat jam tangan, kemudian memegang tangan Diana.

Desta berdiri, tapi Diana sebalik tidak bergerak, tetap duduk di sofa, ekspresinya sedikit bingung.

" Kenapa? " Desta memerhatikannya, seperti memikirkan sesuatu.

Diana sedikit mengangkat dagunya dan saling menatap, mata Desta yang gelap, sama seperti sebelumnya hangat dan lembut.

Diana berdiri dengan pelan dan tersenyum, " Mungkin efek alkohol masih ada, kepala sedikit pusing. "

" Apakah tidak nyaman? " Desta mengulurkan tangan memeluknya, bertanya mengkhawatirkan.

Diana menggelengkan kepala, " Tidak apa - apa, ayo kita pergi. Jika tidak segera pergi, biro urusan sipil segera akan istirahat siang, aku dengar mengambil akta nikah saat sore hari tidak baik. "

" Takhayul. " Desta selesai berkata, langsung menggendongnya tanpa aba - aba.

Diana yang tidak siap terkejut dan berteriak, kedua tangannya memegang pakaian bagian dadanya erat - erat. " Desta, apa yang kamu lakukan! "

" Bukankah kamu pusing? Aku gendong kamu. " Desta setelah berkata, mulai berjalan, melangkah dengan cepat menuju luar.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu