Suami Misterius - Bab 643 Belum Diketahui Siapa Menang Atau Kalah

Rahma berkata sambil mengeluarkan beberapa lembar dokumen dan menyerahkannya kepada Clara.

“Ini apa?”

Clara tidak langsung mengambilnya, dia mengerutkan kening menatapnya.

“Sebuah hasil pengujian DNA.”

Rahma berkata.

“Apa hubungannya denganku.”

Clara menjawab dengan acuh tak acuh, tapi samar-samar hatinya memiliki firasat buruk.

Kemudian, Rahma membuka halaman hasil pengujian itu, dan menunjukkannya di depan Clara.

Penglihatan Clara sangat bagus, jadi dalam pandangan sekilas, dia langsung melihat di atasnya tertulis: Ayah: Rudy Sutedja, Putra: Bobo Rugos.

Untuk sesaat, pikiran Clara menjadi kosong, sepertinya selain suara degungan di telinga, dia tidak bisa mendengar apapun, dia membuka lebar matanya, tapi hanya bisa melihat mulut Rahma membuka dan menutup, dia sama sekali tidak bisa mendengar apa yang dia katakan.

Tapi setelah tertegun beberapa saat kemudian, Clara segera menenangkan diri.

Meskipun dia tidak tahu apa yang ingin Rahma lakukan, tapi dia bersedia untuk mempercayai suaminya daripada Rahma dan sebuah hasil pengujian DNA yang tidak jelas.

“Apa maksudnya kamu menunjukkan ini padaku?”

Clara bertanya.

Kali ini, malah gantian Rahma tertegun.

Sebuah hasil tes DNA, di atasnya tertulis jelas nama Rudy dan Bobo, tapi Clara malah tidak mengerti apa maksudnya, apakah dia bodoh?

“Clara, bagaimanapun kamu juga merupakan orang yang berpendidikan tinggi, kamu seharusnya bisa membaca.

Hasil pengujian ini tertulis dengan jelas, putraku Bobo adalah anak kandung Rudy.”

Rahma mengucapkan sekata demi sekata dengan jelas.

“Ya, memang tertulis lumayan jelas.

Anakmu bermarga Rugos, suamiku bermarga Sutedja.”

Clara mengangkat dagu berkata.

Rahma kesal melihat sikap Clara yang sombong.

Clara hanyalah sebagai putri dari wakil walikota kecil, lagipula ayahnya dipenjara karena berbagai kejahatan.

Alasan mengapa Clara masih bisa bersikap sombong seperti ini karena statusnya sebagai Nyonya Sutedja.

Dan posisi Nyonya Sutedja ini pernah menjadi miliknya.

Memikirkan ini, Rahma tersenyum dingin, “Kalau marga bisa menentukan hubungan darah, maka tidak akan membutuhkan pengujian DNA.

Clara, aku tahu kamu pasti tidak ingin mengakuinya, tapi Bobo adalah anak kandung Rudy, ini adalah kenyataan yang tidak bisa diubah, kamu tidak dapat menyangkalnya, meskipun Rudy sendiri juga tidak dapat menyangkalnya.”

Clara tertegun sesaat, dan pada saat dia tertegun, Rahma mendorong pintu dan berjalan masuk ke dalam rumah, kemudian, dia menempatkan hasil tes paternitas DNA itu di atas meja ruang tamu, dan menempatkannya pas di tengah, sangat menarik perhatian.

“Aku mendengar hari ini Rudy kembali dari Beijing, aku menyangka dia ada di rumah.

Karena Rudy tidak ada di rumah, maka harus merepotkanmu menyerahkan hasil pengujian DNA ini padanya, setelah melihat, dia seharusnya akan menghubungiku.”

Selesai berkata, Rahma mungkin khawatir Clara akan menghancurkan bukti, dia mengingatkannya lagi: “Aku sepertinya harus mengingatkanmu, kamu jangan berpikir ingin menyembunyikan masalah ini, identitas Bobo tidak mungkin dapat disembunyikan.”

“Sudah selesai berkata?”

Clara menahan emosinya, menunggu Rahma selesai berkata.

Clara berjalan ke depan Rahma, mengoyakkan hasil pengujian itu di depan matanya dan membuang ke tong sampah.

Rahma kaget melihat tindakannya, mulutnya terbuka lebar.

"Kalau muncul barang-barang yang tidak berkepentingan di rumahku, aku biasanya menanganinya seperti begini.

Tidak peduli siapa ayah kandung anakmu, tidak ada hubungannya denganku, kalau kamu memutuskan itu adalah Rudy, kamu bisa pergi mencarinya, tidak perlu memberitahuku tentang ini."

Selesai berkata, Clara menunjuk ke arah pintu, "Sekarang, tolong pergi dari rumahku, aku tidak menyambutmu."

Wajah Rahma berubah pucat.

Rahma lebih tua beberapa tahun dari Clara, di dalam pandangannya, Clara hanyalah seorang gadis kecil yang tidak tahu apa-apa.

Tapi, dalam beberapa kali konfrontasi yang pernah terjadi, Rahma menemukan bahwa ia sama sekali tidak diunggulkan.

"Kamu tidak perlu mengusirku, aku akan segera pergi."

Rahma berkata, nadanya bercampur sedikit sindiran, "Apa gunanya kamu merobek tes paternitas? Salinan seperti ini, aku bisa membuat beberapa lagi ketika aku keluar.

Rudy dan aku sudah saling kenal selama bertahun-tahun, aku sangat mengerti sifatnya, dia adalah pria yang penuh tanggung jawab, kalau dia tahu Bobo adalah anak kandungnya, dia pasti tidak akan mengabaikannya."

Selesai berkata, Rahma segera mengubah topik pembicaraan, “Clara, apakah kamu tahu mengapa aku menikah dengan Santos?”

"Aku tidak tertarik pada sejarah cintamu dengan dua pria."

Clara merespons dengan acuh tak acuh.

Ekspresi Rahma menjadi tegang, wajahnya jelas terlihat canggung.

Dia tidak bodoh, tentu bisa mendengar sindiran dalam perkataan Clara.

Rahma mengepal erat telapak tangannya, memaksa diri menstabilkan emosinya, “Aku melakukan ini demi Rudy.

Karena hubunganku dan Santos, Rudy sangat marah dan memukul Santos sampai lumpuh.

Demi menghentikan Santos menuntut Rudy, aku menikah dengannya.

Aku tidak pernah memberitahu Rudy tentang masalah ini, kalau aku memberitahunya sekarang, coba tebak apa yang akan terjadi padanya?”

"Aku tidak pernah suka menebak, dan juga tidak pernah ingin tahu tentang urusan orang lain."

Clara berkata dengan tenang, tidak peduli ekspresi atau nadanya, tidak terdengar sedikitpun emosional.

Tapi hanya Clara sendiri yang tahu bahwa tangannya yang di belakang bergetar tak terkendali, dan telapak tangannya berkeringatan dingin.

Clara harus mengakui bahwa kata-kata Rahma memiliki dampak tertentu padanya.

Tidak peduli betapa dia percaya pada Rudy, dia juga tidak bisa tetap bersikap acuh tak acuh padanya.

Dia bahkan tidak berani berpikir, apa yang harus dia lakukan kalau perkataan yang dikatakan Rahma semuanya benar?

"Nona Mirah, kalau kamu tidak pergi, aku hanya bisa meminta penjaga keamanan atau polisi datang mempersilakanmu keluar."

Selesai berkata, Clara berbalik mencari ponsel.

Rahma tentu tidak ingin dibawa keluar oleh penjaga keamanan, dengan begini akan sangat memalukan, dan dia selalu sangat mementingkan harga dirinya.

Rahma menginjak sepatu hak tinggi berjalan keluar dari apartemen, ketika tiba di pintu, dia tidak lupa memutar kepala, berkata, “Clara, bisakah kamu bersikap sombong selamanya?

Begitu kehilangan status Nyonya Sutedja, perasaan jatuh dari altar pasti tidak akan terasa nyaman.”

Setelah mendengar, Clara mengerutkan kening menatap Rahma, mendengarkan nada suara Rahma, seolah-olah Rudy pasti akan bercerai dengannya.

Mengapa Rahma begitu yakin?

Tidakkah ini terlalu konyol.

Tetapi kemudian, langsung mendengar Rahma berkata: "Meskipun ada cinta diantara kalian berdua, namun dia juga harus bertanggung jawab pada kami.

Kamu melahirkan seorang putra, aku juga melahirkan seorang putra.

Sekarang kita berada di garis awal yang sama, belum diketahui siapa yang akan menang atau kalah."

Akhirnya Clara tidak menahan diri tersenyum, dan senyumannya penuh sindiran, “Benarkah?

Rahma, apakah kamu tidak mengetahui jelas situasi saat ini.

Aku sudah menjadi Nyonya Sutedja, dan kamu bukan apa-apa!”

Selesai berkata, Clara membanting pintu dan menutup rapat.

Mengunci Rahma di luar pintu.

Akhirnya dalam ruangan tenang kembali.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu