Suami Misterius - Bab 642 Cinta

Sebelum Rudy kembali ke keluarga Sunarya dan mengenali leluhur, hanya Bahron dan ibunya tinggal di vila yang luas, rumahnya ini terasa dingin.

Orang yang keluar masuk hanyalah bawahan dan pembantu, meskipun berada di posisi tinggi, dia juga merasa hidupnya tidak berarti.

Akhirnya, putranya kembali, menikah dan melahirkan cucu.

Bahron baru merasa hidupnya menjadi sempurna.

“Bagaimana dengan Rudy dan Clara?”

Bahron bertanya lagi, “Tadi aku melihat Clara hanya makan sedikit, minta Bibi Zhang mengantarkan makanan untuk mereka.”

“Keduanya bersama..... sedang sibuk, bagaimana mungkin akan terasa lapar.”

Nada suara Ardian agak canggung, dan sedikit tak berdaya.

Bahron adalah orang yang berpengalaman, dia langsung mengerti maksud dari kata-kata Ardian, lalu tersenyum dengan penuh makna.

“Rudy dan Clara selalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, jadi tidak heran kalau mereka lebih mesra dari pasangan lain.

Mungkin tidak lama kemudian, Wilson akan memiliki adik.”

Kamu benar-benar lapang dada.”

Ardian menghela nafas, “Aku khawatir mereka berpisah lebih banyak daripada bersama, akan mudah terjadi masalah pada hubungan mereka.”

Sebagai seorang ibu, Ardian mengerti putranya sendiri.

Sifat Rudy dingin, jarang ada benda yang bisa masuk ke matanya.

Tetapi orang yang semakin acuh tak acuh, begitu mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, sangat sulit untuk dilepaskan.

Dan keberadaan Clara kebetulan seperti ini, dia bisa menghibur Rudy, dan bisa membuatnya tergila-gila padanya.

Namun, begitu terjadi sesuatu pada Clara, atau terjadi sesuatu pada hubungan mereka, maka Rudy akan dihancurkan dengan mudah.

Selama ini, inilah yang dikhawatirkan Ardian.

Dia tidak melarang putranya mencintai seorang wanita, tapi 'cinta' adalah hal yang mengerikan.

Sehingga ada kata 'Perasaan yang terlalu mendalam tidak akan bertahan lama'.

Namun setelah mendengar, Bahron tersenyum, “Kamu lihat mereka seperti begini, mungkinkah terjadi sesuatu pada hubungan mereka?

Kamu terlalu banyak berpikir.

Mereka memiliki nasib mereka sendiri, kamu tidak perlu khawatir.”

Bahron menuangkan secangkir teh, dan menyerahkannya kepada Ardian, "Musim panas emosi lebih tinggi, minum teh untuk menghilangkan emosi."

Ardian meliriknya, mengambil teh, dan baru saja menyesapnya, langsung mendengar Bahron berkata, "Akhir-akhir ini, kmu sering kehilangan kesabaran, apakah sudah menopause?"

Setelah mendengar, Ardian tersedak, dan batuk tak berhenti.

"Mengapa tersedak?

Minumlah dengan hati-hati."

Bahron mengulurkan tangan menepuk punggungnya, tapi malah didorong Ardian dengan marah.

Ardian meletakkan cangkir teh, berdiri, dan pergi dengan wajah dingin.

Bahron: "........" Kepala pimpinan Sunarya berpikir dalam hati: Apakah dia salah berkata lagi?

Emangnya kenapa kalau menopause, dia juga akan tetap mencintainya.

Rudy dan Clara tinggal satu malam di Beijing, dan memesan tiket pesawat kembali ke kota A pada hari kedua.

Wilson ingin memanjat Tembok Besar, jadi dia tinggal beberapa hari lebih lama.

Dalam penerbangan pagi hari, Clara hampir tertidur di sepanjang perjalanan.

Ketika bangun, Clara merasa seluruh tubuhnya sakit dan tidak berdaya, seluruh tulangnya sepertinya akan patah.

Setelah pesawat mendarat, Rudy membangunkannya.

Clara menggosok matanya dengan enggan.

"Berjalan sendiri?

Haruskah aku menggendongmu?"

Rudy tersenyum bertanya, lengkungan sudut bibir terlihat mesra dan licik.

"Jangan bercanda, ada begitu banyak paparazzi di bandara, aku tidak ingin muncul di pencarian panas besok."

Clara mengulurkan tangan merapikan rambutnya, bangkit dari sofa besar, merangkul lengan Rudy dan turun dari pesawat.

Mobil perusahaan sudah menunggu di luar pintu, Rudy terburu-buru kembali untuk membahas merger.

"Menemaniku ke perusahaan?"

Rudy bertanya lagi.

"Tidak.

Aku pulang lanjut tidur, nanti sore harus merekam sebuah acara."

Clara menguap saat berbicara.

Beberapa hari ini dia kurang tidur, kemudian ditipu oleh Rudy kembali ke rumah, dan ‘sibuk’ sepanjang malam, sekarang meskipun berbaring di lantai, dia juga bisa tertidur dalam hitungan detik.

"Yah, istirahat baik-baik di sore hari, malam ini......." "Malam ini berhenti bertarung!"

Clara berkata dengan tegas.

Setelah mendengar, Rudy tersenyum, dan mengulurkan tangan mengelus kepalanya, "Maksudku, malam ini ada pertemuan bisnis, aku mungkin tidak bisa kembali menemanimu, kamu sendirian di rumah harus patuh.

Apa yang kamu pikirkan dalam otakmu?"

Clara: "......" Seorang pria yang tidak berhenti ‘meminta’ di ranjang, malah berani mengejeknya! Dasar, tidak masuk akal.

Setelah turun dari pesawat, Clara mengeluarkan topi dan kacamatanya, menutup rapat dirinya, berjalan keluar dari bandara bersama Rudy.

Keduanya naik ke dalam mobil, mobil memutar ke Apartemen di jalan Gatot Subroto, Rudy duluan mengantar Clara kembali ke rumah.

Karena Wilson masih tinggal di Beijing, Sus Rani tentu juga mengikutinya di Beijing.

Clara memegang kunci membuka pintu, dalam vila sangat sunyi, dan dingin membuat orang terasa tidak nyaman.

Keberadaan anak-anak seperti begini, ketika mereka berada di samping, kita akan merasa berisik, tapi ketika pergi, akan rindu berat dengannya.

Clara menguap sambil naik ke lantai atas, setelah mengganti pakaian tidur yang nyaman, ia berbaring di ranjang dan tertidur.

Disaat dia sedang tidur nyenyak, tiba-tiba terbangun oleh bel pintu.

Clara berbalik dan tidak ingin melayaninya.

Tapi bel pintu terus berdering.

Clara duduk di ranjang dengan kesal, dia benar-benar tidak tahu siapa yang akan mengetuk pintu pada saat ini.

Kalau pengantar barang biasanya setelah menekan bel pintu beberapa kali dan tidak ada yang menjawab, dia akan mengambil inisiatif untuk pergi.

Tapi orang di luar pintu sangat keras kepala.

Clara membuka selimut dan turun dari ranjang, mengeluarkan sandal, berjalan keluar dari kamar dan menuruni tangga.

Bel pintu masih terus berdering, dan suaranya membuat orang kesal.

"Siapa?"

Clara mengenakan mantel tipis, setelah bertanya, dia mengulurkan tangan membuka pintu.

Di luar pintu, Rahma berdiri di sana tanpa ekspresi. Tentu saja, kalau melihatnya lebih teliti, dapat dengan mudah melihat bahwa dia pura-pura tenang, karena tangannya yang memegang tas sedikit gemetar

Dia mengenakan pakaian profesional abu-abu, warnanya agak gelap.

Selalu memberikan perasaan tertekan kepada orang lain.

Begitu melihat Rahma, Clara langsung mengerutkan kening.

Dia tidak terlalu ingin melihat mantan tunangan suaminya.

Tanpa alasan, mungkin semua istri tidak akan menyukai mantan suaminya.

"Kalau kamu mencari Rudy, dia tidak ada di rumah, kamu bisa mencarinya di perusahaan."

Clara bersandar di pintu, nadanya terdengar acuh tak acuh.

Sama sekali tidak bermaksud ingin mengundang Rahma masuk.

Rahma lumayan sabar, ekspresi di wajahnya tidak ada perubahan, dia menatap Clara dengan tenang. "Tidak masalah kalau dia pergi, sama juga membicarakannya denganmu."

"Aku merasa kita tidak punya sesuatu yang bisa dibicarakan."

Selesai berkata, Clara mengulurkan tangan ingin menutup pintu.

Namun, sebelum pintu ditutup, Rahma menggunakan tubuhnya menghalangi pintu.

Clara mengerutkan kening dan tersenyum dingin, "Ini adalah rumahku, aku tidak menyambutmu.

Apakah Nona Mirah ingin masuk dengan paksa?

Masuk ke rumah orang tanpa izin adalah tindakan ilegal."

Wajah Rahma sedikit berubah, terlihat buruk, tapi lengannya bersikeras menghalangi pintu.

"Clara, aku tahu kamu tidak ingin melihatku. Sejujurnya, aku juga tidak ingin melihatmu.

Kamu tidak perlu begitu tidak sabar, aku hanya ingin mengatakan beberapa kata."

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu