Suami Misterius - Bab 180 Pemikiran Yang Tidak Mungkin

Kalau Tuan Sutedja memuji teh bunga yang kamu berikan, mengapa kamu tidak menggunakan kesempatan ini untuk membahas tentang teh bunga dengan dia? Kalau kamu melakukan hal itu, kalian sudah memiliki topik bersama" Yanto menatap ke Clara dengan wajah membenci 'ketidak-aktifan' Clara.

Clara meletakkan gelas teh di atas meja dan melirik ke Rina secara refleks, kemudian dia pun berkata dengan wajah yang frustrasi, "Sepertinya keluarga Sutedja salah paham, padahal teh bunga dan perlengkapan teh itu adalah hadiah dari aku, tetapi nama yang terdaftar adalah nama Kak Elaine. Yang lebih aneh adalah kadoku malah berubah menjadi kue ulang tahun emas yang seharusnya milik kakak Ester. Aku mana berani sembarang berkata pada saat Tuan Sutedja bertanya tentang hal ini"

Yanto juga tidak bodoh, medengar kata-kata Clara, Yanto langsung melirik ke Rina dengan wajah yang dingin.

Kalau yang terdaftar adalah hadiah yang diberikan Elaine itu teh bunga sedangkan hadiah yang diberikan Clara itu lukisan, maka bisa jadi benar-benar panitia salah mendaftar. Tetapi sekarang yang didaftar sebagai hadiah Clara adalah kue ulang tahun emas yang tiba-tiba muncul, jelas, semua ini adalah kelakuan Rina.

"Jelaskan semuanya sekarang, apa yang terjadi?" Yanto bertanya dengan marah.

Rina merasa ketakutan sampai tubuhnya bergetar, dia berkata dengan mata membasah, "Aku, aku salah mengambil"

"Salah mengambil?" Tanpa menunggu Clara bersuara, Nenek Santoso sudah berkata duluan sambil melirik ke Rina, "Aku ingat kue ulang tahun emas Ester itu berada di dalam kamarku, bagaimana kamu bisa salah mengambil?"

Rina merasa sangat kesusahan. Dahinya terus berkeringat dingin, dari dahi, keringatnya mengalir ke dalam telinga dan mengalir bersama air mata, "Aku, aku..."

Mau sepintar apa pun Rina dalam berbicara, kali ini dia tidak akan bisa melarikan diri dengan mudah.

Sementara Clara hanya duduk di atas sofa dengan wajah tidak peduli, tetapi Clara juga tidak lupa bantu menyalakan api, "Nenek, kue ulang tahun emas kak Ester bukan aku yang berikan kepada mereka, anda jangan meminta aku untuk menggantikan ya, baru-baru ini aku tidak bekerja, kondisi ekonomiku kurang mendukung"

Siapa pecaya kalau Nona Santoso miskin? Tetapi kata-kata Clara berhasil mengeluarkan dirinya dari masalah ini.

"Hal ini tentu saja bukan salah kamu, tentu saja orang yang salah mengambil harus menggantikan uangnya" Nenek Santoso berkata dengan wajah dingin dan sengaja mengatakan kata 'salah mengambil' dengan nada suara berat.

"Ibu, tenang saja, nanti saya akan segera menggantikan uangnya kepada anda" Rina berkata.

"Tante, anda juga jangan lupa menggantikan 400 juta kepada aku, pada saat membeli kue ulang tahun emas itu, uang kakak Ester tidak cukup, aku ada meminjam dia 400 juta" Clara berkata sambil tersenyum.

Uang tersebut bisa kembali benar-benar merupakan sebuah kejutan yang bahagia untuk Clara.

"Sudah, waktu sudah tidak pagi, semuanya kembali ke kamar saja" Yanto berkata dengan nada suara frustrasi.

Clara yang dari tadi sudah bosan pun segera naik ke lantai atas. Pembantu juga segera menemani Nenek Santoso kembali ke kamar tidur.

Rina juga mengikuti Yanto kembali ke kamar tanpa berani bersuara.

Setelah mandi, Yanto berbaring di atas tempat tidur. Rina yang berbaring di sampingnya mencoba untuk meletakkan tangannya di atas bahu Yanto.

"Yanto, apakah kamu masih marah dengan aku?" Rina sengaja merendahkan nada suaranya dengan lembut.

Yanto melirik dia dengan dingin dan berkata dengan nada suara yang sangat dingin, "Kamu masih berani membahas tentang itu?! Apakah kamu memiliki kesadaran diri? Kamu itu siapa, Tuan Keempat Sutedja itu siapa? Kamu pantas mencari tahu tentang dia?"

"Aku melakukan hal ini demi kebaikan anak kita dan kamu. Kalau Elaine bisa menikah dengan Tuan Keempat Sutedja, setelah memiliki gunung emas keluarga Sutedja, posisi kamu juga pasti akan terus meningkat"

Yanto duduk dari tempat tidur dan melirik ke Rina dengan wajah marah dan ingin tertawa, "Kamu benar-benar sangat polos, bagaimana Tuan Keempat Sutedja bisa menyukai Elaine?"

"Bukannya Nenek Sutedja menyukai Clara?! Clara dan Elaine adalah anak gadismu, kalau Clara memiliki kemungkinan untuk menikah ke keluarga Sutedja, mengapa Elaine tidak bisa? Yanto, bukankah kamu bersikap terlalu tidak adil?" Rina mengeluh dengan suara kecil.

"Tidak adil? Kalau aku benar-benar bersikap tidak adil aku juga berpihak ke kamu dan anakmu. Kamu sendiri juga tahu ada seberapa barang Elaine dan Yunita itu seharusnya milik Clara!" Yanto mendorong tangan Rina yang menyentuh bahunya dengan wajah tidak senang.

"Aku malas mau berantem bersama kamu. Yang penting, Elaine itu tidak mungkin bisa menikah dengan Tuan Keempat Sutedja. Baru-baru ini kalian lebih baik diam saja, jangan sembarang bertingkah!"

Setelah berkata, Yanto langsung berbaring kembali ke atas tempat tidur dan mematikan lampu dinding di dalam kamar.

Setelah itu, pavilion keluarga Santoso pun memasuki suasana yang hening.

................

Berbanding dengan keluarga Santoso, pavilion keluarga Sutedja masih berada di suasana terang dan ramai.

Rudy baru muncul pada saat larut malam. Kemunculan dia pun menjadi pusat perhatian semua orang.

Meskipun acara ini adalah acara ulang tahun Nenek Sutedja, tetapi kebanyakan orang yang menghadiri acara ini datang dengan tujuan mengenal Tuan Keempat Sutedja. Sebelum pemegang kuasa perusahaan Sutedja ini muncul, orang-orang ini tentu saja tidak berani pulang.

Orang yang menyambut Rudy sangatlah banyak, Rudy bereaksi dengan sopan sambil mempertahankan jarak yang sesuai dengan semua orang.

Rudy sebagai cucu tidak menghadiri acara ulang tahun neneknya pada tepat waktu, hal pertama yang harus dia lakukan tentu saja meminta maaf bersama Nenek Sutedja.

"Maaf, aku pulang terlambat, saya akan menghukum diri dengan menghabiskan gelas ini" Rudy mengulurkan tangannya dan mengambil gelas bir yang disajikan oleh asisten. Setelah itu Rudy pun menghabiskan semua bir di dalam gelas dengan gaya yang penuh sopan santun dan rendah diri.

Mau seberapa tidak senang, Nenek Sutedja tentu saja tidak akan membuat pemegang kekuasaan perusahaan Sutedja merasa kesusahan di depan publik.

"Sudah, aku tahu pekerjaanmu sangat sibuk setiap hari. Meskipun masih muda, tetap harus menjaga kesehatan" Nenek Sutedja berkata sambil tersenyum.

Di depan semua orang, sebuah drama keluarga yang menyentuh hati pun disiarkan secara langsung.

Sudut bibir Rudy terangkat dengan ringan. Jelas, dia sudah tidak merasaa terkejut dengan adegan seperti ini. Setiap anggota keluarga Sutedja adalah aktor yang berkemampuan.

"Sudah, jangan berdiri di sini, pergi membantu abang dan kakak iparmu menyambut tamu. Di dalam rumah kita, kamu masih belum merupakan anggota yang paling terkenal" Nenek Sutedja melambaikan tangannya.

Rudy mengangguk dan meninggalkan tempat, tentu saja, dia tidak akan pergi mencari Revaldo Sutedja.

Tempat yang ada Tuan Keempat Sutedja tentu saja merupakan tempat keramaian berkumpul. Revaldo Sutedja takutnya tidak bisa ditantang, kalau nanti terjadi insiden apa lagi, yang salah pasti Rudy lagi.

Rudy merasa capek mau berurusan dengan orang-orang itu, setelah keluar dari ruangan Nenek Sutedja, Rudy tidak kembali ke aula yang ramai, dia berjalan ke lantai atas dan pergi ke teras terbuka yang terletak di lantai tiga.

Cuaca pada larut malam ini termasuk lumayan bagus, langit yang gelap menggantung sebuah bulan yang bulat dengan bintang-bitang sebagai perhiasan yang memancarkan cahaya.

Tubuh Rudy yang gagah dan tinggi setengah menyandar di penyandar, cahaya bulan yang dingin pun memantulkan bayangan tubuh di belakangnya menjadi lebih panjang dan bahkan terlihat agak kesepian.

Secara kebiasaan, Rudy meletakkan tangan kirinya ke dalam saku dan mengeluarkan sekotak rokok dan penyala api. Seiring dengan api yang bergetar, rokok di tangannya pun berhasil dinyalakan.

Rudy merokok sambil menikmati angin yang berhembus dengna diam. Suara yang berada di sekitarnya hanyalah suara daun yang tebal saring bergesekan karena hembusan angin.

Pada saat itu langkah kaki berjalan pun berdetak dari belakangnya.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu