Suami Misterius - Bab 509 Punya Batasan

Ahyon dibuat tidak bisa mengatakan apapun olehnya, wajahnya sebentar merah sebentar pucat. Sundae sampai sudah meleleh sepenuhnya, dia tetap tidak menyentuhnya.

Ketiganya berjalan keluar dari toko es, naik lift naik ke area pakaian wanita di lantai 2.

Gadis usian belasan tahun seperti Wenwen sedang ingin cantiknya, begitu melihat gaun yang cantik langsung menghentikan langkah.

Ahyon membantunya memilih beberapa gaunn yang sesuai dengan usia juga statusnya yang masih murid sekolah, Wenwen senang sampai hampir menari-nari.

Selain baju dan sepatu, Ahyon juga membelikan Wenwen tas tangan. Tas yang dibelikan merupakan tas limited edition yang cukup ternama, ketika di pajang di etalase toko, Wenwen langsung jatuh hati ketika melihatnya.

Ahyon juga sangat memanjakan Wenwen , ketika membayar sama sekali tidak berkedip.

Ketika wanita shopping tidak pernah punya batasan, begitu melihat sudah hampir jam 2 siang.

Hyesang mencari alasan untuk ke toilet, ia menelepon asistennya.

“Rapat siang ini semua batalkan, pertemuan nanti malam undur semua.”

“Pak sekretaris……..” nada bicara asisten terdengar kesulitan, bagaimanapun Hyesang baru menjabat di Kota A tidak lama, kedudukkannya belum stabil, disaat seperti ini paling takut berbuat kesalahan.

“Lakukan sesuai perintahku, aku punya batasan sendiri.”

Setelah Hyesang memutus telepon, berjalan keluar dari toilet, awalnya berencana menghampiri Ahyon dan Wenwen , lalu ketika melewati toko GR, kebetulan melihat mannequin yang ada dietalase mengenakan Dress Rainbow itu.

Dia tahu itu adalah desain Ahyon. Seharusnya itu baru dipasarkan.

Hyesang melihat didepan etalase toko, pelayan toko melihatnya, langsung tersenyum dan menghampiri sambil bertanya, “Tuan, apakah anda ingin memilih baju untuk pacar? Dress Rainbow ini merupakan model terbaru musim ini, merupakan produk limited, untuk sementara belum ready di toko, mungkin baru ready sekitar dua hari lagi. Duta GR kami Nona Clara mengenakan gaun ini ketika naik panggung show.”

“Bantu aku bungkus size M, terima kasih.” Hyesang mengeluarkan selembar kartu kredit blackgold pada pelayan.

Pelayan menggesek kartu dengan lancar, lalu menyerahkan baju yang sudah dibungkus dan menyerahkannya pada Hyesang.

Hyesang tidak pergi menemui Ahyon dan Wenwen , melainkan langsung berjalan ke parkiran. Ia meletakkan baju yang dibeli di bagasi mobil. Lalu menelepon Wenwen .

“Aku tunggu kalian di mobil, selesai shopping langsung turun menemuiku.”

Setelah Wenwen menerima telepon, ia langsung mengeluh pada Ahyon, “Paman kecil sungguh tidak sabaran, ia bersembunyi di parkiran seorang diri. Apakah dulu dia juga begitu ketika menemanimu shopping?”

Ahyon : “…..”

Ada ekspresi canggung dan kaku diwajah Ahyon seketika. Dia tidak menjawab, melainkan menarik Wenwen ke toko baju yang lainnya.

Mereka berdua hampir habis mengelilingi pusat perbelanjaan ini baru turun ke parkiran dengan lift.

Baru berjalan keluar lift, terlihat Hyesang yang sedang bersandar disamping mobil sambil merokok, asap rokok terlihat seperti kabut tipis yang menyelimutinya, membuat orang yang melihatnya semakin terpukau.

“Paman kecil, cepat bantu bawa barangnya.” Wenwen berteriak.

Hyesang menoleh, melihat kantung besar dan kecil di tangan mereka. Ketika wanita shopping memang seperti itu, barang belanjaan mereka seolah tidak perlu dibeli dengan uang.

Hyesang menginjak punting rokok dengan kakinya, lalu melangkahkan kaki jenjangnya ke sisi mereka untuk membantu mereka membawa barang belanjaan.

Ketika ia menerima barang belanjaan yang ada ditangan Ahyon, tangan mereka tanpa sengaja bersentuhan, ketika itu terasa seperti ada sengata listrik, lairan listrik menjalar ke seluruh tubuh mereka, terus menjalar sampai ke relung hati mereka.

Ahyon refleks mundur satu langkah dan menyembunyikan tangannya di belakang.

Hyesang hanya menatapnya dalam dengan senyum samar diwajahnya.

Ketika mereka pergi dari pusat perbelanjaan, langit sudah mulai gelap.

Hyesang mengendarai mobil sambil bertanya, “Makan malam dulu baru pulang, kalian ingin makan apa? Chinese food atau Western?”

“Western, tentu saja Western. Dan yang penting harus yang termahal.” Wenwen merangkul tangan Ahyon sambil mengedipkan mata padanya, ia berkata sambil tersenyum, “Kita habiskan uang paman kecil sesekali.”

Ahyon mengetatkan bibir dan menolak dengan datar, “Aku masih ada urusan, kalian saja.”

“Hanya aku dan paman kecil, gak seru.” Wenwen berkata dengan ekspresi kecewa.

“Kalau tidak seru, maka tidak perlu makan, aku antar kamu pulang.” Hyesang berkata lagi.

“Ha??” wajah Wenwen terasa hampir runtuh. Ia merangkul tangan Ahyon dan terus menggoyangkannya, “Tante Ahyon, ayolah temani kita makan, Tante Ahyon, ayolah, ayolah….”

Ahyon digoyang olehnya sampai pusing, akhirnya ia hanya bisa mengangguk dan menyetujuinya.

Dia refleks melirik kearah Hyesang dari kaca spion, wajah Hyesang yang terpantul dari kaca terlihat penuh dengan kelicikkan.

Membuat Ahyon mau tidak mau curiga, jangan-jangan kedua paman and keponakan ini sedang berakting didepannya.

Restoran yang dipilih Wenwen hampir setiap hari dipenuhi pengunjung, hampir tidak ada tempat parkir disekitar restoran.

Hyesang hanya bisa parkir diseberang jalan.

“Kalian masuk saja dulu, setelah parkir aku akan mencari kalian.” Hyesang berkata.

Wenwen menarik Ahyon turun dari mobil, lalu berkata dengan tidak sabar, “Tante Ahyon, kita pilih menunya dulu, tidak perlu perdulikan paman kecil, yang penting dia yang bayar.”

Hyesang memarkir mobil di lapangan parker didekat sana, dan Wenwen menarik Ahyon untuk mengambil nomor antrian disamping jalan.

Yang dikenakan Wenwen semua bermerk, dandanannya bagaikan putri kecil, ditangannya masih menenteng tas tangan yang baru dibelikan oleh Ahyon untuknya tadi, ia terlihat begitu menyukai ta situ.

Nomor antrian di papan antrian berubah, dan tepat disaat ini, sebuah motor dengan kecepatan tinggi melaju kearah mereka, diatas motor itu ada dua orang pria, salah satunya mengulurkan tangan dan menarik tas di tangan Wenwen .

“Aaa! Copet!” Wenwen berteriak, ia mempertahankan tasnya dengan sekuat tenaga.

“ Wenwen lepas.” Ahyon berteriak dengan penik. Namun Wenwen tetap bersikeras menahan tasnya dan tidak mau melepaskannya.

“Ini adalah tasku! Tolong, rampok!!” Wenwen berteriak sekuat tenaga, membuat pejalan kaki mengerumuninya.

Pencopet itu melihat kondisi seperti ini, ia langsung mengeluarkan sebilah pisau dan menghunuskannya kearah Wenwen .

“ Wenwen , hati-hati!” Ahyon berkata sambil maju untuk melindungi Wenwen dengan tubuhnya.

Pisau itu sudah didepan mata namun tubuh Ahyon tiba-tiba ditarik dengan kuat, sebuah lengan menghadang dihadapannya, menariknya dan juga Wenwen dari tempat berbahaya.

Setelah Hyesang melindungi Ahyon dan Wenwen dibelakangnya, ia langsung menendang motor itu sampai tumbang hanya dengan satu tendangan, kedua pria diatas motor terjatuh.

Hyesang menarik salah satu diantara mereka dan melayangka tinju ke wajah pria itu dengan kuat, ditengah suara minta ampun pria itu terdengar suara retakan tulang yang samar. Rekannya yang lain bangkit dari lantai dengan tergopoh, lalu menghunuskan pisau kearah Hyesang, Hyesang memiringkan tubuhnya, pisau menggores bajunya sampai berlubang.

Mereka benar-benar membuat Hyesang sangat marah, membuatnya berubah jadi malaikat pencabut nyawa dari akhirat, ia meninju dan menendang kedua pria itu, membuat kedua pria itu sama sekali tidak sanggup melawan, hanya meringkuk di tanah dan meringis.

Kalau bukan karena Ahyon maju menghalanginya sampai merangkulnya, mungkin akan jatuh korban jiwa.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu