Suami Misterius - Bab 912 Dua Senjata Bagus

Clara tidak berpikir macam-macam, mengulurkan tangan merangkul lengan dia, kepalanya menyandar kebahunya dengan ringan, tanpa henti berbicara tentang kejadian hari ini yang terjadi di keluarga Araya.

Setelah Rudy mendengar, juga hanya tersenyum acuh, “Ada beberapa orang yang mengira bahwa sesuatu yang direbut itu adalah hal yang baik, Keluarga Zenith melupakan kebenaran demi keuntungan, pasti bukan pasangan yang baik, dimasa depan, takutnya Petty yang akan menderita. Dan Sugar bisa keluar dengan tepat waktu, termasuk kemalangan yang beruntung.

“Em, aku juga merasa begitu.” Clara tersenyum menganggukkan kepala, matanya yang indah sedikit menyipit dan menguap ringan.

“Sudah ngantuk?” Rudy bertanya.

“Aku tidak mengantuk, tapi gadis kecilmu yang sudah mengantuk.” Clara menjawab sambil tersenyum.

“Sus Rani memasakkan sup sarang burung walet untukmu, setelah minum pergi beristirahat sebentar.” Rudy berkata.

Clara meminum sup sarang burung walet dengan patuh, kemudian, digendong oleh Rudy kembali ke kamar.

Clara berbaring telentang ditempat tidur dan Rudy duduk ditepi tempat tidur, tersenyum hangat menatap Clara, telapak tangannya menyentuh perut dia dengan lembut, gadis kecilku, selamat sore.” Selesai dia berkata, dia membungkuk, mencium dahi Clara dengan lembut.

Clara melengkungkan bibirnya, tersenyum padanya, kemudian, menutup mata.

….hari kedua, masih tetap tenang.Ahmed duduk di ruang tamu apartemen, sedang membolak balik koran.

Setelah membolak balik koran satu per satu, suasana hatinya menjadi semakin tidak sabar, akhirnya, melemparkan semua koran dan majalah yang ada diatas meja ke lantai dengan jengkel, bahkan satu set peralatan teh yang ada diatas meja, bersamaan jatuh ke lantai marmer yang bersih, setelah terdengar suara pecahan, satu set peralatan teh keramik hancur berkeping-keping.

Suara yang nyaring itu, membuat para pelayan yang ada dalam rumah itu ketakutan sampai pucat, membeku dipintu tidak berani bergerak.

Loran dari atas turun kebawah, melihat itu, berkata pada pelayan, “Bersihkan lantai itu dengan bersih.”

Tangan pelayan itu sangat gesit, setelah membereskan pecahan porselan koran yang berserakan, kembali ke kamar dengan bijaksana.

Loran turun mengikuti tangga kayu, duduk disamping Ahmed, telapak tangan yang lembut membelai hatinya dengan ringan, “Dari tadi baik-baik saja, kenapa mengeluarkan emosi yang begitu besar.”

“Sekelompok barang yang tidak berguna, hal yang begitu kecil saja tidak bisa dilakukan dengan baik.”

Wajah Ahmed menjadi gelap, hampir mengertakkan giginya berkata.

Dia sudah menghabiskan banyak tenaga, menghabiskan banyak harta, baru membeli orang pengedar narkoba dari keluarga Lukito .

Lukito adalah salah satu pengedar narkoba yang dulu menculik Clara, setelah ditangkap, selalu dikurung dalam perbatasan penjara ketiga, meskipun sementara ini belum dijatuhi hukuman, tetapi perdagangan narkoba, kepemilikan senjata, diduga membunuh orang, penculikan, berbagai kejahatan, tidak bisa lolos dari hukuman mati.

Ahmed sudah membeli orang dari keluarga Lukito , keluarga Lukito juga sudah membujuk Lukito .

Meminta Lukito merekam sebuah video.

Dalam video itu, Lukito mengatakan bahwa mereka pernah menculik istri dari seorang pejabat senior, wanita itu adalah seorang artis terkenal, menunjuk pada Clara.

Lagipula, Lukito tidak bisa lepas dari kematian, tidak buruk untuk menambahkan satu lagi kejahatan pemerkosaan.

Video ini, Ahmed tampaknya sudah mengerahkan upaya yang besar.

Jika tidak bisa diekspos, sama saja dengan sampah, sama sekali tidak bernilai.

“Loran, apakah kamu juga merasa aku sangat konyol? Video yang didapatkan dengan susah payah, sekarang hanya bisa ditonton dan dimainkan sendiri.”

Setelah Loran mendengar, hanya tersenyum, dengan menghibur berkata: “Bagaimana bisa menyalahkan kamu. Kemampuan Rendi kita bukannya tidak tahu, jika dia tidak memiliki kemampuan ini, juga tidak mungkin bisa seperti sekarang ini.”

Semua koneksi sudah diputuskan, sekarang Rendi sangat memperhatikan aku, jika aku ada tindakan lain, dia pasti akan tahu, video ini, sudah tidak berguna lagi.” Ahmed berkata dengan frustasi.

Loran sangat memandang rendah pria yang tidak berguna, matanya penuh dengan hinaan, bahkan malas untuk menyembunyikannya.

“Siapa yang bilang video ini tidak berguna. Bahkan jika saat ini tidak bisa diekspos, tetapi Rendi sudah tahu, sudah melihat. Sebagai seorang pria, wanita sendiri yang sudah dinodai oleh banyak pria, bagaimana mungkin dia tidak keberatan, tidak merasa itu kotor. Jika membuat Keluarga Sunarya tahu tentang hal ini, mereka lebih tidak mungkin tidak bertindak.”

Setelah Ahmed mendengar, raut wajahnya sangat jelas sedikit lega, bahkan sedikit tersenyum, “Apakah kamu memiliki ide yang bagus?”

Senyuman Loran bercampur dengan kekejaman, pandangannya licik, “Kamu jangan lupa, ditangan kita masih ada dua senjata bagus.”

“Maksudmu Astrid ibu dan anak?” Ahmed baru merasa tersadarkan.

“Sepasang ibu anak itu, tamak dan tidak berotak. Kita juga menghabiskan uang yang tidak sedikit untuk mereka, sekarang sudah waktunya dimanfaatkan dengan baik.”

Loran tidak tergesa-gesa berkata, dengan nada mencibir, “Tangan Petty gatal, mencuri mantel Clara, akhirnya berjongkok sepuluh hari-an di pusat penahanan. Aku hanya perlu memberitahu Petty, bisa membantu dia melampiaskan amarahnya, dia bisa membantu kita menyebar keluar video itu.”

“Benar, kenapa aku melupakan dia.”

Mata Ahmed menjadi bersinar, dua jari mencubit dagu Loran, “Ternyata masih kamu lebih pintar.”

Selesai dia berkata, membentangkan lengannya memeluk Loran dengan erat, kedua tubuh orang itu saling berdekatan secara ambigu, “Bantu aku melakukan hal ini dengan baik, tidak akan mengurangi keuntunganmu.”

“Keuntungan apa yang aku punya.”

Loran mengerutkan mulutnya, menggerutu dengan genit, menunjukkan penuh makna berkata: “Tunggu kamu membuat kemajuan pesat dalam karir, yang memiliki keuntungan juga adalah istrimu.” Ahmed mengerutkan bibir tersenyum, tetapi tidak menjawab kata-katanya.

Loran tidak bisa menghindari rasa kecewa, setiap kali dia mencoba berbicara keluar, Ahmed berpura-pura tidak mengerti.

Sangat jelas, dia sama sekali tidak berencana untuk bercerai dengan Talia, apalagi menikahi dia.

“Sudah larut, kamu cepat kembali temani istrimu, jangan terus bergantung ditempatku tidak pergi.” Loran mengulurkan tangan mendorong dia, memperlihatkan sebuah penampilan kesal.

Dan Ahmed bukan saja tidak pergi, bahkan memeluk dia dengan erat.

“Hari ini tidak pulang, tinggal disini menemanimu. Melayani kamu dengan baik.” Ahmed tersenyum ambigu, mencium bibir Loran dengan kuat.

Kemudian, mengendong dia, berjalan ke lantai atas.

Lengan Loran melilit dileher dia, meskipun wajahnya tersenyum, tapi sangat jelas senyumnya sedikit kaku.

Dia sekarang sangat menentang untuk berhubungan intim dengan Ahmed, setiap kali selalu mencari bermacam-macam alasan untuk menolak, tetapi kali ini sangat jelas tidak bisa menolak lagi.

….selama sepuluh hari, hari-hari berjalan dengan lancer.

Clara tidak ada jadwal, juga jarang keluar rumah, setiap hari dilewati dengan habis makan tidur, selesai tidur makan lagi, seperti kehidupan memelihara babi.

Satu-satunya hal yang dikhawatirkan setiap hari adalah bagaimana jika dia menjadi terlalu gemuk.

Dia berdiri didepan cermin, melihat diri sendiri sudah memiliki dagu ganda.

“Rudy, apakah aku bertambah gemuk lagi? Apakah sudah menjadi jelek?” Clara mengulurkan tangan menutupi wajah, bertanya dengan cemberut.

Rudy mengulurkan tangan mencubit pipinya, tersenyum berkata, “Tidak gemuk, masih sangat cantik.”

“Kamu tidak perlu menghiburku lagi, wanita sedang hamil adalah paling jelek. Saat aku mengandung Wilson, setiap hari tidak berani melihat cermin.” Clara berkata dengan cemberut.

Dia sekarang sudah hamil hampir tiga setengah bulan, perut sedikit terangkat, dalam realita dinamakan wanita perut besar.

“Tidak menghibur kamu.”

Rudy menjawab dengan sungguh-sunguh: “Ya, kecantikan itu ada dimata kekasih.”

Clara : “….”dia ingin menerkam dan mengigitnya.

Clara mengangkat tangan, baru membuat gerakan seperti harimau lapar, pintu kamar tiba-tiba diketuk oleh orang dari luar, suara Sus Rani terdengar dari luar, “Clara, nona Sugar itu datang lagi.”

Nona Sugar?

Sugar?

Untuk apa dia datang?

Clara penuh dengan keraguan.

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu