Suami Misterius - Bab 1192 Meninggalkan Bekas Cupang

“Kemarin juga menu ini dan kakakku yang membayar tagihannya, awalnya ingin makan dengan tenang, tapi malah dibuat kenyang oleh mantan pacarmu. Dia mengatakan, kita pasti akan putus, sampai sekarang aku masih kesal.”

“Untuk apa mempedulikannya.”Alfy menjawab dengan acuh tidak acuh dan meletakkan potongan steak di depannya.

Keyra mengguncang gelas krystal dengan santai, menyipitkan mata memandangnya, bertanya: “Alfy, tidak bisa kamu membujukku? Mengatakan padaku apa yang dia katakan tidak akan menjadi kenyataan. Kita akan bersama selamanya.”

“Selamanya itu terlalu berlebihan, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, aku tidak berani menjanjikan sesuatu dengan mudah tentang hal-hal yang tidak pasti. Kalau aku sudah berjanji dan tidak bisa menepatinya, apa bedanya dengan penipu. Key, aku tidak tahu apakah kita masih bisa terus bersama, tapi dari lubuk hatiku, aku tidak ingin dipisahkan darimu.”

Keyra:“……”

Sekali lagi, Keyra tidak bisa berkata-kata bersama dengan pria yang terlalu dingin dan terlalu peka, dia tidak bisa menghindari perasaan tidak berdaya dan sedih ini. Tapi ada sedikit rasa manis dalam ketidakberdayaan dan kesedihan ini yang membuatnya begitu tidak rela.

Setelah makan dan perutnya kenyang, suasana hati Keyra sepertinya jauh lebih baik.

“Sudah selesai makan?”tanya Alfy.

Keyra mengangguk dan menyesap anggur merah.

Alfy memanggil pelayan untuk membayar tagihan dan memesan dua bungkus lobster lagi.

Keyra tersenyum, Alfy yang ingin mengeluarkan uang, malah dia yang merasa tidak sopan.

Waktu sudah malam, keduanya keluar dari restoran dan Alfy mengantarnya pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan, keduanya tidak berbicara membuat suasana di dalam mobil tampak sunyi.

Keyra menopang dagunya dengan satu tangan, tatapannya tampak bingung melihat pemandangan di luar jendela mobil. Di kiri dan kanan jalan terdapat banyak gedung-gedung tinggi dan ribuan lampu neon yang menyilaukan mata.

Keyra menyipitkan mata dan tanpa sadar menoleh melihat wajah tampan Alfy.

Di dalam mobil tampak gelap dan terkadang ada cahaya masuk dari jendela mobil menyinari siluet tampangnya.

Keyra menatapnya dengan bingung. Pria ini seperti lautan dalam yang tidak bisa melihat ke dasar, dia selalu tidak bisa memahaminya.

Mobil berhenti di persimpangan jalan dan menunggu rambu lalu lintas, Alfy memegang setir dengan satu tangan lalu menjatuhkan tangan lainnya mengusap tangan kecil Keyra yang lembut ke telapak tangannya. Keyra tertegun sejenak, menatapnya dengan bingung. Tatapan Alfy penuh dengan kehangatan.

Wajah Keyra memerah, begitu dia hendak berbicara, tiba-tiba suara bunyi klakson menusuk telinganya.

Ternyata, lampu lalu lintas telah hijau dan mobil di belakang yang melihat mereka tidak bergerak terus membunyikan klakson tanpa henti.

Keyra tersipu malu menyingkirkan tangannya dan tersenyum.

Alfy kembali memegang setir, menginjak pedal gas dan mobil bergerak maju dengan stabil.

Alfy menatap jalan di depan dengan serius dan tanpa sadar tersenyum menyeringai.

Setelah mobil berhenti di bawah pohon pintu masuk vila keluarga Suryana, kebetulan waktu menunjukkan pukul 9:15.

Keyra melihat jam di tangannya, 10 min, kebetulan pas untuk masuk ke dalam. Dia melepaskan sabuk pengaman, terburu-buru mendorong pintu mobil untuk keluar.

Namun, pintunya terkunci.

Keyra menatap Alfy dengan kebingungan.

Alfy melepaskan sabuk pengamannya, membungkuk lebih dekat dan tiba-tiba menciumnya.

Keyra tidak menolaknya malah membelalakkan matanya menatap wajah tampannya yang besar.

Pada saat ini, alarm di hp Keyra berdering dan suara getarannya seolah mengguncang seluruh mobil.

Alfy dan Keyra tanpa sadar membeku di tengah bunyi getaran.

Keyra mengatur alarm di hp-nya tepat pukul 10 malam dan nada deringnya berupa suara petasan. Awalnya, nada deringnya tidak termasuk keras, tapi di tengah malam senyap ini dan di dalam mobil yang kecil ini suara itu tampak sangat memekakkan telinga.

Keyra meraih hp-nya dengan panik, mematikan alarm, dan menatap Alfy dengan takut.

Alfy sudah duduk tegak.

Keyra menatapnya dengan bengong.

Alfy menoleh ke arahnya, tersenyum lembut, “Sudah lewat dari jam pulang, perlukah aku menemanimu masuk memberikan penjelasan?”

Setelah Keyra mendengarnya, dia langsung menggelengkan kepala seperti mainan. Itu aneh rasanya kalau mereka berdua masuk bersama dan memberikan penjelasan. Kakaknya pasti akan memperlakukan Alfy seperti pedagang yang menculik seorang gadis dan memukulinya.

“Aku benar-benar harus kembali.”ucap Keyra.

“Ehn.”Alfy menganggukkan kepala, meletakkan satu telapak tangan di bahunya dan tangan lainnya dengan lembut meremas dagunya, lalu dengan lembut mencium bibir merahnya.

Setelah itu, menempel di telinganya, berbisik, “Key, kencangkan kerahmu.”

“Apa?”Keyra menatapnya dengan bingung.

Alfy tersenyum dan menunjuk ke posisi tulang selangkangannya dengan jari panjangnya,“Aku meninggalkan bekas di atasnya.”

Keyra memiliki cupang merah muda pucat di tulang selangkangannya, dirinya sendiri tidak bisa melihatnya, tapi dia tersipu ketika mendengarnya mengatakan ini.

Alfy sekali lagi memeluknya dengan erat, menempel di telinganya, berbisik: “Aku sudah memberikan tanda ditubuhmu, betapa bagusnya kamu menjadi milikku. Key, aku ingin terus memelukmu seperti ini.”

“Kalau begitu nikahi aku?”Keyra mengedipkan matanya dengan cepat dan tersenyum manis.

Dia mengatakannya dengan canda, tapi Alfy menatapnya dengan serius, “Bolehkah?”

“Tidakkah sekarang terlalu cepat membahas pernikahan?”Keyra tidak bisa tersenyum, jarak antara suka dengan pernikahan masih sangat jauh baginya.

Setidaknya, mereka tidak saling mengerti dan tidak cukup saling percaya. Diejek sedikit oleh orang lain sudah goyah, pernikahan seperti ini tidak akan bertahan lama.

Di mata Keyra, setelah menikah kemudian bercerai pasti hal yang sangat menghamburkan uang.

Baik pernikahan antar kedua keluarga ataupun perceraian, tidak hanya akan melibatkan masalah mereka berdua, pasti akan melibatkan banyak hal, jadi harus berhati-hati.

Keyra tidak ingin terluka dan tidak ingin dia terluka.

Alfy tidak memikirkan pertanyaan ini, dia mengangkat tangannya menyentuh kepala Keyra dengan lembut, “Sudah malam, pulanglah.”

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu