Suami Misterius - Bab 1095 Kelak, Aku Yang Akan Mengurusmu

“Pergi ke kamar tidur?”

Desta bertanya.

Diana membenamkan wajah ke dadanya, diam tak bersuara, termasuk diam-diam menyetujuinya.

Desta menggendongnya kembali ke kamar tidur, meletakkan dia di atas ranjang, lalu mengulurkan tangan membuka kancing depan dadanya.

Nafas Diana terengah-engah, dada tanpa henti terus naik turun, kedua tangan memegang erat sprei dibawah tubuhnya, kelihatan sangat gugup sekali.

“Apakah takut?”

Telapak tangan Desta memegang pipinya, mencium bibirnya dengan lembut, mencoba mengalihkan rasa gugup dan gelisahnya.

Faktanya, dia juga tidak lebih baik dari Diana, hanya terlihat tenang di depan saja, jantung juga berdetak tidak karuan.

“ Diane, jangan takut, aku akan sangat lembut.”

Desta berbisik, bibir terus bergerak di bibir merahnya.

Diana memegang kerah bajunya yang sedikit terbuka, mengatakan: “Apa yang perlu ditakutkan, aku sangat berpengalaman.”

Desta tidak bicara, hanya terus melakukannya dengan teratur tanpa kekacauan.

Awalnya Diana masih mengertakkan gigi menahannya, kemudian, tidak bisa menahannya lagi langsung menangis, sakitnya semakin hebat maka tangisannya semakin hebat, dibujuk bagaimanapun tidak bisa.

Setelah selesai, dia membungkus dirinya dengan selimut, membalikkan punggung dan langsung mengabaikannya.

Desta mendekat dari belakang dan langsung memeluknya, bibir menempel di samping telinganya, mengangkat alis, sambil tersenyum mengatakan: “Apa yang ditangisi? Bukankah sangat berpengalaman, hmm?”

“Aku senang menangis, tidak perlu kamu urus.”

Dia merasa seluruh tubuhnya sakit, suasana hati juga tidak terlalu baik.

Namun, dibandingkan dengan kekesalan kecilnya, tampaknya suasana hati Desta sangat baik sekali, ada senyum hangat dan menyenangkan di wajah tampannya.

“Mulai sekarang, aku yang akan mengurusmu.”

Dia memeluknya sambil berbisik di samping telinganya.

Diana membalikkan badan, mengangkat dagu melihatnya, sambil memonyongkan bibir bertanya: “Kenapa bukan aku yang mengurusmu?”

“Menikahlah denganku, kamu mau urus bagaimanapun juga bisa.”

Dia menjawab.

“Jangan kegeeran, siapa yang bilang mau menikah denganmu.”

Diana mengulurkan tangan mendorongnya, tapi malah ditekan di bawah badannya.

“Kamu sudah meniduriku, masih tidak ingin bertanggung jawab? Apakah ingin tidur lebih lama lagi?”

“Huh, tidak mau, kamu menyebalkan.”

Tangan dan kaki Diana berjuang untuk lepas, sangat takut dia akan melakukannya sekali lagi.

Akhirnya, bersikap lembut mengatakan: “Desta, kamu jangan seperti ini.

Aku masih belum lulus, bukankah masih terlalu dini untuk membahas soal pernikahan.”

“Baik, Tunggu setelah kamu lulus, kita langsung menikah.” Dia berkata.

Awalnya Diana ingin mengangguk, tapi nada bicaranya terlalu serius, dia tahu, bagi Desta kata-kata ini adalah komitmen, komitmen yang sangat serius dan formal.

Diana berada dalam pelukannya, wajah menempel di dada kuatnya, mendengar detak jantung yang sangat kuat dalam rongga dadanya, tiba-tiba merasa sangat tenang.

“Desta, pada saat ini kamu mengatakan ingin menikahiku, akan membuatku merasa bahwa alasan kamu menikahiku adalah untuk bertanggung jawab padaku.” Dia sedikit bercanda sedikit serius mengatakannya.

Mata hitam Desta agak menyipit melihatnya “Sudah melakukan hubungan pria dan wanita, memang sudah seharusnya bertanggung jawab. Dan aku, tidak akan sembarangan tidur dengan wanita yang tidak aku cintai. Diane, apakah perlu aku katakan lebih jelas lagi? Aku menidurimu dan ingin menikahimu karena aku mencintaimu.”

Diana sambil tersenyum meringkuk dalam pelukannya, dengan suara rendah mengatakan: “Aku juga mencintaimu.”

“Iya, aku tahu.” Desta mengangguk.

“Kamu tahu apa?” Diana tersenyum sambil menggeleng. Dia sama sekali tidak tahu, betapa dia mencintainya.

“Aku tahu, kamu bukan wanita sembarangan.” Dia menciumnya, berkata dengan suara pelan.

Seorang gadis, sepenuhnya menyerahkan dirinya pada seorang pria, selain karena mencintainya, Desta tidak bisa memikirkan alasan lain lagi.

“ Diane, pindah dan tinggal di sini saja.” Dia berkata.

Diana mendongak melihatnya, tersenyum malu mengatakan: “Ini, bisa dipertimbangkan.”

Setelah itu, mereka resmi tinggal bersama.

Desta memindahkan semua barang Diana bahkan orangnya juga sekalian dibawa ke villa. Kemudian, menambahkan banyak barang sesuai dengan kesukaan Diana.

Pria dalam keluarga Sunarya memanjakan wanitanya mungkin sudah merupakan sifat keturunan, Desta sangat baik terhadap Diana, benar-benar sangat memanjakannya, rasanya ingin memetikkan bintang di langit untuknya.

Tinggal bersama adalah hal besar, tidak mungkin bisa benar-benar disembunyikan dari orang tua. Setelah Susana tahu, meski tidak terlalu setuju, tapi nasi sudah jadi bubur, dia juga tidak bisa terlalu menentang. Bagaimanapun, Diane sudah dewasa, anak yang sudah dewasa memiliki pemikiran dan kehidupan sendiri, terlalu banyak ikut campur justru akan bertentangan dengan yang diharapkan.

Susana hanya menasehati putrinya secara samar, wanita harus bisa belajar melindungi diri sendiri. Diana sangat serius mengangguk setuju, masih menyuruhnya jangan khawatir.

Susana mengira putrinya sudah mengerti, tapi kenyataannya, apa yang dia katakan dan apa yang dipahami oleh Diana adalah dua hal yang berbeda.

Maksud Susana mengingatkan Diana untuk jangan hamil dulu dan Diana mengira mama khawatir Desta akan menindasnya. Jadi, baru merasa kekhawatiran Susana terlalu berlebihan, bagaimana mungkin Desta akan menindasnya, yang ada selama ini dia yang selalu menindasnya.

Susana tidak terlalu jelas mengingatkannya, Diana dan Desta belum ada pengalaman apa-apa, alhasil, belum setengah tahun mereka tinggal bersama, Diana sudah hamil. Dan saat tahu hamil, janin sudah hampir dua bulan.

Pada saat itu suasana hati Diana gelisah sekali, karena di saat mereka bersama, hampir tidak pernah mengungkit masalah soal anak. Dia mendadak hamil, tidak tahu Desta bersedia menerimanya atau tidak.

Dia memberikan alat tes kehamilan padanya, menunjuk ke garis positif yang ada di alat, mengatakan: “Aku, aku hamil. Jika kamu tidak menginginkannya, aku bisa menyelesaikannya sendiri……”

Pada saat itu dia agak gugup dan gelisah, jadi, terus menundukkan kepala, bahkan tidak melihat ekspresi wajahnya, hanya mengingat dia memeluknya erat-erat dan berkata padanya: “Aku menginginkannya, kita lahirkan saja, boleh tidak?”

Kemudian, dia terburu-buru mengajukan pernikahan, lalu terburu-buru mendaftarkan pernikahan dicatatan sipil, rasanya seluruh proses sangat terburu-buru.

Jadi, ketika Desta mengatakan akan melaksanakan upacara pernikahan, dia langsung menolaknya dengan tegas. Walaupun terburu-buru mempersiapkan pernikahan, perutnya juga sudah membesar, mengenakan gaun pengantin dengan perut buncit pasti sangat jelek sekali.

Seorang wanita hanya memiliki satu kesempatan untuk mengenakan gaun pengantin dalam hidupnya, tentu saja dia harus cantik saat menikah.

Jadi, kedua keluarga sudah merundingkan, tunggu setelah anak dilahirkan dan genap sebulan, baru melaksanakan upacara pernikahan.

Desta selalu mengikutinya dalam segala hal, tentu saja tidak keberatan akan hal ini. Desta tidak keberatan, keluarga Sunarya juga tidak keberatan. Hanya saja, Susana masih ada sedikit kekhawatiran, tetapi saat kedua belah pihak keluarga bertemu, tidak tahu apa yang telah dikatakan Clara pada Susana secara pribadi, atau telah menjanjikan apa, pokoknya, Susana sangat puas.

Waktu bersama Desta, berpacaran, tinggal bersama dan menikah, walau semua digabung bersama hanya lebih dari satu tahun, tetapi bagi Diana adalah saat-saat paling bahagia dan paling berkesan dalam hidupnya.

Andaikan selanjutnya tidak terjadi kecelakaan itu, alangkah bagusnya.

Mungkin, otak besar manusia secara otomatis akan membuang kenangan buruk itu, jadi, mimpi Diana berhenti diwaktu dia paling bahagia, lalu langsung terbangun.

Di luar jendela, langit baru mulai cerah.

Diana membuka mata, melihat Gungun yang tidur di sebelahnya, sudut bibir menunjukkan senyuman.

Melupakan waktu tiga tahun saat dia dan Desta saling merindukan satu sama lain, diantara mereka pasti akan terus bahagia.

Diana tanpa sadar mendekat lalu mencium pipi lembutnya sejenak.

Gungun nyenyak sekali, sama sekali tidak tahu kalau dirinya telah dicium mamanya.

Diana membantunya merapikan ujung selimut, kemudian, pelan-pelan turun dari ranjang, keluar dari kamar tidur, lalu berjalan ke depan pintu kamar tamu yang ada di sebelah dan mengulurkan tangan mengetuk pintu.

Novel Terkait

Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu