Suami Misterius - Bab 801 Rudy Sutedja Adalah Seorang Ayah yang Baik

Rumah Sunarya.

Sebuah mobil Land Rover berwana hitam perlahan menuju ke halaman, pintu mobil terbuka, Rudy menggendong anaknya keluar dari mobil, Clara mengikutinya dari belakang sambil membawa tas dan botol air kecil anaknya.

Mereka baru saja kembali dari klinik kesehatan, Wilson melakukan vaksinasi, jadi mereka tidak pergi ke taman kanak-kanak.

Rudy menggendong anaknya naik ke atas, Clara masuk ke dapur, menyerahkan botol air kecil Wilson kepada pelayan dan menyuruhnya merendam botol air kecil itu ke dalam panci yang di isi air hangat.

Perawat di klinik kesehatan menyarankan agar meminum lebih banyak air setelah vaksinasi.

Clara berjalan keluar dari dapur dan naik tangga kayu solid menuju ke lantai atas, Setelah berganti pakaian dan mencuci tangannya, dia turun untuk mengambil ceret kecil berisi air, kemudian berjalan menuju ruang kerja.

Pada saat ini, pintu ruang kerja setengah terbuka, pemuda kecil yang tampan itu duduk di depan meja kerja, punggungnya lurus, tangannya memegang pena dan tampak sedang berlatih menulis satu goresan demi satu goresan.

Wilson sudah berusia empat tahun, dan baru-baru ini taman kanak-kanak baru saja mulai mengajar anak-anak untuk menulis.

Tulisan tangan Wilson sangat rapi, satu goresan demi satu goresan, meskipun masih kecil, tetapi cara menulisnya sangat bertenaga.

Rudy mengatakan bahwa tulisan itu sama seperti menjadi seorang manusia, harus satu goresan demi satu goresan, dengan serius dan benar.

Pada saat ini, Rudy berdiri di samping pria kecil itu sambil mengawasi anaknya menulis satu goresan demi satu goresan, jika ada goresan yang salah langsung segera memperbaikinya.

Clara bersandar di pintu yang setengah terbuka, melihat pria besar dan pria kecil di ruangan itu, tiba-tiba merasa sedikit linglung.

Clara tampaknya belum memiliki banyak persiapan, si kecil telah tumbuh besar, samar-samar tampak seperti pria kecil.

Tidak peduli itu penampilan atau karakter, semuanya mirip seperti Rudy.

Tampan dan serius, di antara kedua alisnya menampilkan kesopanan, ketegaran dan keanggunan.

Ketegaran dan keanggunan, adalah karakter Rudy yang ada di dalam hati Clara.

Namun, Clara merasa seolah-olah baru saja memeluk Wilson kecil yang gemuk di dalam pelukannya kemarin, dan tiba-tiba sekarang menjadi Rudy versi kecil, Clara mengalami kesulitan dalam menerima kenyataan saat ini.

Rudy menginstruksikan putranya untuk menulis. Saat mendongak, Rudy melihat Clara di depan pintu, secara spontan sudut bibirnya terangkat dan senyum.

Wilson juga melihat ibu, tetapi tidak begitu beraksi, kemudian menundukkan kepala dan terus menulis.

Ini juga merupakan hasil didikan dari Rudy, selalu menyelesaikan apa yang dimulai, dan tidak boleh bekerja setengah-setengah.

Setelah selesai menulis selembar kertas kecil, Wilson melompat turun dari kursi dan langsung berlari ke pelukan Clara.

Clara tersenyum dan memeluk putranya, kemudian memberi botol air kecil padanya.

Wilson membuka tutup botol, menggigit sedotan dan meminum setengah botol kecil air.

Wilson menggigit sedotan dan tersenyum manis dengan matanya yang besar dan indah, membuat orang-orang suka padanya.

Clara tidak tahan dan mencium pipi Wilson.

Wilson berbaring di dalam pelukan ibu sejenak, kemudian duduk kembali dengan patuh dan menulis di meja.

Clara berjalan ke arah jendela dan menggulurkan tanggannya membuka jendela, di luar jendela adalah halaman.

Karena musim dingin segera tiba, bunga-bunga semuanya gugur, hanya ada pohon kapur barus yang tinggi bergoyang tertiup angin, menebarkan aroma ringan daun dan kayu.

Rudy berdiri di samping Clara, dengan spontan mengulurkan lengannya dan merangkul bahunya.

"Wilson masih kecil, kamu terus memaksanya belajar.

Sifat anak pada umumnya adalah suka bermain dan bersenang-senang. "

Clara berkata.

Rudy tersenyum dan menjelaskan dengan sabar: "Aku dan Wilson sudah membuat perjanjian, setelah selesai belajar menulis selama satu jam, aku akan menemaninya bermain sepak bola.

Wilson sangat senang dan melakukan isyarat tangan sebagai sebuah janji. "

Clara tertawa setelah selesai mendengarkannya.

Rudy adalah ayah yang baik dan sangat pandai mendidik anak.

Saat mereka masih di Kota A, Wilson tinggal bersama Rudy, Rudy telah mendidiknya dengan sangat baik.

Wilson tampak sangat serius. Setelah menulis dua lembar kertas kecil, Rudy menguji apa yang baru saja di tulis oleh Wilson dan Wilson bisa menulis kembali semua kata-kata yang baru saja ditulisnya.

Rudy kemudian memberitahu kepada Wilson arti setiap kata.

Satu jam, tidak lebih, tidak kurang, saat waktunya tiba, Rudy langsung menggandeng tangan wilson dan turun ke lantai bawah.

Menepati setiap perkataan, ini adalah pedoman konsisten Rudy.

Rudy membawa Wilson bermain sepak bola di halaman di lantai bawah, Clara berdiri di dekat jendela dan menyaksikan mereka.

Pohon kapur barus yang tinggi membentangkan daunnya dan merentangkan bayangannya.

Rudy dan Wilson bermain sepak bola di bawah bayangan pepohonan.

Rudy adalah seorang pria dewasa yang berlatar belakang keluarga militer. Kecepatan lari dan daya tahannya sangat baik. Wilson mengejar langkah ayahnya dan merebut bola dengan susah payah.

Di halaman terus terdengar suara tawa anaknya.

Tubuh Clara bersandar pada jendela, lengannya disilang di depan dada dan senyum di wajahnya sangat manis.

Setelah mereka hampir selesai bermain, Clara turun ke lantai bawah, tangannya membawa sebotol air mineral dan botol air kecil milik Wilson.

Clara menginjak rumput hijau dan berjalan ke sisi mereka berdua, sambil tersenyum dan berkata, "Setelah berlari begitu lama, istirahatlah dulu dan minum air."

Wilson berlari sambil tersenyum dan masuk ke dalam pelukan Clara.

Clara mengulurkan tangan dan menggosok kepala putranya, telapak tangan Clara penuh dengan keringat.

"Kenapa keringatnya banyak sekali, kembali ke rumah dulu, jangan sampai kedinginan."

Rudy mengangguk, kemudian menemani istri dan anaknya berjalan masuk ke dalam rumah, sambil mengambil botol air mineral yang disodorkan oleh Clara, lalu membuka tutup botolnya dan menghabiskan setengah botol air.

Tiga orang itu berjalan masuk ke dalam vila dan Sus Rani menyambut mereka.

"Mengapa keringatnya banyak sekali, pakaian juga sampai basah."

"Bawa dia naik ke atas dan mandi dulu."

Rudy berkata.

"Baik."

Sus Rani membawa Wilson naik ke atas untuk mandi.

Rudy juga pergi ke lantai atas untuk berganti pakaian.

Clara duduk di sofa di ruang tamu sendirian, kemudian meraih remote kontrol di meja dan menyetel stasiun tv, dan akhirnya berhenti di sebuah saluran TV, yang sedang menyiarkan drama pengadilan yang memakai kostum kuno.

Pada awalnya, Luna juga ingin mengambil naskah drama ini.

Namun, pada saat itu, Clara baru saja mengikuti Rudy ke Beijing dan masih beradaptasi dengan kehidupan keluarga Sunarya. Akhirnya, dia melewati drama ini.

Tapi Clara juga tidak menyesal sedikitpun. Orang yang paling penting dalam hidupnya adalah orang-orang terdekatnya, yaitu Rudy dan Wilson.

Dan bukan menjadi sukses dan terkenal.

Di dalam drama, kaisar berkata kepada kekasihnya: Aku bisa memberimu apapun yang kamu inginkan.

Kalimat ini benar-benar memiliki aura yang kuat.

Clara sangat menikmati saat ini, Altria berjalan masuk ke dalam rumah dengan marah bersama Samara.

Altria langsung mengabaikan Clara yang duduk di ruang tamu dan menarik Samara naik ke lantai atas.

Tetapi tidak lama kemudian, Altria bergegas turun ke bawah dan berjalan ke depan Clara, lalu bertanya, "Di mana nenek?"

Altria memiringkan lehernya, bahkan sopan santun paling dasar dalam memanggil orang pun tidak ada. Clara sangat malas dan tidak ingin melayaninya, tetapi Clara lebih beretika dibanding Altria, jadi Clara menjawab dengan tenang: "Nenek pergi berkunjung ke rumah rekan lamanya."

"Nenek tidak ada di sini, bagaimana dengan Paman pertama dan Bibi pertama?"

Altria bertanya lagi.

"Ayah pergi ke daerah militer untuk rapat. Ibu pergi ke perusahaan dan belum kembali."

"Bagaimana dengan abang sepupu?

Jangan bilang tidak ada di sini juga. "

Altria bertanya dengan marah.

"Rudy sedang mandi, kamu bisa pergi ke kamar dan mencarinya."

Clara berkata dengan sedikit mencibir.

Pipi Altria memerah, sangat marah dan hampir menghentakkan kakinya.

Samara menarik lengan Altria, matanya memerah, dia tampak sedih dan takut, lalu berbisik, "Altria, lupakan saja, ayo kita kembali ..." "Kita sudah datang dan tiba di sini, mengapa harus pergi?

Samara, jangan takut, keluarga Sunarya tidak mungkin bersikap tidak masuk akal.

Hari ini aku akan memberitahu nenek, paman pertama dan bibi pertama, dan juga abang sepupu agar mereka semua tahu kalau Clara itu orang seperti apa. "

Begitu Altria selesai berbicara, dari halaman terdengar suara mesin mobil, kemudian, Nyonya Tuan kedua Sunarya menemani Nyonya tua Sunarya masuk ke dalam rumah bersama-sama.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu