Suami Misterius - Bab 1161 Cinta Tidak Memandang Kalah Dan Menang

Dina menopang kepala dengan tidak berdaya, “ Keyra , aku rasa kamu sudah tidak tertolong lagi, kamu siap-siap dikendalikan oleh Alfy sampai tidak bisa berkutik. Sejak dahulu kala, yang kalah selalu orang yang jatuh cinta terlebih dahulu.”

“Kenapa harus membedakan siapa yang menang dan kalah dalam percintaan?” Keyra berkata mengikuti nada bicaranya, “Cinta diantara dua orang, kalua bukan kamu kalah berarti aku yang menang, tapi apa gunanya kalah dan menang. Banyak hubungan yang retak karena terlalu perhitungan.”

“Kamu tidak perhituangan, kalua dia yang perhitungan?” Dina bertanya.

Keyra menopang pipinya, lalu menghela nafas, “Itu artinya aku sudah salah melihat orang.”

Dia menggoyangkan gelas wine yang ada ditangannya, senyum Kembali mengembang di wajahnya yang sempurna, senyumnya begitu indah, namun tetap terlihat begitu bodoh bagaikan orang yang sedang dimabuk cinta. “Aku percaya, pria idamanku bukanlah orang yang seperti itu.”

“Jangan terlalu percaya diri, sifat utama pria kebanyakan itu……….” Dina berkata lagi, namun belum selesai bicara, kotak makan didepannya sudah diambil oleh oleh Keyra .

“Makan saja masih tidak bisa diam, kalua begitu jangan makan.”

Dina : “……… Baiklah, aku tidak akan mengomentari pria idamanmu itu lagi ok.”

Dina si tukang makan ini, pasti rela melakukan apapun demi sesuap nasi.

Keyra mengembalikan kotak makan padanya, lalu berkata : “Pesan tiket pesawat untuk besok, kita Kembali. Urusan disini sudah selesai, kalua masih tidak kembali juga, ketua pasti akan segera mencari kita.”

Mulut Dina dipenuhi oleh steak, sama sekali tidak bisa bersuara, ia hanya menggunakan tangannya memberi isyarat OK.

……

Keyra menyuruh Dina memesan tiket pesawat untuk keesokan harinya, dan hasilnya, kinerja anak ini semakin lama semakin tidak bisa diandalkan, tiket pesawat yang dia pesan malah penerbangan jam 5 pagi.

Perjalanan dari hotel ke bandara saja sudah menghabiskan waktu sekitar satu jam, masih harus check in bandara, melewati pemeriksaan, dihitung semua prosedurnya, paling tidak harus berangkat 2 jam lebih awal.

Keyra jam 2 bangun dari selimut hangatnya, jam 3 check out dari hotel dan segera menuju bandara dengan tergesa-gesa. Setelah check in di bandara ia menjalani pemeriksaan bagasi, setelah semua prosedur ini, dia sudah mengantuk sampai tidak bisa membuka matanya, bahkan kesal sampai wajahnya mengkerut.

Setelah naik pesawat, tanpa mengatakan apapun, ia langsung menggunakan penutup mata dan mencari posisi yang nyaman untuk melanjutkan tidurnya, sedang tidur dengan nyenyaknya, tiba-tiba dia dibangunkan oleh Dina .

“Pesawat sudah mendarat?” Keyra refleks mengira pesawat sudah tiba di bandara, ia membuka sabuk pengaman, lalu berdiri dan bersiap turun dari pesawat, karena gerakannya yang terlalu tergesa-gesa dan tiba-tiba, kepalanya langsung terbentur kabin yang ada diatasnya dan membuat suara benturan yang begitu keras.

Pramugari mendengar suara, segera mengingatkan : “Nona, mohon duduk dengan baik, pesawat baru akan tiba sekitar satu jam lagi, untuk keamanan anda, mohon kenakan sabuk pengaman anda.”

Keyra : “…………”

Lalu, dia menyadari kalau penumpang lainnya menatapnya seperti orang bodoh … sungguh memalukan sekali.

Dan disaat ini, Dina sedang meminum teh sambil memakan kuaci dan menahan tawa melihatnya.

“ Dina !” Keyra memelototinya dengan penuh amarah.

“Aku hanya ingin membangunkanmu untuk mengobrol saja.” Dina membuang kulit kuaci sambil berkata dengan wajah tidak berdosa.

“Apa yang bisa diobrolin?” Keyra bertanya sambil mengusap matanya dan wajah kesal yang tidak memiliki kesabaran lagi.

“Aku baru menerima kabar semalam, kasus paman Megan akan segera menjalani persidangan, yang membantunya Li Kwan Gie.” Dina berkata sambil menggigit kuaci.

Keyra mengangguk, dia sama sekali tidak merasa terkejut. Pengacara Li memang terkenal mahal, asalkan uang yang diberikan cukup, kasus apapun pasti akan dia ambil.

Pengacara yang lainnya mempertimbangkan Keluarga Sunarya , sehingga tidak ingin ikut campur masalah yang rumit ini, namun Pengacara Li tidak memiliki koneksi apapun dengan Keluarga Sunarya , sehingga tidak masalah jika menyinggung mereka.

“Tidak perduli menggunakan pengacara manapun, persentase kemenangan mereka di kasus ini tidaklah besar. Dan juga, Pengacara Li tidak mungkin bersedia dalam bahaya karena mereka, meskipun kalah dalam kasus ini, dia tetap akan mendapatkan bayaran yang cukup besar.” Setelah Keyra mengatakannya, ia meminta segelas teh hijau pada pramugari.

“Apakah kamu tidak penasaran darimana paman Megan mendapatkan uang untuk membayar Li Kwan Gie?” Dina berkata.

“Paling diberikan oleh Megan . Bukankah mereka sekeluarga memang aneh.” Keyra menjawab dengan asal.

Dina mengangguk, “Memang Megan yang memberikannya. Tapi bukan untuk pamannya, melainkan itu adalah uang yang digunakan untuk hari tua ibunya. Megan sudah keluar kegri, bahkan kewarganegaraan saja sudah diubah. Apa yang dia lakukan sungguh kejam, kewarganegaraan yang berbeda, meskipun ibunya ingin memberitahunya, asalkan Megan tidak kembali kemari, makai bunya juga tidak bisa berbuat apapun.”

Setelah Keyra mendengar ini, ia hanya menghela ringan, “Apa yang Megan lakukan juga tidak bisa dianggap salah, dengan latar belakang dan juga ibu macam itu, yang dia lakukan sudah cukup bermurah hati. Separuh hidupnya sudah hancur, kalau terus seperti itu, maka seluruh hidupnya akan hancur berantakan. Setiap manusia punya refleks menghindarkan dirinya dari masalah, Megan adalah wanita yang pintar, dia pasti memiliki rencana sendiri.

“Ibunya baru saja mendapatkan sejumlah uang, dan langsung menggunakan semua uang itu untuk persidangan pamannya, berdasarkan sifat keluarga pamannya, kelak tidak akan ada yang memperdulikan hidup dan matinya.” Dina berkata lagi.

“Itu bukan hal yang perlu kita urus.” Keyra menguap, lalu kembali menyandarkan kepalanya.

Pesawat tiba di bandara tepat waktu.

Setelah turun dari pesawat, langsung ada telfon yang masuk Ketika Keyra membuka ponselnya, yang menelfon adalah Ralia , nada bicaranya terdengar begitu tergesa-gesa.

Setelah Keyra dan Ralia selesai berbicara di telefon, Dina sudah membawa semua koper.

“Sudah pesan mobil?” Keyra bertanya.

Dina mengangguk, lalu mengambil ponsel dan mengirim nomor supir pada Keyra .

Keyra melihat sekilas, lalu berkata : “Aku harus kembali ke kantor pengacara, kamu pesan satu mobil lagi. Satu lagi, bantu aku bawa pulang koper-koper ini.”

Dina : “… Keyra , aku %*&#@………”

“Oh, aku hamper lupa, tas limited edition yang kamu taksir itu sudah dikirim dari Eropa, kalau kamu tidak mau, aku…”

“Mau, mau!” Dina menarik tangannya dan tersenyum lebar : “Aku akan memesan mobil lain untukku, lalu membawa kopermu pulang terlebih dahulu. Kamu kerja saja dulu, ada perlu apa silahkan katakan padaku jangan sungkan.”

“Begitu dong. Tas itu mahal sekali, rasanya saying sekali membelinya.” Setelah Keyra mengatakannya, dia berbalik dan segera berjalan keluar bandara.

Dia naik mobil kembali ke kantor pengacara, lalu langsung menuju ruang Ralia .

“Ketua, ada apa anda mencari saya?”

“Akhirnya kamu kembali, duduk.” Ketika Keyra melihat Ralia , bagaikan melihat dewa penolong.

“Ada apa?” Keyra bertanya dengan bingung.

“Sidang warisan miliaran itu, kemarin sudah berakhir dan kalah.” Ralia berkata dengan tidak berdaya.

Keyra sempat terhenyak sesaat, lalu bertanya : “Bukankah ada surat wasiat?”

“Pihak lawan menemukan bukti yang membuktikan surat wasiat itu tidak berlaku. Dalam persidangan, Vanvan ditanya oleh pengacara lawan sampai tidak bisa berkutik. Aku sungguh tidak tahu apa yang ia pikirkan sepanjang hari.”

“Oh.” Keyra hanya menjawab dengan ringan, dia tidak ingin menilai Vanvan , bagaimana pun kasus ini sudah ada di tangan Vanvan , menang atau kalah tidak ada hubungan dengannya.

Namun Ralia malah menopang kepalanya, dia terlihat begitu tertekan, “Pagi ini aku sudah mengajukan banding, dalam persidangan kedua tidak boleh sampai kalah lagi. Kalau dalam persidangan kedua sampai kalah lagi, klien besar ini mungkin akan sulit untuk dipertahankan. Jadi, kasus ini, aku tidak akan membiarkan Vanvan menangani kasus ini lagi, aku berencana memintamu untuk menanganinya.”

“Bos, jangan bercanda, waktu itu anda yang memintaku untuk menyerahkan kasus ini pada Vanvan , sekarang semua sudah kacau baru dilempar kembali padaku, aku bukanlah tempat sampah.”

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu