Suami Misterius - Bab 237 Kamu Masih Punya Alasan

Pada saat yang sama, di rumah keluarga Sutedja.

Di ruang tamu besar, suasana hening itu membuat orang tidak bisa bernapas.

Clara mengambil kontrak transfer saham dari tas tangannya, dan meletakkannya di depan nenek Sutedja tanpa membukanya sekalipun.

“Apakah Nona Clara bermaksud menolakku?” mata tua nenek Sutedja yang cerdas tertuju pada dokumen itu.

“Terima kasih atas kebaikanmu, maaf, kurasa aku dan tuan Sutedja mungkin tidak cocok.” Clara berkata dengan sopan dan serius.

nenek Sutedja mengambil kembali dokumen, merobeknya di depan Clara, dan melemparkannya ke tempat sampah di bawah kakinya.

“Dibandingkan dengan nilai Rudy, aku dapat memahami jika Nona Clara tidak tertarik dengan saham 10% ini.” Nada suara nenek Sutedja samar-samar menunjukkan sedikit ironi dan penghinaan.

Meskipun dia telah meninggalkan perusahaan selama bertahun-tahun, tetapi masih mendapat informasi, adegan heboh di perusahaan di sore hari, semua pemegang saham dan pejabat tinggi di sana, informasi juga tidak bisa di tutupi.

Mata nenek Sutedja sedikit berubah ketika melihat Clara. Sepertinya dia salah menilai, gadis di depannya tidak ada beda dengan orang yang melihat status tinggi atau kaya.

Clara tidak peduli dengan pandangan nenek Sutedja pada dirinya sendiri, tetapi itu tidak berarti bahwa dia menerima sindiran nenek Sutedja.

“ nenek Sutedja, mungkin kamu salah paham, bukan kontrak itu yang aku tidak sukai, tetapi Gevin, cicit kamu.”

“Apa?” nenek Sutedja tercengang melihatnya, dalam sejenak, dia bahkan curiga apakah dia salah dengar. Sudah bertahun-tahun, tidak ada yang berani berbicara dengannya seperti itu.

Ekspresi Clara tidak terlalu baik, tetapi sangat tenang, dagunya sedikit terangkat, menunjukkan sedikit kebanggaan, bahkan di depan orang yang mulia seperti nenek Sutedja, tidak ada rasa takut.

“Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Nasihat yang tulus dan kebenaran selalu tidak didengarkan.” Nada Clara tenang dan santai.

“Aku tidak bisa memahaminya, seorang yang lahir dalam keluarga kaya, masih memiliki kedua orang tua, dan sangat dicintai oleh para tetua, ternyata memiliki kepribadian yang kasar. Seperti seluruh dunia harus mendengarkannya, dan semuanya harus menjadi miliknya.

Tidak menanya pendapatku, langsung membawaku ke Biro Urusan Sipil, seolah-olah dia bersedia menikahiku adalah hadiah bagiku. Aku dimatanya mungkin hanya sebuah batu, tidak masalah apakah dia suka atau tidak.

Dan juga, dia hari ini membawaku ke perusahaan, tujuannya adalah melihat pertunjukan yang bagus. Dia sendiri tidak bahagia, juga tidak membiarkan orang lain menjadi lebih baik. Sama-sama marga Sutedja, mengapa harus saling menyiksa dan menganiaya.

Untuk perusahaan, mungkin di mata Gevin, tentu saja harus menjadi miliknya, dan yang lainnya adalah perampok.

“Apakah kamu benar-benar tahu kepada siapa kamu bicara.” Setelah nenek Sutedja mendengar, dia mendengus dingin. “Bukankah Rudy perampok? Aturan rumah Sutedja ……”

“Aturan rumah bukan hukum.” Clara menyelanya dengan kata-kata benar.

“Terlebih lagi, hanya orang yang mampu yang dapat menduduki posisi itu. Sejauh yang aku tahu, Group Sutedja berada di ambang kebangkrutan karena manajemennya memburuk beberapa tahun yang lalu. Tuan keempat keluarga Sutedja yang diperintahkan untuk mengembalikan situasinya. Saat itu, Gevin tidak berdiri di hadapan ketika mengalami kesulitan. Sekarang perusahaan berada di jalur yang benar, kemudian memegang aturan rumah, mengatakan sendiri adalah penerus yang sah, dan ingin Rudy mengundurkan diri.

Heh, kemampuan keluarga Sutedja menendang orang setelah mencapai tujuannya benar-benar membuatku membuka mata.”

“Sepertinya aku meremehkanmu, mulutmu benar-benar terlalu hebat.” nenek Sutedja mengangguk sambil tersenyum, “Rudy memiliki penglihatan yang baik.”

“Terima kasih atas pujianmu, jika tidak ada hal lain, aku akan pergi.” Clara berdiri, dengan sopan memberi hormat kepada nenek Sutedja, melangkah dengan menginjak sepatu hak tinggi dan berjalan menuju pintu.

“Nona Clara.” nenek Sutedja menghentikannya.

“Apa lagi yang bisa aku bantu?” Clara menghentikan langkahnya.

nenek Sutedja berdiri dari sofa, matanya memandang Clara dari atas ke bawah tanpa menutupinya. “Dibandingkan dengan mantan tunangan Rudy, kamu benar-benar tidak memiliki kelebihan. Jika mengatakan bahwa Rudy hanya bermain denganmu, aku percaya. Tapi aku tidak merasa kalau dia akan menikahimu. Nona Clara, kamu dapat perhatikannya sendiri.”

Setelah Clara selesai mendengar, wajahnya tidak menunjukkan emosi. Hanya tangan yang berada di sisi tubuhnya sedikit gemetar, ujung jarinya menusuk telapak tangan, tetapi tidak ada rasa sakit sama sekali.

“Terima kasih atas saranmu, selamat tinggal.” Clara selesai berkata, berbalik badan pergi. Bagian belakangnya lurus dan bangga.

Berjalan keluar dari rumah keluarga Sutedja, mobilnya berhenti di luar gerbang besi berukir.

Pada malam, ada beberapa kendaraan di jalan, Clara berkendara kembali ke Aparteman Jalan Gatot Subroto di sepanjang jalan.

Tangannya yang memegang setir sedikit gemetar, penglihatannya terkadang kabur, wajahnya yang pucat, menetes air mata dingin.

Clara menghapus air mata di wajahnya sebelum memasuki pintu. Tetapi wajahnya masih pucat tanpa ada warna darah.

Pintu terbuka perlahan di depan mata, mencium bau tembakau yang tersedak.

Asbak kristal di meja kopi ruang tamu penuh dengan puntung rokok yang terbakar.

Rudy melihat sosok Clara muncul di teras pintu masuk, dengan cepat berjalan ke arahnya, tanpa sadar memeluknya ke pelukan.

“Mengapa baru pulang, tidak tahu aku akan khawatirkah.” Mungkin karena terlalu banyak merokok, jadi suaranya serak.

Clara mendorongnya dengan dingin, dia tidak berbicara, hanya menatapnya dengan tenang, air mata mengalir keluar dari matanya tanpa kendali, dan penampilannya menjadi semakin kabur.

Pria yang telah mengganggunya selama malam yang tak terhitung jumlahnya, Clara tiba-tiba merasa Rudy ternyata begitu asing.

“Rudy, aku akan memberimu satu kesempatan terakhir untuk menjelaskan.” Dia berusaha tetap tenang, dan suaranya masih tak terkendali.

Wajah ganteng Rudy tidak bisa menyembunyikan ekspresi lesunya, penghinaan diri muncul di mata gelapnya. Pada akhirnya, kondisi terburuk telah terjadi. nenek Sutedja dan Gevin pasti banyak bicara padanya, kesan pertama paling kuat, sekarang tidak peduli apa yang dia katakan jelas terlihat pucat dan lemah.

“Seperti yang kamu tahu, Rudy Sutedja adalah tuan keempat keluarga Sutedja.” Kata Rudy.

Clara mengangguk, dan tertawa mengejek: “Jadi, selama ini kamu membohongiku.”

Belum lama ini, dia mengatakan di depan Milki bahwa Rudy tidak akan berbohong padanya. Realitas memberinya tamparan keras di wajahnya.

Memang, kata-kata tidak boleh dikatakan terlalu yakin.

Mata Rudy dalam, dan menahan semua emosi. Agar tidak kehilangan kendali di depannya.

“Clara, aku tidak pernah mengatakan bahwa aku tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya dugaan menurut pandangan kamu. Saat itu, dalam perjanjian pranikah dan perjanjian pemindahan hak asuh anak yang aku berikan kepada kamu, ada distribusi properti dan kompensasi ekonomi untuk kamu, kamu yang tidak melihatnya. Sejak awal, aku tidak pernah berpikir untuk berbohong kepadamu.”

“Rudy, kamu masih punya alasankah!” Clara marah hingga tubuhnya gemetar tak terkendali.

“Saat itu, pertanyaan yang aku nanya kepadamu sangat jelas, tetapi kamu menjawab semuanya dengan tidak jelas, kamu secara tidak sadar membuatku salah paham. Bahkan jika aku bertanya tentang latar belakang kamu dan keluargamu, kamu juga tidak jelas memberi tahu aku siapa kamu. Dalam dua tahun, kamu memiliki terlalu banyak kesempatan untuk mengakuinya, tetapi kamu tidak.”

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu