Suami Misterius - Bab 137 Upaya Terlambat

Clara sekarang sangat yakin, Elaine sengaja mencari masalah untuk Ester.

Tapi Ester seperti tidak merasa begitu, dia bercermin kesana-kemari melihat dirinya yang cantik di cermin.

“ Clara, bagaimana menurutmu?” Ester sangat puas dengan riasananya saat ini. Hanya basa-basi bertanya pendapat Clara, dan hanya menginginkan pujian.

Ketika Clara sedang bingung bagaimana menjawabnya, dia tiba-tiba melihat tatapan mata peringatan dari Elaine.

Clara tidak takut dengan Elaine, hanya saja dia tidak ingin mencari masalah. Jadi dia pun menjawab dengan baik, “Selendang bulu ini terlalu mewah, menurutku gaun malam warna hitam itu cukup lumayan, Ester apa kamu mau mencobanya?”

Clara sudah memberi pendapat, tapi Ester sedikit saja tidak melirik ke gaun hitam itu.

“Aku mau gaun yang ini, kalian tidak perlu mengerumuniku, kalian segera pilih baju kalian sendiri.” Tutur Ester.

Barulah Clara dan Elaine ini masing-masing pergi ke ruang ganti.

Clara tadi sudah memilih sebuah cheongsam dua warna dengan pola air bersulam buatan dan bambu hijau di atasnya, sangat indah dan tidak mencolok. Gaun ini sangat cocok untuk menghadiri lelang amal. Dia mencoba cheongsam itu di tubuhnya dan ukurannya pas.

Selain itu, dia juga memilih gaun sifon putih polos, gaun yang hanya sampai lutut, tekstur bahannya sangat lembut, dengan beberapa cahaya gelap, terlihat sangat indah di bawah cahaya. Clara berniat mengenakannya ketika nanti menghadiri acara di luar. Hanya saja ukurannya sedikit kebesaran, dia pun meminta pegawai butik itu untuk memperbaiki ukurannya, beberapa hari lagi baru mengambil gaun itu.

Ketika Clara baru saja selesai mencoba baju dan dia keluar, kebetulan sekali dia melihat sebuah pemandangan menarik.

Ternyata, ketika Ester meminta Clara dan Elaine keluar, dia juga bersiap mau ganti baju.

Ester menundukkan kepalanya memandangi dan menikmati gaun di tubuhnya sambil berjalan ke ruang ganti. Tapi pada akhirnya, dia tidak melihat orang di depannya dan langsung menabrak seorang pria dan masuk ke pelukan pria itu.

Di belakang pria itu, ada dua temannya yang lain, sosoknya tampak kaya raya dan tangguh. Pria itu memicingkan matanya, tatapan matanya jatuh dan menjelajah di tubuh Ester. Di matanya penuh dengan tatapan takjub dan cabul.

“Hari ini dapat takdir baik apa ini, sampai ada wanita cantik yang masuk dengan sendirinya ke pelukanku, kebetulan juga aku tidak ada acara apa-apa malam ini, ayo, pergi main.” Selesai bicara, pria itu langsung menarik lengan Ester.

Tercium bau bir dan rokok yang tajam dari tubuh pria itu, membuat Ester batuk-batuk. Ester berusaha sekuat tenaga melawan dan melepaskan diri, lalu selendang bulunya terlepas dari pundaknya, mengekspos pundak seputih salju yang harum. Karena gaun itu gaun dengan bagian dada cukup terekspos, kedua mata pria itu dengan tajam jatuh di dada Ester.

“Mengenakan pakaian cantik ini, memang bukannya untuk menggoda pria. Kakak ini punya banyak uang kok, cukup kamu memuaskanku di ranjang saja, aku jamin kamu tidak akan rugi. Ayo...” Ketika pria itu berbicara, Ester akan diseret keluar.

Ester ketakutan dan dia pun berteriak, “Kamu cepat lepaskan aku, aku disini tidak sendirian. Jika kamu tidak segera melepasku, aku akan berteriak.”

Teriakan Ester cukup keras, tapi sayangnya takdirnya cukup buruk. Kebetulan sekali orang-orang di dalam butik baru saja naik ke lantai atas memilih baju, pegawai tidak menyambut dan melayani customer di lantai bawah, mereka membantu customer di lantai atas memilih dan mencoba baju, jadi lantai ini saat ini tidak ada orang.

Ester diseret cukup jauh, tiba-tiba melihat seorang pria yang turun dari tangga. Ester pun langsung berteriak dan berlari menghampirinya, dan langsung menarik lengan pria itu.

“Kakak Marco !”

“Kamu?” satu tangan Marco diselipkan di sakunya. Dia memicingkan matanya memandangi Ester dengan tatapan bingung.

“Aku Ester, Ester. Keponakan Yanto.” Tutur Ester dengan nada mendesak.

“Oh. Ternyata kamu toh. Kebetulan sekali.” Marco berusaha terlihat mengenalnya.

Ketika Ester tinggal di keluarga Santoso, Marco sudah beberapa kali melihatnya, tapi tidak terlalu kenal akrab. Ditambah lagi, Ester di luar negeri selama enam tahun. Paras wajahnya cukup berubah banyak, jadi wajar kalau dia tidak mengenali Ester.

Baru saja mengobrol sebentar, pria tadi berhasil mengejarnya, dengan dua pria lain yang berdiri di belakangnya dengan pose sangat sigap.

Ester tanpa sadar langsung bersembunyi di belakang Marco.

Pria itu melihat Marco, dia terkejut lalu dia memunculkan senyum di wajah chinese-nya itu, “Ternyata wanita cantik ini datang bersama tuan muda Marco.”

Marco melirik ke pria itu, ternyata orang yang tidak asing untuknya. Ketika Keluarga Ortega dalam masalah, pria ini juga salah satu yang mengambil keuntungan, hanya saja pada akhirnya tidak sesuai harapannya.

Marco menarik pandangannya lalu beralih ke tubuh Ester, kemudian dia pun tahu Ester dalam keadaan apa saat ini.

Meskipun Marco tidak ingin ikut campur masalah orang lain, tapi bagaimana pun dia bukanlah orang yang berhati dingin. Ester seorang gadis kecil ini, jika jatuh di tangan pria semacam ini sudah pasti tidak akan ada hal baik untuknya.

“Dia datang bersamaku, kenapa?” Tutur Marco.

Keluarga Ortega perlahan sudah kembali naik lagi. Pria berwajah chinese ini sekarang tidak terlalu berani untuk menyinggung dan mencari masalah dengan Marco. Dia menatap tajam ke Ester, pada akhirnya dia pun peka dan pergi bersama kedua temannya.

Ester akhirnya menghela nafas lega, dan segera berterima kasih, “Kakak Marco, terima kasih.”

Margo mengangguk pelan, tatapan matanya merunduk melihat ke lengannya sendiri. Ester baru menyadari kalau kedua tangannya menggenggam erat lengan Marco dan tidak segera melepaskannya.

Ester buru-buru melepaskan tangannya, wajahnya tersipu malu.

Marco menarik lengannya lalu bertanya dengan santai, “Kenapa datang sendirian?”

“Tidak, aku datang bersama Clara dna Elaine.” Baru saja Ester bicara, Elaine muncul.

Elaine mengenakan gaun ketat berwarna putih tulang, tidak terlalu mencolok. Tetapi memperlihatkan kelembutan dan kewanitaannya sepenuhnya.

Elaine berdiri dua langkah dari Marco, tidak lagi mendekat. Kedua tatapan mata yang dingin menatap Marco sungguh-sungguh.

Sedangkan tatapan mata Marco begitu tenang, tatapan matanya hanya melirik Elaine sebentar. Jika dibilang Marco belum merelakan hubungan mereka. Kepada Elaine, yang tersisa bagi Marco hanyalah rasa benci.

“Aku masih ada urusan, aku pergi dulu.” Marco menundukkan kepala lalu selesai bicara dengan Ester, dia berbalik dan tidak menoleh sama sekali ke Elaine.

Ester tanpa sadar mengikutinya beberapa langkah, wajahnya penuh ekspresi tidak rela.

“Tidak usah melihatnya lagi, orangnya juga sudah pergi.” Tutur Elaine begitu dingin. Pemandangan Marco dan Ester yang berdiri bersama, Elaine sangat tidak suka.

Beberapa hari yang lalu, Elaine baru dengar dari Yunita, kalau Keluarga Ortega kembali hidup lagi karena sebuah proyek yang sangat bagus. Sudah mulai kembali naik lagi, berdasarkan kemampuan yang dimiliki Marco, Keluarga Ortega kembali ke ketenarannya dulu hanyalah masalah waktu saja. Elaine yang saat itu terlalu buru-buru membatalkan pernikahan, Yunita saat itu merasa sangat menyayangkan.

Selesai bicara, dia marah sampai mau menangis, dia memaki dalam hati, upaya yang terlambat.

Saat itu awalnya, Elaine menangis dan memohon meminta mereka membantu Marco melewati krisis ini, mereka malah memandang dingin dan malah mendukung Elaine untuk membatalkan pernikahan.

Elaine bukanlah pelacur, bukan siapa pun yang punya uang, dia akan tidur dengan siapa. Dia benar-benar mencintai Marco, jika tidak, mana mungkin dia akan mengambil risiko dan merebut pria itu dari tangan Clara.

Tapi pada akhirnya dia lebih mencintai dirinya sendiri dibandingkan mencintai Marco. Dia ingin kaya raya bersama Marco, tetapi hanya kurang keberanian untuk melewati masalah dan kesulitan bersama.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu