Suami Misterius - Bab 624 Dia Telah Kehilangan Muka Di Kehidupan Ini

"Belum membicarakan dengan jelas semuanya. Jangan pikir kamu bisa pergi ya!”

“Tante ini, apa kita saling mengenal?

Tidak ada yang harus aku bicarakan denganmu.”

Clara dengan tidak sabarnya melepaskan tangan Ibu Elanos.

Jika bukan karena Ibu Elanos yang sudah tua. Mungkin dengan tarikan yang kasar begini, Clara dar awal sudah mengangkat kaki dan menendangnya.

“Aku adalah ibu Elanos!”

Ibu Elanos dengan suara keras sekali berteriak, "Kalian orang-orang kaya terlalu suka menggertak dan mengganggu orang kecil saja! Kata orang tamparan itu tidak tiba-tiba diluncurkan tapi selalu ada alasannya. Putriku Elanos yang begitu tahu aturan dan sopan. Jika bukan karena priamu yang menggodanya, mana mungkin dia bisa jatuh cinta dengan suami orang.

Kamu tidak baik-baik mengurusi priamu sendiri. Kamu malah meluapkan kemarahanmu kepada Elanosku, dan malah membuatnya masuk penjara!”

Ibu Elanos bicara dan memaki, menangis dan berteriak tidak karuan. Bahkan ini membuat banyak orang berkumpul ingin menyaksikan apa yang terjadi.

“Elanosku itu baru berumur dua puluh tahunan, begitu masuk penjara dan meninggalkan catatan kriminal maka itu akan menghancurkan seluruh hidupnya! Kamu dasar wanita ular hitam yang berbisa!”

Clara bertemu orang yang membuatnya sangat emosi, dia pun berkata dengan tidak sabarnya, “Tante jika kamu lihat berita maka seharusnya kamu tahu kalau suamiku sudah memberitahu kalau tidak ada hubungan apapun di antara mereka.”

“Itu hanyalah ucapan dari sisinya seorang. Dia mengatakan tidak apa-apa terus tidak apa-apa begitu! Tuan muda keempat keluarga Sutedja dan Elanos diam-diam saling berhubungan, hal ini sudah jelas diketahui semua orang. Ada masalah pasti ada penyebabnya. Ada tidaknya Elanos di hati priamu, kamu coba tanya ke priamu nanti pasti kamu bisa tahu jelas.”

Ibu Elanos berteriak dan marah-marah ke Clara. Dia memaki dengan sangat buruk.

Rahma benar-benar sudah tidak tahan melihat ini. Dia pun maju dan menarik lengan ibu mertuanya.

“Ibu, kamu jangan terlalu menggebu-gebu seperti ini.

Kita bicarakan semua dengan tenang saja. Nona Clara bukanlah orang yang tidak masuk akal.”

Pada saat ini, Rahma saat ini benar-benar ingin sekali memukul mertuanya dengan tongkat untuk membuatnya pingsan.

Sekarang berdebat dan mengomel seperti itu sama sekali tidak ada gunanya.

Elanos masih di tangan Rudy. Mereka di sini untuk meminta bantuan jadi mereka harus menunjukkan sikap memohon yang baik.

Bahkan jika memang tidak harus merundukkan lututnya, setidaknya harus bicara baik-baik dengan suara pelan.

Jika tidak, malah membuat Clara marah maka Elanos sepertinya bisa-bisa dihukum lebih dari tiga tahun.

Bagaimanapun, Rahma adalah nona besar dalam Keluarga Mirah. Dia tahu dan mengenal sekali wajah dunia ini.

Para pengacara terkenal itu bisa jadi membuat yang salah jadi benar dan sebaliknya. Para pengacara itu bisa-bisa malah memberi Elanos beberapa dakwaan lain dan akhirnya dihukum sepuluh atau delapan tahun penjara. Maka hidup Elanos telah selesai sudah.

Namun, Ibu Elanos tidak mendengarkan bujukan Rahma sama sekali. Dia malah mendorong Rahma dan berkata dengan kesal, "Sebenarnya kamu ini berdiri di pihak siapa! Rahma, kamu jangan lupa ya. Kamu sekarang ini adalah menantu dari Keluarga Rugos.

Kamu jangan berbalik dan membela orang luar dan memikirkan masa lalu!”

Rahma sangat malu setelah diberi pelajaran dan makian seperti itu oleh Ibu Elanos.

Dia benar-benar sudah kehilangan mukanya.

Ibu Elanos berteriak dengan keras kepada Rahma. Lalu mengulurkan tangan menunjuk-nunjuk ke Clara sambil berteriak memaki, “Aku peringati ya kamu. Jika Putriku Elanos masuk penjara, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja. Aku akan menarikmu untuk ikut tersiksa dengan kami!”

Clara mengerutkan kening menatap Ibu Elanos, sudah cukup lama tidak ada yang memaki dan menunjuk-nunjuknya seperti ini.

Dulu hanya Yanto saja orang yang memperlakukannya seperti ini.

Clara mencibir lalu menaikkan sudut bibirnya. Dia jika melanjutkan berdebat dengan tante tua ini, maka itu berarti dia sangat bodoh sekali.

Hotel ini telah dipesan oleh kru jadi satpam dan petugas keamanan punya tugas dan tanggung jawab atas keamanan para kru.

Clara memanggil satpam dan langsung mengusir Ibu Elanos dan Rahma.

Ibu Elanos berdiri di depan pintu hotel dengan sangat menyedihkan, Dia terus saja berteriak dan memaki tidak hentinya.

Rahma dengan susah payah membujuknya dan akhirnya berhasil membawa pulang mertuanya itu.

Begitu sampai di rumah, Santos datang dengan kursi rodanya. Hati merasa berat ketika melihat wajah ibu dan istrinya begitu muram.

“Apa istri Presdir Sutedja tidak setuju membebaskan Elanos?”

“Ibu dan Clara bertengkar.

Kita diusir dari hotel.”

Rahma menceritakan kejadian tadi kepada Santos.

Wajah Santos juga terlihat tidak berdaya dan sakit kepala. Jika tahu dari awal akhirnya akan begini, seharusnya tidak boleh membiarkan ibu yang pergi. Tidak hanya tidak berhasil mencapai tujuan mereka, malah membuat Clara tersinggung.

“Ibu, kamu juga pasti capek. Kamu lebih baik istirahat dulu di kamar.”

Kata Santos sambil menghela napas.

“Adikmu masih ada di penjara. Mana ada aku waktu dan mood untuk beristirahat! Aku sekarang setiap hari selalu insomnia. Bahkan ubanku pun bertambah. Santos, menurutku wanita itu tidak akan pernah membebaskkan Elanos. Kita lebih baik mengajukan gugatan juga padanya. Aku tidak percaya di dunia ini tidak ada hukum yang adil!”

“Ibu!”

Santos tiba-tiba berteriak marah. Walaupun kelihatan kalau dia cukup bisa menahan emosinya tapi wajahnya masih saja memperlihatkan kemarahannya.

“Kamu mau membicarakn hukum yang adil. Itu juga harus dipastikan kalau Elanos benar-benar tidak bersalah! Aku dan Rudy punya hubungan tidak baik yang tidak akan ada akhirnya. Jadi dia mana mungkin jatuh cinta dengan adikku.

Di Kota A, orang-orang yang punya kuasa saja takut dan harus menatap mata Rudy. Apalagi, kita yang orang biasa ini.

Elanos jadi seburuk ini karena telah terlalu dimanjakan olehmu. Sehingga dia bisa-bisanya berani sekali mencari masalah dengan Rudy.

Dia terus saja mengeluarkan berita palsu dan ingin sekali untuk diperhatikan oleh yang lain. Ini malah jadi kelemahan yang bisa dijadikan ancaman oleh Rudy untuk menjebloskannya ke penjara.

Kamu mau melarikan ini ke pengadilan, boleh saja.

Biaya menyewa pengacara yang sangat biasa kira-kira puluhan juta.

Walaupun kita bisa membayar uang ini tapi para pengacara biasa itu tidak akan bisa mengalahkan tim pengacara Rudy. Biarkan Elanos menunggu dirinya mendekam di penjara saja.”

Santos sangat marah. Kedua tangannya menggenggam pegangan kursi roda dengan erat.

Ibu Elanos sangat jarang melihat putranya ini marah sebesar ini. Ini sungguh mengejutkannya, dia pun bertanya dengan gemetaran, “Kalau begitu, kalau begitu harus bagaimana?

Kasian sekali Elanosku!”

“Ibu, kamu kembali dulu ke kamar dan istirahatlah.”

Aku mau bicara sebentar dengan Rahma.”

Kata Santos.

Ibu Elanos mengangguk. Akhirnya dia pun kembali ke kamarnya dengan baik-baik.

Di ruang tamu yang kecil hanya tersisa Santos dan Rahma.

Santos mengulurkan tangannya menggenggam tangan Rahma lalu dengan wajah bersalah menatapnya, “Rahma...” “Kamu mau menyuruhku memohon kepada Rudy ya?”

Rahma tidak menunggu Santos selesai bicara, dia sudah tahu apa yang dipikirkan oleh Santos.

Rahma memandang Santos, hanya saja tatapan matanya penuh dengan hinaan dan cibiran.

Selama bertahun-tahun ini, dia sudah sangat memahami orang-orang di keluarga Rugos ini. termasuk Santos. Orang-orang di keluarga Rugos ini begitu egois dan tidak memandang penting orang luar.

Walaupun Rahma sudah bekerja keras gila-gilaan di Keluarga Rugos, tapi di mata Keluarga Rugos, dia hanyalah orang luar saja.

“Kamu menyuruhku memohon ke Rudy untuk melepaskan Elanos. Apa kamu tidak takut Rudy akan meminta sebuah syarat kepadaku?

Jika dia memintaku menemaninya di atas ranjang, baru dengan begitu mau melepaskan Elanos. Apa kamu berharap aku akan melakukannya?”

Ucapan Rahma ini langsung membuat Santos tidak bisa berkata-kata.

Setelah terkejut dan terdiam, Santos pun menghela napas, “Maafkan aku Rahma. Pikiranku sedang kacau saat ini.

Aku kira kamu dan Rudy bagaimanapun tetap adalah teman baik dan kekasih sejak kecil. Jika kamu buka mulut dan memohon padanya, mungkin dia akan mengabulkannya karena masih menghargaimu.

Sudahlah, Jika kamu tidak bersedia pergi maka sudahlah lupakan saja.”

Setelah selesai mendengar ucapan Santos ini, Rahma tersenyum dingin lalu menarik tangannya dari genggaman tangan Santos.

“Aku saat itu berselingkuh denganmu. Aku memfitnahnya dengan mantapnya.

Walaupun berapa banyak perasaan masa kecil kami, itu sudah musnah sebersih-bersihnya sekarang.

Kecuali, aku mengatakan kepadanya kalau waktu itu aku memilih untuk menikah denganmu agar membuatmu menarik penuntutanmu sehingga dia tidak harus masuk penjara.

Dia mungkin akan berterima kasih padaku.

Santos, kamu ingin aku memberitahunya semua ini? "

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu