Suami Misterius - Bab 1027 Rasanya Telah Kehilangan Kasih Sayang

Pada saat Clara dan Rudy sama-sama berjalan masuk ke dalam kamar anaknya, suara tangisan nona kecil menjadi semakin nyaring, bahkan sudah mencapai batasan memekakkan.

Clara sangat kebingungan, dengan tubuh budak kecil yang mungil seperti ini, bagaimana bisa melontarkan tangisan yang begitu meledak?

“Key Tiga kenapa?”

Rudy bertanya.

Nama Key Tiga tersebut juga dinamakan oleh Clara.

Sejak nona kecil ini dilahirkan, Rudy tetap saja membiarkan Clara yang memikirkan nama panggilan anaknya.

Pada saat itu, Clara baru saja sanggup duduk dari kasur, luka di bagian perutnya juga masih sakit.

Sementara Rudy sedang memeluk ‘kekasih kecilnya’, reaksi wajahnya sangat lembut, bahkan tatapan lembut di dalam matanya sudah hampir meneteskan air.

Clara menjadi emosi dengan tanpa sebab, sehingga menjawab dengan sembarangan, “ Keitiga.”

Clara merasa nona kecil ini seolah-olah ditakdirkan untuk merebut kasih sayang dirinya, sejenis orang ketiga di antara dirinya dan Rudy.

Namun Rudy jelasnya tidak menyadari bahwa nama ‘ Keitiga ’ yang dilontarkan Clara adalah sejenis orang ketiga, sehingga tersenyum dan bertanya, “ Key?

Ehm, namanya bagus.”

Oleh sebab itu, nona kecil ini sudah memiliki nama panggilan khusus dirinya --- Key.

Meskipun kedua orang tua kandungnya telah terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan nama dirinya.

“ Key seharusnya sudah lapar, dan juga pipis.

Aku takut bajunya ikut basah, makanya ingin menggantikan popok.

Lalu aku menyiapkan susu untuk menyusuinya, tetapi dia malah tidak mau minum.”

Sus Rani berkata dengan gaya kesal.

Nona kecil yang baru dilahirkan ini tidak penurut seperti Wilson di sebelumnya, sejak Wilson dilahirkan, rutinitas sehari-harinya sangat disiplin, tiga jam bangun sekali untuk minum susu, selesai minum akan lanjut tidur lagi, dia akan bermain sejenak apabila waktu bangunnya lebih lama, dan juga jarang merajuk.

Sementara nona kecil ini malahan sangat emosional, apabila gerakan Sus Rani agak lambat dalam membuat susu atau lambat dalam menyusuinya, nona Key ini akan sangat emosi dan menangis tragis, bahkan menolak minum susu untuk menyatakan tindakan protesnya.

Clara berjalan ke sisi kasur bayi, lalu mengelus ringan pada ujung hidung anaknya yang memerah, “Kamu budak kecil ini, dari mana datangnya emosional kamu, biarkan kamu lapar saja kalau tidak mau minum.”

Tidak tahu juga apakah nona kecil ini telah mengerti dengan kata-katanya, saat ini dia jelasnya terbengong sejenak, suara tangisannya juga berhenti sementara, namun setelah itu langsung membuka mulutnya dan menangis tragis lagi, suara tangisannya bahkan lebih nyaring daripada sebelumnya.

Rudy memeluk anaknya dengan hati yang tidak tega, lalu memeluk nona kecil ke dalam pelukannya dengan gaya yang berhati-hati, setelah itu mulai membujuknya dengan nada yang lembut.

Wajah nona kecil terpenuhi dengan air mata, kesannya sangat kasihan.

Dia memendam wajah kecilnya ke dalam pelukan ayahnya, seolah-olah sedang mencari kehangatan, suara tangisannya berhenti secara perlahan-lahan.

Namun bibir kecilnya terus mencibir.

“Sini botol susunya.”

Rudy duduk di atas kursi dan mengulurkan satu tangannya, setelah itu Sus Rani menyerahkan botol susu ke tangannya, susu di dalamnya masih hangat, Rudy mencoba untuk menyentuhkan dot di botol susu pada bibir anaknya.

“ Key baik-baik ya, Key sudah lapar ya, Papa menyusui susu yang hangat ya?”

Suara Rudy sangat ringan, bahkan membawa sedikit jejak berhati-hati dan menyanjung.

Nona kecil sangat menyukai kelembutan ayahnya, kepala kecil membantal di lengan ayahnya, mulut kecilnya sedang menggigit pada dot botol susu, lalu terus meneguk susu di dalamnya.

Nona kecil jelasnya sudah sangat lapar, susu sebanyak 90ml sudah habis dalam sekali minum.

Setelah selesai minum, dia malah mengeluarkan suara cegukan kenyang, lalu menggerakkan kakinya.

Sepertinya sudah lelah menangis dan kenyang minum susu, sehingga langsung ketiduran di dalam pelukan ayahnya

Rudy melihat anak yang tertidur nyenyak di dalam pelukan, bermaksud untuk meletakkan anaknya ke dalam ranjang bayi, meskipun gerakannya sudah sangat ringan, namun nona kecil tetap saja terbangun ketika baru melepaskan tangan.

Anak yang baru berusia satu bulan lebih, seharusnya penglihatannya masih samar.

Namun nona kecil tetap saja telah mengenal ayahnya, setelah melihat dirinya yang telah meninggalkan pelukan ayah, dia bahkan langsung mulai menangis tragis lagi.

Rudy sangat tidak berdaya, akhirnya hanya bisa memeluk anaknya ke dalam pelukan dan mulai membujuknya lagi.

Nona kecil tersebut tidak lama menangis, setelah menjerit sejenak dan melihat tujuannya telah tercapai, dia mulai tertidur nyenyak lagi.

Sus Rani baru saja menggantikan popok nona kecil, lalu menyiapkan susu dan membereskan rumah, setelah sibuk beberapa saat, seluruh tubuhnya juga mulai berkeringat.

Tuan puteri yang baru saja tiba di rumah ini benar-benar sulit dilayani.

“Aku pulang ke kamar untuk beres-beres dulu, sebentar lagi sudah mau jemput Wilson.”

Sus Rani berkata.

Apabila dibandingkan dengan nona kecil ini, Sus Rani jelasnya lebih senang untuk mengasuh Wilson yang penurut dan pengertian.

Setelah Sus Rani kembali ke kamarnya, kamar nona kecil hanya menyisakan Clara, Rudy beserta nona kecil yang sedang ketiduran di dalam pelukan Rudy.

Clara menopang pipi dengan satu tangannya, dia menatap gaya Rudy yang sedang memeluk anak perempuannya, lalu bertanya secara tiba-tiba, "Rudy, kamu tidak mencintai aku lagi ya?"

Rudy terbengong sejenak, setelah itu langsung menyadari kembali, sehingga tersenyum dan menjawabnya “Sudah seberapa besar juga, masih cemburu dengan anak kita ya.”

Clara mencibir bibir, tetap saja bergaya tidak terlalu senang.

Pada dulunya, Lena sering mengeluh bahwa hubungan Raymond dengan anaknya sudah terlalu dekat, sejak anak perempuannya dilahirkan, dirinya sudah kehilangan kasih sayang.

Anak perempuan adalah kekasih ayah pada kehidupan sebelumnya, kekasih kecilnya telah mengejar hingga kehidupan sekarang, dirinya yang sebagai kekasih kehidupan ini hanya boleh bernasib sebagai ibu tua saja.

Awalnya Clara tidak terlalu merasakannya ketika masih belum melahirkan nona kecil, namun setelah melahirkan nona kecil, dia baru merasakan bahwa seolah-olah dirinya telah kehilangan kasih sayang.

Asalkan nona kecil ini mulai menangis, Rudy akan langsung membujuknya meskipun sedang bekerja.

Meskipun nona kecil selalu menggunakan cara menangis dalam merebut kasih sayang, namun cara tersebut tetap saja sangat mempan.

“Rudy, kamu tidak merasa kalau kamu sudah terlalu dekat dengan nona kecil ya.”

Clara berbisik.

“Kalau kamu yang menyusui dia, mungkin saja dia akan lebih dekat denganmu.

Aku dengarnya anak perempuan ajudan Jiang minumnya air susu ibu, sehingga anaknya cenderung lebih dekat dengan ibu.”

Rudy menjawab dengan nada lembut.

“Kamu sedang menyalahkan aku karena tidak menyusui dia ya?

Kamu yang bilang tidak perlu menyusui sendiri.”

Clara mencibir bibir dengan tampang kasihan.

Pada saat Clara melahirkan Wilson, dia hanya sibuk dalam menjalankan peperangannya bersama Yanto, bahkan sudah tidak terlalu ada waktu untuk menemani Wilson, sehingga juga tidak bisa menyusuinya.

Saat ini tidak susah seperti dulunya lagi, dia juga tidak perlu merisaukan permasalahan lainnya, sehingga hanya perlu fokus menjadi nyonya Sunarya dan seorang ibu.

Oleh sebab itu, awalnya Clara bermaksud untuk menyusui anaknya dengan air susu ibu.

Akan tetapi dikarenakan efek sesar, dia tidak memiliki air susu setelah melahirkan, demi stimulasi air susu, dia terus mengonsumsi sup tulang yang berlemak dan berminyak, ketika tukang pijat mencoba untuk memijat payudara, Clara akan kesakitan hingga matanya juga memerah, dan juga terus menggigit gigi untuk menahan tangisan.

Rudy yang melihat demikian tentu saja sangat sakit hati.

Dia tidak tega membiarkan Clara mengalami kesengsaraan seperti ini, oleh sebab itu dia memecat tukang pijat dan sekalian berkata kepada Clara :”Biarkan saja kalau tidak ada susu, tidak boleh terlalu memaksa, minum susu bubuk juga sama.”

Sebenarnya mungkin di dalam pandangan semua orang dan Clara, semuanya akan beranggapan kalau dirinya lebih menyayangi nona kecil, namun hanya Rudy sendiri yang mengetahuinya, sebenarnya dirinya jauh lebih mencintai istri.

Dalam berbagai keluarga, meskipun ibu yang melahirkan tidak memiliki air susu, namun tetap saja akan nekat menyusui dengan air susu ibu, dikarenakan mereka merasa air susu ibu lebih bergizi bagi kesehatan bayi.

Apabila lebih berusaha lagi, pada akhirnya tetap dapat stimulasi air susu.

Namun Rudy tidak tega untuk menyusahkan Clara, sehingga hanya bisa menyusahkan nona kecil tersebut.

Anak tetap saja akan dewasa, akan bertemu dengan orang yang menemani mereka hingga selamanya.

Sementara pada saat ini, orang yang bisa menemani dirinya hingga selamanya adalah istrinya.

Oleh sebab itu, istri adalah orang yang paling patut disayangi.

Rudy terus memeluk nona kecilnya hingga hampir satu jam, setelah tangannya mulai pegal, dia baru meletakkan anaknya ke dalam ranjang bayi, kali ini nona kecil tidak bangun lagi, kedua tangannya telentang lebar dan sedang tertidur nyenyak.

Wajah tidurnya yang begitu damai sangat memancing rasa kasih sayang.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu