Suami Misterius - Bab 278 Sayang Sekali Tidak Pergi Jadi Guru Pencerita

“Papa, Clara, apakah kalian salah paham.” Langkah kaki Yunita berhenti di depan sofa, wajah polos sekali.

Clara mengatakan dia diam-diam menaruh obat padanya, ada bukti apa. Asalkan dia terus menyangkalnya, Clara juga tidak bisa melakukan apa-apanya.

“ Clara, sedikit salah paham antara kita kakak beradik, kamu langsung katakan dengan kakak pertama sudah bisa. Kenapa masih mengadu di hadapan papa, pekerjaan papa begitu sibuk, mana ada waktu mengurus masalah sepele di antara kita.”

Sepatah kalimat Yunita, membuat Yanto merasa tepat sekali, raut wajah yang buruk juga sedikit membaik.

Yunita memanfaatkan kesempatan menjelaskan secara ringan: “Papa, apakah kamu tidak mempercayaiku, bagaimana mungkin aku diam-diam menaruh obat buat adik sendiri. Nalan yang sudah mengingatkanku, berkata bahwa tuan muda keempat Sutedja mungkin memiliki maksud terhadap Clara, aku baru sengaja menciptakan kesempatan untuk mereka. Jika dikatakan, aku juga demi kebaikannya, asalkan Clara bisa masuk dalam pandangan tuan muda keempat Sutedja, bukankah kelak bisa menikmati kemewahan dan kekayaan seumur hidup.”

Satu kalimat Yunita, benar-benar pintar berdalih, yang salah juga bisa dikatakan hingga benar, Clara juga tidak tahan bertepuk tangan untuknya.

Yunita selesai menjelaskan, lalu menggeluarkan wibawanya sebagai kakak pertama, mengomeli Clara dengan sedikit menyalahkan, “ Clara, bukannya aku sebagai kakak mengomelimu, kamu juga sungguh tidak pengertian. Kenapa menggunakan lampu meja untuk melukai tuan muda keempat Sutedja, identitasnya itu, mana mungkin kita sanggup menyinggungnya! Sekarang, tuan muda keempat Sutedja juga membenci Nalan, tidak tahu apakah akan melibatkan papa, dan memengaruhi kenaikan jabatan papa.”

“Kamu melukai tuan muda keempat Sutedja?” Yanto terkejut, kemudian mulai bertanya pada Clara.

Clara tidak bisa menahan diri tersenyum pahit, sebagai ayah kandung ini sungguh sialan sekali, tidak peduli apakah anak perempuannya ditindas apa tidak, malah khawatir dia melukai orang penting dan melibatkan dirinya.

“Kak Yunita sungguh sangat fasih berbahasa, sayang sekarang jika tidak pergi jadi guru pencerita. Jelas-jelas kamu yang membohongiku pergi ke klub, lalu menaruh obat dalam hidangan, aku mengatakan sakit kepala dan tidak nyaman, kamu bukan hanya tidak mengantarku pulang, sebaliknya malah meninggalkanku sendirian di dalam kamar, bilang mau membawakanku minuman penghilang alkohol, langsung tidak terlihat bayanganmu. Semalam begitu gelap, orang yang masuk siapa aku juga sama sekali tidak melihatnya dengan jelas, tidak sengaja melukai orang juga ada penyebabnya.”

“Tapi bagaimanapun kamu melukai tuan muda keempat Sutedja, hal ini tidak mudah untuk diselesaikan.” Yunita berkata lagi.

Dia memang sangat pintar, tidak mengungkit penipuan, tidak mengungkit diam-diam menaruh obat, hanya memegang satu kesalahan Clara telah melukai Rudy.

Clara mencibir, “Jika tidak? Apakah membiarkannya berbuat sesuka hati? Bagaimana kalau tuan muda keempat Sutedja setelah meniduriku tidak mau mengakuinya, aku tidak punya tempat mengadu.”

Clara selesai bicara, berbalik melihat ke arah Yanto.

“Papa, sekarang aku adalah figur publik, kapan saja dan di mana saja bisa diikuti oleh paparazzi, jika sampai hal ini tersebar keluar, orang lain akan mengira ini adalah maksud dari papa. Pemilihan umum sudah akan segera dimulai, kamu sudah tidak sabar menggunakan putri kandungmu untuk dijadikan suap, aku lihat kedudukan pejabatmu ini juga sudah akan berakhir.

Apa lagi, kak Yunita terus mengatakan demi kebaikanku, demi kebaikan papa. Tapi aku dengar, proyek perusahaan keluarga Nalan sedang terjadi masalah, mendesak butuh sumber dana.”

Clara mengatakan sampai di sini, Yanto bukanlah orang bodoh.

Asalkan memikirkan sedikit sebab akibatnya, masih ada yang tidak bisa dimengerti. Proyek Nalan Qi mendesak perlu sumber dana, dan Sutedja Group memiliki kekayaan melimpah, Yunita sedang menjebak putri keluarga Santoso, membantu keluarga calon suami mendapatkan keuntungan.

Raut wajah Yanto buruk sekali, menepuk meja dengan sangat keras. Dia membiarkan putrinya menikah dengan salah satu dari empat keluarga besar, karena ingin mendapatkan keuntungan, tidak menyangka Yunita masih belum menikah, sudah membantu orang lain dan merugikan orang sendiri.

“Papa, kamu jangan marah dulu.” Clara menghibur, “Masalah semalam, kemungkinan besar perantaranya adalah tuan muda Nalan. Meskipun aku melukai tuan muda keempat Sutedja, tapi dia juga tidak mungkin akan membuat perhitungan dengan seorang gadis kecil. Mungkin akan membuat perhitungan dengan tuan muda Nalan sebagai perantara semua ini.”

“Kamu……” Yunita mengepal erat telapak tangannya, dalam hati tahu saat ini sudah kalah, tidak ada gunanya menjelaskan lagi. “Clara, aku sudah meremehkanmu.”

Dari awal dia sudah memiliki persiapan, rencana yang tergesa-gesa dan tanpa perencanaan matang ini, sangat mudah gagal. Tetapi Yunita mengira, dengan kefasihan bicaranya dan kedudukannya dalam hati Yanto, sangat mudah untuk menghindar. Tapi jelas sekali dia sudah meremehkan musuh, Clara sudah menebak pikiran Yanto sebanyak 90 persen, setiap kalimat menginjak titik sakit Yanto.

“Aku tidak layak terima pujian ini.” Clara menjawab sambil tersenyum, pandangan yang dingin tertuju pada leher Yunita.

“Kakak bekas ciuman di lehermu kenapa tidak ditutupi, semalam sungguh cukup ganas juga dengan tuan muda Nalan. Seingatku, hidangan dan anggur kemarin, kita makan dalam porsi yang sama. Sekarang kamu masih berani mengatakan, kamu tidak diam-diam menaruh obat untukku!”

Mata Yanto menatap leher Yunita, lehernya yang ramping dan indah dipenuhi dengan bekas ciuman warna ungu, dia juga merasa tidak sanggup melihatnya lagi.

“Kamu, tidak tahu malu!” Dia memarahinya.

Yunita sedang berdiri dan tubuh sedikit bergoyang. Dalam hati mencibir, dia dan Nalan Qi tinggal serumah, bukankah dari awal Yanto sudah tahu jelas, untuk apa sekarang pura-pura sok mulia. Waktu itu masih dalam status penikahan juga selingkuh dengan mamanya, ketika bergelut di atas ranjang, kenapa tidak merasa diri sendiri tidak tahu malu.

Kebetulan sekali, ketika Yanto sedang marah, Rina dan Elaine kembali.

Rina paling pintar membaca kondisi, melihat situasi tidak benar, segera menyuruh Elaine naik ke lantai atas. Putri kedua ini, berpikiran sempit, juga tidak bisa menahan amarah, jika tetap tinggal di sana hanya akan menambah kekacauan.

Rina berhati-hati pergi ke dapur menambahkan teh, secara pribadi membawakannya pada Yanto.

“Yanto, anak-anak melakukan kesalahan, beri pelajaran sudah cukup. Jangan marah hingga merusak kesehatan.” Rina selesai bicara, diam-diam memberi isyarat mata pada Yunita.

Yunita selalu pintar beradaptasi dengan situasi, saat ini sudah mulai menyeka air mata, “Pa, kamu jangan marah, aku seketika terlalu ceroboh, sudah melakukan hal yang salah. Aku sungguh tidak berpikir dengan teliti, aku hanya berpikir, keluarga Santoso kita juga bukan keluarga biasa, tuan muda keempat Sutedja tidak akan mudah mengelak. Pada saat itu Clara menikah ke dalam keluarga Sutedja, bisa langsung naik menjadi orang kaya dan terpandang.”

“Yanto, bukankah dulu kamu selalu mengatakan, Yunita adalah putrimu yang sangat pengertian dan perhatian, dia selalu memikirkan setiap masalah demi kamu. Kali ini, juga berniat baik tapi salah melakukannya. Kamu maafkan dia sekali ini saja.”

Yanto terdiam dengan wajah suram, tapi jelas sekali sedikit goyah.

Rina melihat ini, tidak membujuk Yanto lagi, berbalik memohon pada Clara. “ Clara, kakakmu sungguh tidak sengaja. Sejak dari kecil dia paling baik padamu, ada makanan enak dan mainan bagus selalu diberikan padamu terlebih dulu, lalu bagaimana bisa mencelakaimu. Jika kamu sungguh marah, kamu pukul tante beberapa kali untuk melampiaskan amarah.”

Sikap Rina ini, sejak dari kecil Clara sudah muak melihatnya. Bolak-balik, juga hanya beberapa cara ini.

Tidak peduli bagaimana pun, Rina adalah wanita ayahnya, dia seorang junior memukul wanita ayahnya, bukankah itu sedang menampar wajah Yanto. Jika dia tidak melakukannya, maka itu berarti sudah memaafkan Yunita secara diam-diam.

Perhitungan Rina ini sungguh sangat bagus, jelas sekali sedang menghabisinya.

Dari awal Clara sudah menduga, begitu Rina pulang, akan membangkitkan gelombang lain.

Tetapi, kali ini Clara tidak berencana melepaskan Yunita.

“Tante, kamu adalah senior, aku mana berani tidak sopan padamu. Hanya saja kakak, dia sungguh sudah lama merencanakan ini untuk menjebakku. Clara selesai bicara, dalam sekejap mata tertuju pada Yanto, “Papa, apakah kamu tahu bagaimana kakak menipuku untuk pergi ke klub? Dia mengatakan padaku, kematian kakek bukan karena kecelakaan, melainkan karena perbuatan orang.”

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu