Suami Misterius - Bab 438 April Mop

Suhu bibir Rudy agak dingin, mata Clara terbuka secara naluriah. Dalam kegelapan, bola mata Rudy yang bagaikan bak tampak sekilau obsidian, menatapnya dalam-dalam.

Bulu mata Clara yang lentik bergetar, kepalanya terasa pusing. Setelah bibir tipis Rudy mengusap bibirnya beberapa kali, ciuman semakin mendalam.

Clara hampir kehabisan nafas oleh ciuman Rudy yang tak kunjung henti, telapak tangan Rudy yang hangat bergesekan bolak-balik di bagian pinggang dan anggota tubuhnya yang sensitif, dia berdiri di jurang yang bahaya, di mana nafsu dirinya akan segera bangkit.

Clara tidak bisa mendorong Rudy, dengan kejam, dia menggigit lidah Rudy yang menjulur masuk ke dalam mulutnya. Bau amis darah menyebar di sela-sela bibir dan gigi, tubuh jangkung Rudy jelas menegang, kemudian perlahan melepaskannya.

Clara tertegun sesaat, dia merasa tolakannya terlalu tegas, saat ingin memberi penjelasan, Rudy mengulurkan tangan untuk mengelus kepalanya, gerakan dan nada suaranya sangat lembut.

“Tidurlah.” Selesai bicara, dia membalikkan punggung, meninggalkan punggung lurus kepada Clara.

Clara agak lelah, tidak membujuknya, berbalik dan tertidur dengan cepat.

Keesokan harinya, sampingnya telah kosong saat dia bangun.

Clara duduk di tempat tidur dengan tubuh terbungkus selimut, memanggil nama Rudy seperti biasanya, tidak ada yang menjawab.

Clara mengulurkan tangan dan meraih ponsel di meja rak. Pukul delapan pagi, ia seharusnya telah berangkat ke perusahaan.

Dia bangun dari tempat tidur dengan bungkusan sprei pada tubuh, berjalan ke kamar mandi, sekilas mencuci muka dan menggosok gigi, menyanggul rambut dan mengenakan riasan muka yang sederhana, mengganti pakaian dan hendak keluar.

Ketika dia melewati ruang makan, barulah dia menemukan sarapan di atas meja. Clara mendekati meja, menyentuh sarapan tersebut, masih hangat.

Clara tersenyum sepenuh hati, lalu duduk di meja dan menikmati sarapan.

Bubur hangat yang ke dalam perut menghangatkan perut serta hati.

Clara mengeluarkan ponsel, melakukan panggilan telepon kepada Rudy, tetapi terus tidak terhubung. Dia mengangkat-angkat bahu, melemparkan ponsel kembali ke meja dengan sedikit kesal.

Setelah sarapan, Clara buru-buru berjalan keluar dari pintu villa, tapi ia stidak menemukan mobil Melanie.

Dia mengambil ponsel dan menelepon Melanie.

Setelah telepon terhubung, terdengar suara penuh kegembiraan, juga rasa bersalah dari Melanie. "Clara, pria tampan di bar melamarku. Aku akan mengikutinya pulang untuk menemui orang tuanya. Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bisa menemanimu ke Kota S."

Clara: "..."

Dia tiba-tiba punya keinginan untuk membunuh Melanie. Apa-apaan pria tampan di bar, terdengar tidak bisa diandalkan sama sekali! Melanie bahkan meninggalkannya sendirian demi pria yang tidak bisa diandalkan!

“Melanie, lelucon internasional macam apa yang kamu mainkan denganku!” Seru Clara.

Seusai dia berkata, sebuah tangan terulur dari belakang dan menepuk pundaknya.

Clara berbalik secara naluriah, kebetulan berhadapan dengan wajah Melanie yang tersenyum lebar, "Clara, kenapa kamu tahu bahwa aku bercanda denganmu?"

Clara: "..."

Dia memberi tatapan putih dengan marah. "Betapa konyolnya bahwa pria tampan di bar akan melamarmu. Lain kali jangan membuat lelucon yang tidak realistis seperti ini.”

"Clara, jangan keterlaluan ya! Bagaimanapun aku juga seorang gadis muda yang memiliki kecantikan, kecerdasan, dan kepintaran." Melanie memelototinya dengan emosi.

Clara mengangguk dengan berlagak serius, kemudian berkata, "Bolehkah aku bertanya pada gadis muda cantik, di mana mobil kita? Kita akan ketinggalan pesawat jika tidak segera berangkat."

Tangan Melanie menahan di pinggang, dagunya menunjuk ke seberang vila, sebuah mobil putih berukuran sedang diparkir di bawah naungan pepohonan.

Keduanya naik ke mobil.

Clara duduk di sebelah tempat pengemudi, menundukkan kepala sambil memasang sabuk pengaman. Mendengarkan ucapan Melanie yang antusias: "Leluconku tampaknya tidak terlalu menarik. Namun, hari ini adalah Hari April Mop, apakah kamu membuat lelucon dengan Tuan keempat Sutedja?"

“Aku tidak sebosan kamu,” jawab Clara.

“Apa yang membosankan, ini merupakan keasyikkan dalam hidup, paham?” Selesai bicara, Melanie merebut ponsel Clara dengan girang, mencari nomor Rudy dan dengan cepat mengirimkannya sebuah pesan.

Tertulis: Rudy, kita putus saja.

“Melanie, jangan asal-asalan!” Clara amat marah, merebut kembali ponsel, menemukan bahwa tidak ada cara untuk menarik kembali pesan itu.

Clara menatap tajam ke arah Melanie, berkata dengan emosi, "Putus? Kamu menulisnya dengan tidak jelas. Aku dan Rudy adalah suami istri yang sah secara hukum. Kenapa kamu tidak mengatakan cerai saja."

“Oh, benar juga ya.” Melanie tiba-tiba sadar, lagi-lagi merebut ponsel Clara, lalu mengirimkan dua kata: cerai saja.

Clara: "..."

Dia sangat ingin menampar Melanie tanpa ampun.

Melanie mengembalikan ponsel kepada Clara, kemudian menyalakan mesin mobil dan berkata sambil tersenyum, "Coba tebak apa yang reaksi Tuan keempat Sutedja saat melihat dua pesan ini."

Clara memberinya tatapan ganas, orang ini benar-benar membuat onar tanpa takut terjadi masalah besar.

……

Di sisi lain, Rudy memegang dokumen dan bersiap memasuki kantor.

Sebelum memasuki kantor, ia terbiasa memeriksa ponsel, kemudian terlihat panggilan dari Clara yang tidak terjawab.

Sekedar menghitung waktu, gadis kecil seharusnya sudah bangun.

Baru saja dia ingin menelepon balik, dia tiba-tiba menerima dua pesan, layar ponsel mengeluarkan dering nada pendek.

Setelah Rudy membuka pesan itu, dia menatap layar ponsel dan diam untuk waktu yang lama. Lalu, dia melengkungkan bibirnya dengan penuh sindiran.

Putus, cerai!

Rudy benar-benar ingin tahu apa yang dipikirkan Clara di benaknya, apakah dia berpikir bahwa pernikahan mereka adalah permainan? Mengapa kata ini dikatakannya dengan begitu mudah!

Di depan ruang konferensi multimedia, Rudy tiba-tiba menghentikan Langkah kakinya, melemparkan dokumen di tangannya ke Raymond. "Kau yang pimpin rapat, aku punya urusan."

Selesai bicara, Rudy berbalik dan meninggalkan ruangan dengan cepat. Di belakangnya, Raymond mengeluh berulang kali.

Rudy berjalan ke lift, mengambil ponsel, memerintah dengan dingin: "Periksa lokasi Clara."

……

Pada saat yang sama, Clara baru saja melewati pemeriksaan keamanan, sehingga dia menonaktifkan ponselnya, agar tidak lupa setelah naik ke pesawat.

Dia pernah lupa menonaktifkan ponsel saat terbang, ketika pesawat melaju cepat untuk lepas landas, ponselnya tiba-tiba berdering, semua orang di sekitarnya melihatnya, Clara merasa sangat malu.

Keduanya berjalan ke arah ruang tunggu. Melanie tanpa henti membicarakan pria tampan di bar, Clara dibisingkan hingga merasa gendang telinganya sakit. Ketika dia ingin menyuruhnya diam, sebuah lengan yang kuat tiba-tiba terulur dari belakangnya, menarik pergelangan tangannya yang ramping.

Clara merasa kesakitan, memutar kepalanya dengan kening berkerut. Apa yang masuk ke dalam pandangannya adalah sebuah wajah tampan setajam pisau, raut muka terlihat agak suram dan buruk.

“Rudy, mengapa kamu ada di sini?” Clara menatapnya dengan wajah tertegun.

Rudy merapatkan bibir tipisnya dengan erat, tidak mengatakan apa-apa. Kekuatan memegang pergelangan tangan Clara tiba-tiba bertambah erat, menyeretnya ke ruang tunggu terdekat.

Melihat ini, Melanie langsung tanggap, mungkin dua pesan yang dikirimnya menyebabkan masalah. Dia menyeret dua koper kecil dan menyusuli langkah mereka.

Pada saat ini, Clara telah diseret ke ruang tunggu yang kosong oleh Rudy.

Rudy menahannya di dinding tanpa berkata banyak, tubuh jangkung hampir menghalangi semua cahaya di atas kepalanya.

Clara agak mendongak untuk melihatnya, merasakan kedinginan di sekujur tubuhnya, sama berbahayanya dengan seekor cheetah yang tersembunyi di malam hari.

Keduanya saling bertatapan, diam.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu