Suami Misterius - Bab 1198 Kobaran Cinta Antar Manusia

Penjaga datang ‘Meminta’ Jay dan Novanya pergi, kalau mereka tidak pergi, bukan ‘Meminta’ lagi, melainkan langsung dilempar keluar.

Setelah Jay dan Novannya pergi dengan menyedihkan, rumah keluarga Sunarnya akhirnya menjadi tenang.

Diana duduk di sofa ruang tamu dan Desta mengambil obat memar membantu Diana mengolesi luka lebamnya.

Desta duduk di sebelah, bertanya dengan bingung, “Diane, kenapa kamu tidak bersembunyi?”

Diana sengaja membuat Jay marah, Jay yang sedang marah sangat mungkin akan main tangan, respon Diana sangat cepat, kalau ingin bersembunyi juga tidak bisa.

“Biarkan ibuku melihat bagaimana Jay menamparku, sekalian membulatkan tekadnya untuk bercerai. Pernikahan sampah seperti ini setelah bercerai baru bisa bebas.” Setelah Diana selesai berbicara, dia berteriak kesakitan.

“Apakah aku menyakitimu?” Tangan Desta menegang memegang kapas desinfektan.

Diana menggelengkan kepala, mengulurkan tangan mendorongnya menjauh, “Jangan oleskan obatnya lagi, kalau lebamnya menghilang bagaimana berakting.”

Setelah Diana selesai berbicara, dia bangkit dari sofa, terburu-buru pulang ke rumah mencari Susana dan Desta pergi bersamanya.

Akhirnya Keyra bisa meluangkan waktu kembali ke kamar untuk tidur sebentar.

Setelah sadar, dia melihat jam dan mulai berdandan.

Keyra mewarisi gen baik orang tuanya, terlahir cantik alami dandan dengan riasan tipis dan keluar mengenakan rok kain yang nyaman.

Dia menyetir mobil ke gedung perusahaan Grup Sanusi dan langsung ke tempat parkir bawah tanah.

Tempat parkir bawah tanah Grup Sanusi penuh dengan mobil. Mobil Keyra berputar dua kali baru melihat sebuah mobil hendak pergi.

Sebuah mobil sport Maserati merah, perlahan keluar dari tempat parkir, jendela pengemudi diturunkan menunjukkan wajah samping cantik Zara.

Mobil Keyra dan mobil Zara saling berpapasan. Zara mengangkat alisnya dengan wajah penuh provokasi.

Kemudian mobil Zara menjauh dari tempat parkir bawah tanah. Mobil Keyra diparkir di satu-satunya tempat parkir kosong.

Meskipun Keyra mencoba membujuk dirinya untuk tidak terpengaruh oleh Zara, tapi tangannya yang memegang setir tanpa sadar mengencangkan pegangan.

Mungkin semakin menyukai seseorang akan membuat kita semakin peduli, semakin tidak bisa tenang dan berpikir rasional.

Tapi dari pelajaran sebelumnya, Keyra belajar menjadi lebih tenang. Dia berusaha mengontrol suasana hatinya, mengeluarkan hp, lalu menelepon Alfy.

Ketika Alfy menjawab teleponnya, dirinya sudah masuk ke dalam lift.

Keyra mengangkat kepalanya melihat papan tanda yang ada di depan matanya, lalu memberitahukan dimana mobilnya diparkir. Dengan cepat, Alfy muncul di hadapannya.

Setelan jas buatan tangan dijahit dengan baik membuat Alfy terlihat tampan dan elegan.

Alfy membuka pintu penumpang dan masuk ke dalam mobil.

Keyra meletakkan tangannya di setir, menatapnya dari samping dan diam mengerutkan bibir.

“Ada apa?” Tanya Alfy tersenyum hangat sambil meletakkan satu tangan ke pundaknya, lalu secara alami mendekat dan mencium bibir lembutnya.

Ciuman lembut ini memercikkan gelombang asmara.

Wajah Keyra memerah, tangannya mendorong dada Alfy, lalu berkata: “Aku tadi melihat Zara. Dia datang mencarimu?”

Setelah Alfy mendengarnya, tatapannya tampak tenang dengan sedikit keraguan. “Tidak tahu, aku tidak melihatnya.”

Zara yang datang ke perusahaan mencari Alfy langsung ditahan di depan lift. Resepsionis tidak akan membiarkan dia yang berwajah artis masuk ke perusahaan dengan mudah. Direktur Grup Sanusi tidak menjumpai siapa pun yang tidak memiliki janji.

Zara gagal masuk, tapi Alfy malah tidak mengetahui hal ini sama sekali.

“Apa yang dia katakan padamu?” Tanya Alfy mengangkat alisnya.

Alfy tidak memiliki kebiasaan memiliki hubungan tidak jelas dengan mantan pacar, tapi Zara berulang kali membuat masalah, ini sudah melewati batas toleransinya.

Keyra menggelengkan kepala, berkata: “Kita tidak berbicara.”

Alfy menganggukkan kepala, tidak melanjutkan percakapan ini, melainkan menjulurkan tangan membelai pipinya dan bertanya dengan suara hangat, “Hari ini kencan dimana? Makan chinese food atau western food?”

Untuk sementara Keyra mengabaikan masalah Zara, lalu tersenyum kepada Alfy, berkata: “Hari ini tidak pergi ke restoran, aku bawa kamu ke tempat ramai.”

Keyra membawa Alfy melewati beberapa blok, lalu memarkirkan mobil di ujung jalan.

Ada jalur pejalan kaki di depan, mereka harus turun di sini.

Alfy turun dari mobil, melirik ke jalan pejalan kaki yang ternyata adalah jajanan pinggir jalan yang memang cukup ramai.

Keyra mengenakan rok kain yang indah dan menguncir rambutnya, wajahnya sangat menarik bahkan di tengah kerumunan orang.

Keduanya berjalan sambil mengobrol, melewati beberapa warung dan membeli beberapa makanan ringan.

Keyra menjilat es krimnya sambil memakan kentang goreng dan sambil berbicara dengan Alfy.

“Kamu tidak ingin memakannya?” Keyra menunjuk kentang goreng yang berada di plastik dan menyodorkannya ke bibir Alfy.

Alfy membuka mulutnya, menggigit kentang goreng dan tanpa sengaja menjilati ujung jarinya.

Keyra merasa ujung jarinya mati rasa, seolah listrik mengalir ke seluruh tubuhnya. Wajahnya memerah, lalu cemberut menatap Alfy, sambil menyerahkan es krim ke bibirnya, “Es krimnya enak.”

Alfy tersenyum menggigit es krimnya. Rasa es krimnya dingin dan manis, seumur hidup Alfy, dia hanya beberapa kali memakan es krim, tapi saat ini, sentuhan di ujung lidahnya sangat indah, seperti menciumnya.

Alfy menatapnya dalam-dalam, lalu satu tangannya merangkul pinggang Keyra, menariknya ke dalam pelukan, lalu menundukkan kepala dan mencium bibirnya dengan lembut.

Ciuman lembut ini pergi setelah satu sentuhan kecil. Alfy tersenyum menyeringai padanya, berkata: “Ehn, memang enak.”

Keyra menatapnya dengan bengong, wajahnya memerah tanpa alasan. Beraninya Alfy mencium dirinya di depan umum.

Keduanya berjalan menyisir sepanjang jalan.

Lengan Alfy melingkari bahunya, postur tubuhnya anggun dan nyaman. Sedangkan Keyra menundukkan kepalanya, menjilat es krim dan tidak berbicara.

Wajahnya yang masih merah sedang memakan es krim untuk menurunkan kecanggungan.

Ketika keduanya berjalan ke depan restoran mie, Keyra berhenti, menunjuk papan nama hitam, berkata, “Ini dia restorannya, dengar-dengar restoran ini sangat enak.”

Alfy yang melihat antrean panjang, tanpa sadar mengerutkan kening.

Namun, Keyra sudah menariknya berbaris diujung antrean. Antrean panjang di depan bergerak maju dengan sangat lambat.

Alfy si tuan muda yang sangat menghargai waktu seperti emas, menemani pacarnya selama hampir satu jam mengantre dalam antrean panjang hanya demi semangkuk mie. Kalau ini diceritakan keluar mungkin tidak ada yang percaya.

Langsung memesan tempat dan menggesek kartu adalah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh tuan muda Alfy dan nona Keyra.

Keyra jelas berbeda dengan nona lainnya, dia cerdik dan Alfy sangat sabar menghadapinya.

Setelah menunggu satu jam, mereka baru berhasil mendapatkan tempat duduk dua orang, Keyra memesan dua mangkuk mie ditambah telur dadar.

Keduanya duduk berhadapan, Alfy melepaskan jasnya, melipat lengan kemejanya, mengambil dua pasang sumpit dan menyerahkan sepasang sumpit kepada Keyra.

Keyra menerima sumpit itu dan memandang pria tampan di depannya dengan satu tangan menopang pipinya dan menyeringai seperti bidadari.

Seorang pria yang mengenakan setelan jas seharga puluhan juta menemaninya duduk di pinggir jalan, memakan semangkuk mie seharga puluhan ribu, entah kenapa perasaan ini sangat nyaman.

Pria menawan yang jauh berada di atas seolah seperti detektif memercikkan kobaran cinta.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu