Suami Misterius - Bab 53 Flying Skirts

Mobil pengasuh berhenti di luar dan Luna berkata kepadanya, "Sutradara Chen tidak mengaturkan adegan untukmu hari ini. Jadi sementara ini kamu tidak perlu kembali ke kru syuting. Kamu boleh jalan-jalan keliling. Sebelum filmnya resmi ditayangkan, nikmatilah dengan baik waktu kebebasan yang indah ini. Karena setelah film ini ditayangkan, keluar saja kamu perlu memakai masker dan membawa bodyguard.

Selesai mendengar ini, Clara tidak terlalu memikirnya dan dia pun tersenyum, “Kamu sebegitu yakinnya aku akan terkenal hanya dengan satu film ini.”

“Kamu baru masuk ke industri ini tapi sudah langsung jadi pemeran utama di film Sutradara Chen yang terkemuka. Titik permulaaan saja sudah sebegitu bagusnya. Jika begini saja aku tidak bisa membuatmu terkenal. Kalau begitu aku sia-sia saja masuk dalam industri ini bertahun-tahun.”Jawab Luna bangga.

Sebagai manajer, Luna sangat berhak untuk membanggakan diri. Tahun itu, Luna bisa membuat mantan suaminya Gusti dari artis pengganti yang tidak terkenal naik ke posisi raja perfilman. Dalam beberapa tahun ini, artis yang dikontrak oleh Luna tidak ada satupun yang tidak terkenal. Sedangkan dua orang artis baru, membuat Luna marah karena kemalasan mereka yang tidak mau terus berusaha.

“Baiklah, kalau begitu aku tunggu manajer besar Luna ini menjadikanku sangat sangat terkenal dan hits ya.” Tutur Clara sambil kedua tangannya ditaruh di pipinya.

Luna malas sekali untuk berdebat dengan Clara, lalu memerintahkan sopir untuk segera melajukan mobil.

Clara diturunkan di jalan raya. Tepat ketika memikirkan mau pergi kemana, Clara mengangkat telepon masuk dari Yani.

Di telepon itu, Yani mengundang Clara dengan ramah untuk ikut ke acara ulang tahun Marco.

Clara baru ingat kalau hati ini adalah ulangtahun Marco.

“Bibi Yani, aku sibuk akhir-akhir ini. Apalagi, aku tidak terlalu pantas untuk pergi kesana." Tolak Clara yakin.

Di pesta ulang tahun Marco, pasti akan bertemu dengan Elaine. Melihat mereka yang mesra-mesraan, Clara takut dirinya malah akan merusak pemandangan.

“Apanya yang tidak pantas, Kamu dan Marco kan teman dari kecil. Setiap tahun di ulang tahunnya kamu tidak pernah tidak hadir. Kedepannya juga tidak akan berubah. Apalagi, Bibi sangat merindukanmu. Malam ini kamu harus datang. Bibi sendiri yang khusus langsung memasakkan asam manis tulang rusuk babi makanan favoritmu.”

Yani tidak memberi kesempatan sedikitpun untuk Clara menolaknya, Clara pun tidak berdaya.

Clara jalan-jalan ke mall terdekat dan memilih kado yang pantas untuk diberikan ke Marco. Bagaimanapun, Marco ulang tahun, jadi tidak boleh datang ke sana dengan tangan kosong, itu tidak sopan.

Setelah selesai memilih kado, Clara meminta customer service untuk membungkus kadonya. Setelah itu dia membayarnya dan pergi naik taksi menuju vila Keluarga Ortega.

Taksi berhenti tepat di depan vila keluarga Ortega. Dia membayar taksi dan turun dari taksi lalu berdiri di depan halaman dan mendengar suara keramaian yang berasal dari dalam vila.

Clara sangat tidak asing dengan tempat ini. Ketika masih kecil, Evi sering sekali membawa Clara berkunjung kesini. Kemudian, dia dan Marco bertunangan dan malah jadi pengunjung tetap vila ini. Yani menganggap Clara sebagai menantunya, bahkan pelayan keluarga Ortega saja sudah menganggapnya sebagai nona keluarga itu.

Dan sekarang, Clara berdiri lagi di depan vila keluarga Ortega. Padahal jelas-jelas tidak ada yang berubah disini, tapi dia malah merasakan perubahan diri yang besar.

Mungkin, ini yang disebut dengan barang atau tempat tidak berubah tapi yang berubah itu manusianya.

“Nona Clara, anda sudah datang. Ayo cepat masuk. Baru saja nyonya bertanya apa anda sudah datang kepadaku.” Pelayan keluarga Ortega mengantarkan Clara masuk ke dalam dengan sangat ramah.

“ Bibi Liu, lama tidak bertemu. Kamu baik-baik saja kan?” Tanya Clara menanggapi dengan sopan. Dia pun mengikuti Bibi Liu masuk ke dalam.

Clara hampir tidak asing dengan para tamu yang diundang oleh Marco. Dia menyapa setiap orang yang dikenalnya dengan ramah.

Banyak orang yang terkejut dengan kemunculan Clara. Bagaimanapun, dia dan Marco sudah membatalkan pertunangan mereka dan ribut besar saat itu. Tidak lama setelah itu, Marco bertunangan dengan Elaine saudara tiri Clara. Ini dalam sekejap jadi gosip terpanas di lingkaran mereka.

Bahkan beberapa orang mulai berbisik-bisik.

“Clara, dia kenapa bisa disini. Bukannya dia sudah membatalkan pertunangan dengan Marco ya. Marco sekarang kan sudah jadi kakak iparnya.”

“Iya, kakak dan adik bertunangan gantian dengan pria yang sama. Betapa canggungnya bertemu di acara seperti ini.”

Sebelum datang Clara sudah menduga akan ada kondisi seperti ini, jadi dia sudah menyiapkan batin sebelumnya. Sehingga ucapan tidak penting itu, walaupun dia dengar, tapi dia pura-pura tidak dengar.

Clara langsung pergi ke depan Yani. Lalu tersenyum dan menyapa Yani, “Bibi Yani, Maaf, jalanan macet jadi aku terlambat datangnya.”

Di sisi lain, Marco dan Elaine ada di samping Yani. Ekspresi wajah Elaine langsung tidak menyenangkan begitu melihat Clara. Dia menarik sudut baju Marco lalu mengeluh dan berkata, “Acara hari ini, dia untuk apa datang kesini, bukannya ini sama saja mau membuatku malu ya?”

“Mama yang mengundangnya. Tidak masalah, Clara paham batasannya, dia tidak akan menimbulkan masalah.” Jawab Marco dengan pelan.

Elaine sangat tidak suka melihat Marco yang melindungi Clara jadi dia semakin tidak senang, “Jadi maksudmu aku tidak tahu batasan!”

Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, dia melihat Clara berjalan menghampiri mereka.

“Marco, selamat ulang tahun.” Clara memberikan kado dengan wajah tenang.

“Terima kasih, maaf merepotkanmu.” Tutur Marco dengan sopan.

“Sama-sama.” Jawab Clara dengan sopan, tidak banyak emosi dalam dirinya.

Dalam ingatannya, setiap tahun di ulang tahun Marco. Clara selalu berpikir serius, hanya untuk memberikan Marco kado yang spesial. Karena dia berharap Marco akan bahagia. Tapi sayangnya setiap kali juga Marco hanya tersenyum ala kadarnya.

Sekarang kalau dipikirkan lagi, Dirinya saat itu benar-benar bodoh.

Setelah memberikan kado ulang tahun maka berarti tugasnya selesai. Dia pun duduk ke tempat yang tidak akan terlihat oleh orang.

Lalu, beberapa teman baik wanitanya menghampirinya, beberapa orang duduk bersama sambil mengobrol dan ini jadi tidak terlalu membosankan.

Ketika musik terdengar, beberapa gadis yang sedang mengobrol dengan gembira, tidak tahu juga siapa yang menyarankan ini, beberapa wanita muda saling bergandengan tangan dan menari di lantai dansa.

Semuanya adalah gadis-gadis muda dan cantik. Mereka sangat mencolok ketika bersama. Mereka semua berputar mengkuti musik bagaikan flying skirt benar-benar terlihat indah.

Awalnya, ini adalah musik dansa pertama yang disiapkan Marco untuk menari bersama Elaine. Awalnya semua mata orang-orang terfokus pada Marco dan Elaine dan entah mulai kapan orang-orang memuji kecantikan dan kemahiran mereka berdua.

Lalu Clara dan beberapa gadis masuk ke lantai dansa dan akhirnya menarik dan mencuri semua perhatian orang-orang itu.

Marco dan Elaine yang harusnya jadi peran utama malah diabaikan begitu saja.

“Aku dari awal kan sudah bilang, dia itu kesini hanya untuk merusak acara!” Tutur Elaine marah ke Marco.

Marco hanya bisa tersenyum tak berdaya dan tidak marah karena kekesalan seperti itu. Pandangan mata Marco malah tertuju di lantai dansa, dia tahu kalau Clara belajar dansa tapi ini adalah pertama kalinya dia melihat sosok tarian flying skirts Clara. Benar-benar pemandangan yang indah.

Di sampingnya, Elaine terus memandangi wajah Marco. Jadi jelas tidak melewati tatapan bersinar Marco itu. Dia tidak boleh membiarkan Marco terpana terus oleh Clara. Sehingga, Elaine pun mendorong Marco lalu berbalik dan pergi dengan marah.

Marco tersandung sejenak, melihat Elaine yang benar-benar marah, dia pun mengejarnya, “Elaine, Elaine!”

Marco mengejar Elaine sampai kembali ke kamar lalu melihat Elaine yang mengambil tasnya seolah akan pergi. Dia pun langsung mengulurkan tangan memeluk Elaine dengan erat. Menghiburnya dengan sabar, “Sudahlah, jangan ribut lagi. Bukannya kamu bilang kalau kamu akan menemaniku melewati ulang tahunku ini baik-baik. Jangan hanya karena orang yang tidak ada kaitannya jadi memperburuk suasana hati.”

Marco mengatakan Clara sebagai orang yang tidak ada kaitannya, ucapan ini sangat berguna dihadapkan kepada Elaine. Elaine mencoba melawan beberapa kali saja dengan manjanya di dekapan Marco. Kedua bibir mereka pun saling bersentuhan dan kemudian mereka berciuman panas. Tangan Marco mengunci pintu kamar, lalu dia menggendong Elaine dan segera berjalan dengan langkah besar menuju ranjang besar.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu