Suami Misterius - Bab 308 Dua Orang Yang Bermusuhan

“Maksudmu, kamu merasa dirugikan menikah masuk Keluarga Sutedja, ketika itu keluargamu (keluarga Adisti) hanya keluarga kecil yang hanya mengandalkan ayahmu yang memiliki ketenaran tidak seberapa itu. Kalau bukan karena kamu masuk keluarga Sutedja, menurutmu beberapa adik perempuanmu mungkinkah menikah dengan orang yang terpandang.” nenek Sutedja berkata dengan penuh amarah.

Semua orang tahu kalau Nyonya Sutedja sangat memihak pada keluarga pihak wanita. Karena pertengkarannya dengan nenek Sutedja begitu hebat, membuatnya terkena serangan jantung, sampai harus dibawa kerumah sakit.

Rudy dan Ardian menjaga dirumah sakit selama satu minggu, akhirnya Nyonya Sutedja bisa melewati masa kritisnya, dan sudah sadar.

Clara baru mengetahui kabar Nyonya Sutedja yang masuk rumah sakit dari Sus Rani ketika pulang dari luar negri.

Dia segera membeli beberapa suplemen dan pergi menengok ke rumah sakit.

Ketika Clara tiba di rumah sakit, yang berada dalam ruang rawat hanya Ardian dan Nyonya Sutedja saja.

Nyonya Sutedja tidak sadarkan diri cukup lama, membuatnya terlihat begitu lemah, namun emosionalnya sudah membaik.

“Kenapa kamu datang, duduklah.” Nyonya Sutedja berkata dengan ramah pada Clara.

Clara menggandeng tangan Nyonya Sutedja dan duduk disamping ranjangnya, lalu menjawab dengan santun, “Orang tua tidak enak badan, aku sebagai yang muda sudah seharusnya menengok. Belakangan ini aku ada syuting di Berlin, ketika pulang baru tahu kalau anda sakit, semoga anda tidak menyalahkanku.”

“Kamu itu ya, kita semua adalah keluarga, untuk apa bicara seperti orang lain saja.” Nyonya Sutedja berkata sambil tersenyum, lalu bertanya lagi, “Wilson baik-baik saja bukan.”

“Sangat baik, sekarang sudah semakin tinggi, lebih nakal juga.” Clara menjawab.

Nyonya Sutedja mengangguk lalu berkata dengan tidak berdaya, “Anak yang nakal akan sulit untuk diajari.”

“Anak tidak akan jauh dari ayahnya, Rudy begitu hebat, Wilson juga tidak akan berbeda jauh dengannya.” Clara berkata dengan lembut.

Menyanjung orang juga butuh ilmu, dan sanjungan Clara kali ini begitu tepat sasaran, membuat Nyonya Sutedja yang mendengarnya begitu nyaman.

Membuat tatapan Nyonya Sutedja terhadapnya menjadi lebih lembut dan ramah.

Rudy merupakan anak yang ia lihat sejak kecil, Clara memuji Rudy dan anaknya didepannya secara tidak langsung,kalau Nyonya Sutedja tidak merasa senang baru aneh.

Setelah menemani Nyonya Sutedja mengobrol sebentar, Clara pamit.

Nyonya Sutedja sengaja menyuruh Ardian mengantar Clara sampai depan pintu.

Ardian mengantarnya sampai depan lift, sampai dia masuk ke dalam lift baru berbalik dan kembali ke kamar pasien.

Didalam ruangan, Nyonya Sutedja sedang duduk bersandar di ranjangnya, melihat cairan infus yang menetes dengan kosong.

“Sudah mengantarnya.” Nyonya Sutedja bertanya.

“Sudah. Dia masih ada syuting.” Ardian menjawab.

Setelah Nyonya Sutedja mendengarnya langsung tersenyum, “Ada syuting itu hanya alasan saja. dia dan aku jarang berhubungan, datang menengok hanya untuk formalitas saja. dia tidak tahu apa yang kita suka, Rudy juga tidak ada di tempat, dia takut salah bicara. Sehingga mencari sebuah alasan yang masuk akan dan pergi.”

Setelah Nyonya Sutedja mendengarnya, ia mengangguk dan memuji, “Sangat pintar.”

“Dia tentu saja pintar, semua nyawa Rudy saja sudah sampai diambil olehnya.” Ardian berkata dengan datar.

Nyonya Sutedja yang mendengar ini hanya bisa tertawa dengan tidak berdaya. Untuk seorang ibu, ada rasa ketergantungan pada anaknya. Sehingga, ketika anaknya menemukan orang yang dicintainya, sedikit banyak akan merasa cemburu, merasa putranya sudah dibawa kabur oleh wanita lain.

“Mata nenek Sutedja biasanya sangat bagus.” Nyonya Sutedja melanjutkan, “Meskipun putri keluarga Santoso memiliki status sosial yang tidak begitu tinggi, namun masih cukup lumayan. Ibunya berasal dari keluarga Qin, keluarga Qin juga keluarga yang statusnya cukup tinggi, tata krama yang diajarkan juga cukup baik. Meskipun aku hanya mengobrol beberapa kata dengannya, kemampuannya menjawab sangat hebat. Meskipun gadis ini masih muda, namun kelak akan menjadi penopang yang cukup hebat Rudy.”

Ardian duduk disamping ranjang mengupas jeruk, tidak membantah.

“Dan yang terpenting, Rudy menyukainya.” Nyonya Sutedja tersenyum dengan ramah, “Setiap anak pasti punya rejekinya masing-masing, jangan terlalu memikirkan masalah anakmu. Kalau kamu punya tenaga lebih untuk ini, lebih baik banyak-banyak pikirkan dirimu sendiri.”

“Apa yang harus kupikirkan.” Ardian bergumam.

“Kamu dan Bahron, apakah kamu berencana hidup terpisah seperti ini selamanya setelah kamu menyeretnya untuk membuat surat nikah denganmu.” Nyonya Sutedja mengkerutkan alis.

Membicarakan Bahron, Ardian mulai tidak sabar. “Membuat surat nikah agar Rudy bisa memiliki status yang sah. Aku dan Bahron sudah berakhir sejak puluhan tahun yang lalu. Ma, kalau kamu punya tenaga lebih untuk memikirkan ini, lebih baik gunakan tenagamu untuk menjaga kesehatanmu, jangan memikirkan urusanku. Tadi bukankah kamu mengatakan kalau setiap anak punya rejekinya masing-masing.”

Ardian langsung mengikuti sikap ibunya, membuat Nyonya Sutedja tidak bisa membalas, hanya bisa tersenyum.

Mereka berdua baru selesai membicarakan ini, Rudy sudah mendorong pintu dan masuk.

Nyonya Sutedja mengangkat kepala dan melihat kearahnya, ia berkata sambil tersenyum, “Kedua anak ini bagaikan musuh, yang satu baru pergi, yang ini datang.”

Rudy bingung, lalu melihat kearah suplemen yang ada dimeja, “Siapa yang datang.”

“Clara baru saja pergi.” Ardian menjawab dengan datar.

Tanpa banyak bicara, Rudy langsung berbalik dan pergi lagi.

Ardian langsung kesal dan mengeluh pada Nyonya Sutedja, “Lihatlah dia, dalam hatinya hanya ada wanita itu, sama sekali tidak memandang kita sebagai orang tuanya.”

“Sudahlah, kurangilah mengeluh. Begitu Rudy tahu aku jatuh sakit, dia segera kembali. Dia tahu apa yang ia lakukan.” Nyonya Sutedja membujuknya.

Lalu, Rudy baru mengejar sampai didepan pintu lobby namu sudah tidak melihat Clara. Ia kembali ke kamar dengan wajah kecewa.

Di sisi lain, Clara meninggalkan rumah sakit. Mobilnya baru masuk jalan raya, sudah menerima telepon dari Milki yang mengajaknya minum ke bar.

Didalam bar, lampu yang remang, alunan music yang begitu kencang sampai memekakkan telinga.

Clara dan Milki memesan minuman alcohol sampai satu meja, biasanya Clara yang minum, Milki hanya menemani.

Namun hari ini berbeda, Milki minum jauh lebih banyak daripada Clara, ia tidak hentinya menenggak minuman satu botol demi satu botol.

“Milki, ada apa?” Clara menahan gelas berisi alcohol ditangan Milki sambil bertanya dengan khawatir.

Milki menggeleng dengan mata berkaca-kaca, “Kamu tidak mengerti, life style keluargaku tidak mungkin bisa ditanggung oleh gaji seorang sekretaris komite kota. Ayahku, dia pasti menerima uang yang tidak seharusnya ia ambil. Vincent tidak tahu detailnya, namun garis besarnya dia tahu. Begitu dia mendapatkan buktinya, aku tidak berani membayangkan bagaimana dia akan menghadapi ayahku.”

Setelah Milki mengatakannya, kedua tangannya menutupi wajahnya dan mulai menangis dengan keras.

Sejak kecil dia memiliki semua yang terbaik, gadis sebayanya begitu mengaguminya karena dia punya baju yang paling indah dan kue ulang tahun yang paling wah. Milki kecil selalu merasa kalau dia adalah anak yang paling bahagia didunia.

Dan seiring dirinya yang tumbuh dewasa, dia mulai menyadari apa yang ia miliki mungkin didapatkan dari uang tidak halal yang ayahnya dapatkan. Dia mulai khawatir. Ketika itu, Vincent sering menenangkannya. Dia mengatakan kalau air yang jernih pasti akan mudah menangkap ikan, posisi ayahnya memang lahan basah, asalkan tahu batasan, maka atasannya tidak akan menyelidiki. Vincent juga selalu mengatakan : ayahmu biasanya sangat berhati-hati, kamu jangan cemas.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu