Suami Misterius - Bab 93 Kerabat Jauh

“Elaine, keributan apa lagi yang kamu perbuat!” Yanto memelototinya dengan amarah.

Rumah ini benar-benar tidak bisa tenang sejenak. Apa masih menganggap aku kurang pusing!

Membuat keributan sebesar ini, tidak hanya Yanto, tapi Rina juga bergegas menuju sisi Elaine, dan mendorong Wulan dan Vivi, lalu menarik lengan Elaine.

“Clara, sifat Elaine memang impulsif, apa dia melakukan kesalahan, bibi mewakilinya meminta maaf padamu, ya?” Rina membungkuk.

Sebagai orang yang lebih tua, dia merendahkan diri di depan generasi muda, seperti menahan hinaan. Rina yang seperti ini membuat Yanto mengerti prinsip. Semakin Rina seperti ini, Yanto semakin merasa bersalah dan semakin mengerti.

Tapi Clara mau tidak mau mengakui kemampuan akting Rina.

Benar saja, karena raut muka Elaine yang tidak bagus, Yanto menjadi sedikit lebih tenang.

“Bibi, matamu tidak ada masalah kan, apa tidak bisa melihat apa yang kakak lakukan pada kamarku?” Clara mengeluh.

Yanto melihat kamar yang kacau balau, tiba-tiba memanas, lalu ia memelototi Elaine dengan tajam.

Namun, respons Rina sangat cepat, sebelum Yanto marah, ia langsung menampar Elaine, tentu saja, tamparan itu hanya dibuat-buat, tidak sakit sama sekali.

“Anak gila ini berbuat apa lagi, lihat apa yang telah kamu perbuat pada kamar adikmu. Meskipun kamu ada keluhan seberapa besar pun, juga tidak bisa berbuat begini. Adapula ayah yang mendukungmu, dia paling sayang dengan dirimu.”

Selama Rina berbicara, ia diam-diam menarik sudut pakaian Elaine.

Elaine membeku sejenak kemudian bereaksi. Ia langsung bergegas masuk ke dalam pelukan Yanto, menangis sampai keluar ingus. “Ayah, maafkan aku, aku kehilangan kendali. Tapi, Clara adalah adikku, bagaimana bisa dia diam-diam merayu Marco, aku dan Marco sebentar lagi akan segera menikah.”

Ketika Clara mendengar ucapan yang keluar dari mulut Elaine, ia hanya merasa ironis. Bukankah dulu ia dan Marco juga akan segera menikah? Sebagai kakak perempuan, dia tidak bisa merebut seenaknya, bahkan dengan cara yang licik.

Setelah Yanto mendengar kata-kata Elaine, wajahnya langsung suram, matanya yang dingin dan tajam mengarah ke Clara. “Clara, apakah benar yang dikatakan kakakmu? Kamu dan Marco masih berhubungan?”

Clara melihat tatapan Yanto tanpa rasa takut, hatinya merasa tersindir.

Dulu, saat Elaine dan Marco mengkhianatinya, Yanto hanya mengatakan: “Karena kejadian ini sudah terjadi, lebih baik kamu merestui kakamu dengan Marco.”

Huh, padahal aku juga putrinya, tapi mendapat perlakuan yang berbeda. Bahkan diperlakukan seperti kerabat jauh.

Clara menekuk bibirnya dengan dingin dan bertanya dengan nada mengejek, “Bagaimana aku merayu Marco?”

“Bukankah kamu pergi kencan dengannya hari ini? Marco bahkan sudah mengakuinya!” Elaine berkata dengan tajam.

Clara meluruskan punggungnya, tubuhnya yang kurus seperti mengandung kekuatan. Ia mengangkat dagunya dan menjawab tanpa rasa takut: “Aku tidak tahu Marco mengakui apa. Setelah menyelesaikan pekerjaan hari ini, aku langsung pulang ke rumah, aku berencana untuk menemani ayah dan bibi untuk makan malam, malam nanti aku masih harus pergi ke Shanghai.”

Meskipun Clara membuka matanya dan berbicara omong kosong, tapi ia tidak menunjukkan rasa takut. Ia tidak percaya Elaine akan membawakannya bukti.

“Kamu bohong!” Elaine membalas dengan tajam.

“Apa yang kukatakan, agenku dapat membuktikannya. Adapun kamu mengatakan kalau aku berbohong, apa kamu bisa memberi bukti?Apakah hanya dengan satu ucapan dari Marco bisa membuktikan bahwa aku memiliki hubungan yang tidak baik dengannya?Siapa yang tahu kalau dia berbicara omong kosong, atau bisa jadi kamu yang salah dengar.”

“Aku tidak bicara omong kosong, Ayah, percayalah padaku.” Elaine tampak gelisah dan emosi, ia semakin sulit diatur.

Rina yang ada di samping semakin cemas, tetapi ia tidak tahu harus mengatakan apa. Sekarang Elaine tidak memiliki bukti, jadi sulit untuk ditangani.

“Clara, apa kamu berani bersumpah kalau kamu tidak merayu Marco?” Elaine semakin agresif.

Clara menganggapnya konyol, Elaine benar-benar memfavoritkan Marco, sampai harus bersumpah segala, benar-benar kekanakan.

“Aku memiliki keyakinan, selama aku mencuri, aku bisa melihat siapa yang terlihat seperti pencuri.”

Perkataan Clara membuat telinga dan wajah Elaine memerah.

Dan saat ini Yanto teringat kalau Marco awalnya adalah kekasih Clara. Dia memahami Clara, kepribadiannya sangat mirip dengan Evi, sangat keras kepala, sekali ditipu dan dikhianati, ia akan mengingat selamanya.

“Sudahlah, jangan menangis, jangan berdebat lagi.” Yanto mendorong Elaine lepas dari pelukannya.

Elaine tersandung, jika bukan karena Rina memeganginya, ia mungkin akan terjatuh.

“Yanto….” Rina masih ingin menjelaskan, tetapi dipotong oleh Yanto.

“Sudah cukup, jika kamu punya waktu luang, disiplinkan saja kedua anak perempuanmu. Yang satu membuat diri sendiri terlihat konyol, yang satu hanya bisa membuat masalah, tidak cukup membuatku kesal apa!” Keluarga ini, jika kalian tidak bisa hidup dengan tenang, silahkan keluar saja.”

Setelah Yanto berkata seperti itu dengan wajah dingin, ia baru melihat ke arah Clara, sikap dan nada bicaranya menjadi lebih tenang. “Clara, suruh Bibi Wulan membereskan kamar tamu untukmu tidur malam ini, besok ayah akan mencarikan orang untuk membereskan ulang kamarmu, jika ada yang hilang atau kurang, bilang saja, ayah pastikan kamarmu kembali seperti semula.”

“Terima kasih ayah.” Jawab Clara sambil tersenyum.

“Oh, apakah pamanmu ada waktu luang belakangan ini, aku ingin membuat janji dengannya sesegera mungkin, kita semua pergi makan bersama, kita kan keluarga, jangan sampai hubungan mejadi renggang.” Yanto berkata dengan santai.

Namun faktanya, dia bukan orang yang suka bicara sesukanya. Posisi Ezra telah diputuskan, dua tingkat di atasnya. Meskipun sekarang tidak mempersulit dia, tapi selama Ezra duduk di sana, itu akan membuatnya takut. Ibarat Mayor Jenderal dapat melenyapkan orang, apalagi Letnan Jenderal.

“Paman akhir-akhir ini sangat sibuk, setelah pemakaman ibu, aku tidak bertemu lagi dengannya, tunggu aku bertemu dengannya lain kali, aku pasti akan membuat janji.” Clara berkata setengah acuh tak acuh.

Yanto mengangguk dengan puas, lalu turun ke bawah. Rina juga menarik Elaine pergi.

Dia menarik Elaine kembali ke kamar dan membanting pintu sampai tertutup.

Elaine jatuh di tempat tidur, wajahnya menahan malu dan tampak emosi.

Rina melihat tampangnya yang seperti itu, ia pun menjadi emosi dan mengomelinya: “Apa kamu tidak punya otak, sudah kubilang kalau mau mengungkap tindakan perselingkuhan harus ada bukti nyata, kalau kamu tidak ada buktinya dan membuat keributan seperti ini, Clara pasti akan membalikkan keadaan. Kamu selalu mengatakan kalau aku lebih berpihak kepada kakakmu, jika kamu punya setengah dari kepintaran kakakmu, aku pasti akan lebih tenang.”

Elaine tidak membalas, tapi wajahnya sangat jelas seperti tidak terima.

Rina langsung emosi melihatnya, ia langsung berjalan dan mencubit lengannya, sehingga membuat Elaine kesakitan.

“Ibu!”

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu