Suami Misterius - Bab 1103 Berharap Waktu Akan Berhenti

Setelah itu, keduanya turun dari mobil dan berjalan menuju taman di dekat sekitar.

Taman itu sangat sunyi di malam hari. Desta menggandeng Diana melewati hutan terpencil dan duduk di bangku di tepi danau.

Diana menyandarkan kepalanya di bahu Desta, kemudian menutup matanya yang indah dan menikmati ketenangan saat itu.

“Diane, apakah kamu ingat hari ini hari apa?” Desta bertanya.

“Hari apa? Apakah hari ini hari spesial?” Diana bertanya, dirinya selalu linglung.

"Um." Desta mengangguk, kemudian meraih tangan Diana dan menggenggam jari-jarinya, lalu menatap wajah Diana dengan ekspresi lembut "Ini adalah hari saat kita bertemu untuk pertama kalinya."

"Bertemu untuk pertama kalinya? Di kamar mandi pria." Pipi Diana sedikit merah, tampak sedikit malu.

Desta tersenyum dan mengeluarkan sebuah kotak kado cantik dari saku mantelnya. Di dalam kotak itu ada arloji wanita yang sangat cantik.

Desta secara pribadi memakaikannya di tangan Diana.

Pergelangan tangan yang ramping, arloji kristal yang indah, dengan pengerjaannya sangat teliti dan indah. Namun, jarum menit pada jam tangan itu tidak bergerak sama sekali.

Diana mengulurkan tangan dan mengetuknya, kemudian bertanya dengan bingung "Mengapa jarum arloji itu tidak bergerak? Apakah tidak berfungsi?"

“Ini arloji kuarsa, tidak dipasang baterai.” Desta menjawab.

"Ah? Kenapa?" Diana bertanya dengan tercengang.

"Waktu," Desta berkata, tersenyum tidak berdaya. Diana selalu ceroboh dan tidak akan ingat dengan hal-hal kecil seperti itu.

Desta menunjuk ke arah tampilan arloji "Waktu yang ditampilkan di arloji adalah saat kita menerima akta nikah waktu itu. Jika memungkinkan, aku sangat berharap waktu bisa berhenti di saat itu untuk selamanya."

Diana melihat lebih teliti, tersenyum lembut dan penuh emosional. Benar, baik Desta maupun Diana, hari itu adalah saat yang paling berkesan dalam hidup mereka.

Diana tiba-tiba merasa sedikit menyesal, jika waktu itu tidak cerai, batapa bagusnya.

Namun, pada saat itu, Diana tidak yakin tentang kehidupan dan kematian, tidak ingin menyusahkan Desta. Karena itu, perceraian menjadi pilihan yang tidak bisa dihindarkan.

Diana merasa dalam hidup, perpisahan lebih baik daripada kematian, daripada mati di dalam pelukan Desta dan membuat Desta menderita seumur hidup. Lebih baik mati sendirian dengan tenang, biarkan Desta mengira bahwa dirinya telah hidup di tempat yang sangat jauh. Dengan begitu, Desta mungkin akan merasa jauh lebih baik.

Diana menggelengkan kepalanya dan berusaha tersenyum, berusaha untuk tidak memikirkan masa lalu yang tidak menyenangkan, untungnya, semuanya sudah berlalu.

“Terima kasih atas hadiahnya, aku sangat menyukainya.” Diana menatapnya dengan dagu yang sedikit miring, berkata dengan centil, “Tapi, aku lupa menyiapkan hadiah untukmu.”

"Ada kamu disisiku, itu sudah termasuk hadiah yang terbaik." Desta berkata pelan sambil memegang bahu Diana..

Meski sudah memasuki musim panas, namun malam tetap seperti air, terasa sedikit sejuk.

Desta tahu ada toko makanan penutup yang enak di sekitarnya, kemudian, Desta mengajak Diana pergi ke sana.

Tokonya tidak besar, tapi makanan penutup yang di tampilkan di depan jendela terlihat sangat menarik.

Diana memesan secangkir bubble tea dan sepotong kue coklat dan Desta memesan secangkir kopi Amerika.

Keduanya duduk di sudut, sambil makan dan mengobrol.

Diana sedang memasukkan satu sendok kue ke dalam mulutnya, tiba-tiba bel pintu masuk berbunyi, setelah itu, di samping meja mereka bertambah satu orang.

Seorang wanita dengan penampilan yang cantik, tidak terlalu cantik, tapi memiliki kecantikan tersendiri. Wanita ini mengenakan setelan profesional, dengan kuncir kuda, tampak sangat cakap, tetapi terlihat kelelahan.

"Desta, tidak disangka akan bertemu denganmu di sini.Kebetulan sekali." Megan membawa tas di satu tangan dan setumpuk dokumen tebal di tangan yang lain, mengerutkan bibirnya dengan dingin dan nada yang agak sedikit mencibir.

Desta mengangkat matanya, melirik Megan dengan acuh tak acuh, lalu sedikit mengangguk, kemudian, tatapan Desta tertuju pada Diana lagi. Desta secara alami mengulurkan tangan menyeka krim yang ada di bibir Diana.

Diana tersenyum dan tidak berbicara. Meski tidak mengenal Megan, tetapi Diana bisa menebak identitasnya.

“Apakah kamu tidak memperkenalkannya?” Megan berkata lagi.

“Istriku, Diana.” Desta berkata dengan datar, “Diane, ini Nona Clestin.”

“Oh.” Diana menjawab dan memandang Megan, “Nona Clestin, halo.”

Satu Nyonya Sunarya dan satu Nona Clestin. Megan hanya merasa sangat ironis. Megan menatap Diana dengan dalam, kemudian berbalik dan pergi tanpa menyapa.

Pintu dibanting dengan sangat keras, suara bel yang menggantung di atas pintu terdengar ding-dong ding-dong tanpa henti.

Diana memegang sendok, menekan bibirnya dan menatap Desta, tampak sedang memikirkan sesuatu.

Sedangkan Desta, meletakkan cangkir kopi di tangannya dengan tatapan seperti biasa dan bertanya "Apakah makanan penutupnya enak?"

“Lumayan.” Diana mengangguk.

“Bungkus satu untuk di bawa pulang dan letak di lemari es. Besok pagi bisa dimakan lagi.” Desta selesai berbicara, kemudian meminta petugas mengemas sepotong kue susu segar, setelah itu melunasi tagihannya dengan uang tunai.

Keduanya berjalan keluar dari toko makanan penutup. Diana meraih lengan Desta dan bertanya dengan santai "Mantan tunanganmu itu, sudah larut begini masih keluar untuk menjual asuransi?"

Pandangan Diana sangat bagus, dokumen yang dipegang Megan adalah brosur asuransi.

“Mungkin. Dia adalah reporter majalah, siang hari bekerja dan menjual asuransi di waktu luang,” Desta menjawab.

Setelah mereka menjalin hubungan, ekonomi Megan meningkat. Selain bekerja seperti biasa, bahkan tidak lagi berkeliaran di luar. Sekarang tampaknya, sudah kembali ke profesi lamanya.

Saat mereka putus, Desta memperlakukan Megan dengan baik, hanya saja, kondisi kesehatan ibu Megan tidak baik, membutuhkan uang yang banyak untuk merawat penyakitnya.

Paman Megan mengambil alih proyek perusahaan. Selama jangka waktu ini, orang yang bertanggung jawab atas perusahaan renovasi selalu mengajukan keluhan ke kantor pusat. Paman Clestin mengambil jalan pintas dan melakukan pekerjaan dengan buruk. Pekerja bawahan khawatir akan timbul masalah dan membujuknya beberapa kali. Paman Clestin menepuk dadanya dan berkata bahwa presiden perusahaan adalah menantu keponakan, satu keluarga tidak perlu harus begitu serius menanggapinya.

Proyek ini sudah sangat mencukupi keuangan paman Clestin. Megan dan Ibunya selalu menganggap paman sebagai keluarganya. Namun, menurut Megan, situasi saat ini, pamannya mungkin tidak memperlakukan ibu dan dirinya sebagai keluarga.

“Sangat berbahaya seorang gadis berkeliaran larut malam begini.” Diana mendesah.

"Urusan orang lain tidak perlu kita khawatirkan. Kembalilah, Gungun akan menangis lagi jika tidak menemukan dirimu." Desta berkata sambil tersenyum.

Saat keduanya kembali ke rumah, Gungun mengenakan piyama kartun dan memegang boneka beruang sedang duduk di sofa menunggu Diana.

Kak Li berkata dengan tidak berdaya kepada Diana: "Gungun bersikeras ingin menunggu ibu kembali barulah mau tidur, tidak peduli bagaimana aku membujuknya, dia tetap tidak mau mendengarkannya."

Diana mencuci tangannya, melepas mantel, kemudian menggendong Gungun naik ke atas, dengan lembut mencium pipi kecilnya "Anak nakal, mengapa begitu suka menempel pada ibu."

Kepala kecil Gungun bersembunyi di bahu Diana, kelopak matanya terkulai dan tampak sangat mengantuk.

Saat Diana menggendong anak itu ke kamar tidur, anak kecil itu sudah tertidur lelap. Diana duduk di tepi tempat tidur dan melihat ponsel sebentar. Diana juga mulai menguap dan tak lama kemudian, tertidur.

Dan keesokan harinya, setelah bangun, berita mengenai Daria menjebak pendatang baru demi mendapatkan peran, telah viral dan sangat heboh.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu