Suami Misterius - Bab 1295 Tidak Ada Satu Pun Yang Baik

Mahen tidak bermalam di hunian segi empat, bagaimapun, tengah malam tidak cocok hanya ada seorang pria dan seorang wanita.

Mahen juga tidak pulang ke rumah, melainkan langsung mengendarai mobil pergi ke perusahaan.

Perusahaannya berada di gedung perkantoran pusat kota, itu adalah tempat yang sangat mahal, menempati seluruh lantai.

Namun, staf dalam perusahaan Mahen cukup bagus, luar dalam dijumlah semua juga tidak melebihi tiga puluh orang, tapi mereka semua adalah lulusan dari sekolah terkenal dunia, dalam industri ini termasuk orang hebat.

Untuk mengoperasikan pasar modal, yang dibutuhkan bukanlah jumlah orang yang banyak melainkan otak.

Perusahaan Mahen, area kantor hanya menempati setengah lantai, separuh lainnya hampir merupakan area rekreasi, tempat gym, bioskop semuanya ada.

Di dalam kantor presdir Mahen ada ruang istirahat terpisah, meskipun tidak luas, tapi semuanya lengkap.

Mahen berjalan ke dalam ruang istirahat, tidak membuka lampu, membuka mantel dan langsung membuangnya ke samping, jalan lurus ke posisi tempat tidur.

Dia setengah berbaring di ranjang, telapak tangan diletakkan di atas kening, sepertinya sangat kelelahan, tapi bolak-balik tidak bisa ketiduran, bayangan Diva terus melayang di dalam benaknya, kemudian, dia langsung insomnia tanpa sebab.

Mahen merasa dirinya benar-benar aneh, wanitanya sendiri, dia tidak pernah terlalu memikirkannya, apalagi ini adalah wanita orang lain.

Mata Mahen terbuka, menatap langit-langit yang ada di atas kepala, sepanjang malam tidak bisa tidur, hingga langit di luar mulai sedikit terang, baru memaksakan diri untuk tidur, akhirnya belum tidur lama, langsung terbangun karena suara ketuk pintu dari luar.

Biasanya yang berani mengetuk pintu ruang istirahatnya hanya orang kepercayaannya, Mahen bangun dari tempat tidur, berkata dengan suara agak tidak sabar “Silahkan masuk.”

Setelah kata-kata terucap, asistennya membuka pintu dan masuk, tangan memegang sebuah ponsel, ponsel berwarna silver dengan aksesoris kristal sederhana, sama dengan pemiliknya, cantik namun dingin.

“Kenapa lagi?” Mahen memijit titik di atas pelipis yang agak sakit sambil bertanya.

“Tadi pagi, ibu nona Maveris menelepon, aku tidak berani angkat, kemudian, Nyonya Maveris mengirimkan pesan wechat, jika terus tidak membalasnya, aku khawatir Nyonya Maveris akan curiga.” Asisten selesai bicara, menyerahkan ponsel padanya.

Mahen mengambil ponsel Diva, awalnya, ponsel memiliki kata sandi, namun, sudah dipecahkan kata sandinya.

Mahen langsung masuk ke ruang antarmuka ponsel Diva, ada panggilan tak tertawab di log panggilan, nama tersimpan adalah mama. Di dalam wechat ada pesan dari Nyonya Maveris, bertanya kenapa Diva tidak mengangkat telepon, apakah sedang sibuk dan berpesan padanya harus menjaga kesehatan.

Mahen menggerakkan ujung jari, mengetik beberapa kata untuk membalasnya. Kemudian, sekalian melempar ponsel ke laci yang ada di samping ranjang.

Mahen mengangkat selimut yang ada di tubuhnya, setengah terduduk di samping ranjang, lalu bertanya “Diva sudah menghilang begitu lama, apa reaksi Keluarga Maveris dan Keluarga Bone? Hingga saat ini tidak ada orang yang lapor polisi, kedua keluarga ini sungguh cukup menarik juga.”

Mahen pernah menyuruh orang untuk menyelidiki, ibu Diva memiliki penyakit jantung bawaan, kesehatan tubuhnya selalu tidak baik, selama beberapa tahun ini selalu tinggal di rumah sakit pemulihan, saat Diva sibuk sangat jarang pergi mengunjungi ibunya, terkadang dia bahkan tidak pergi ke sana selama dua atau tiga bulan, selalu melalui ponsel untuk saling menghubungi.

Nyonya Maveris tinggal di panti jompo yang tertutup, jadi tidak heran kalau tidak tahu masalah menghilangnya Diva, yang mengherankan adalah Keluarga Maveris.

Setidaknya Diva adalah putri kandung dari Guan, putri kandung sudah menghilang selama seminggu lebih, Guan sama sekali tidak ada reaksi apa-apa, bahkan tidak mencari.

Mengenai Iqbal, lebih buruk lagi orang itu, tunangan sudah menghilang begitu lama, tidak cari juga tidak lapor polisi, mungkin orang meninggal di luar juga tidak tahu.

Asisten selalu memperhatikan Keluarga Maveris dan Keluarga Bone, bersuara menjelaskan: “Hubungan antara Direktur Maveris dan Nyonya Maveris tidak baik, sejak lama pernikahan mereka hanya tinggal sebuah status saja, Direktur Maveris juga lebih sayang anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, sepenuh hati ingin memberikan perusahaan kepada putra yang dilahirkan oleh wanita di luar sana. Jadi, Presdir Maveris menghilang, kebetulan sesuai dengan keinginan Direktur Maveris, sekarang Direktur Maveris sedang sibuk mengumpulkan perusahaan dan menghilangkan pengaruh nona Maveris.”

Saat ini Guan mungkin sangat berharap Diva bisa mati di luar sana dan selamanya tidak perlu pulang lagi, bagaimana mungkin menyia-nyiakan tenaga untuk mencarinya.

“Mengenai Keluarga Bone, Keluarga Bone selalu ditekan oleh kita, nona Maveris adalah penyelamat bagi Keluarga Bone, dia menghilang, tentu saja mereka akan mencarinya. Iqbal pernah mencari Direktur Maveris, Direktur Maveris berbohong mengatakan bahwa nona Maveris jalan-jalan keluar negeri, masih bertanya pada Iqbal, apakah telah melakukan kesalahan pada nona Maveris. Iqbal merasa bersalah, berpikir nona Maveris marah karena dia berselingkuh, jadi baru keluar negeri.”

Mahen mendengarnya, dalam hati tidak bisa menahan diri untuk mencibir.

Kedua pria ini, benar-benar tidak ada satu pun yang baik.

Guan lebih tidak perlu dikatakan lagi, benar-benar lebih buruk dari binatang. Sebagai ayah, sedikit pun tidak peduli dengan keselamatan dan hidup mati putrinya, sebaliknya malah memanfaatkan kesempatan untuk merebut kekuasaan.

Mahen sepanjang tahun kebanyakan berada di luar negeri, tidak terlalu tahu dengan keadaan dalam negeri, tapi pernah mendengar, Keluarga Maveris yang berdarah dingin dan tidak berperasaan. Putri dari Keluarga Maveris, hampir semuanya menikah hanya karena keuntungan saja, tidak ada satu pun yang hidup bahagia. Jika Diva tidak pintar, mungkin sejak awal dia sudah dijual oleh Guan.

Iqbal juga bukan orang yang baik, bukan hanya selingkuh, bahkan otak juga bodoh bagaikan babi, dibohongi Guan beberapa kata langsung percaya begitu saja. Jika dia benar-benar peduli pada Diva, seharusnya dia pergi selidiki, selama dia memeriksa catatan imigrasi, maka akan tahu Diva keluar negeri atau tidak.

Mahen tanpa sadar mengerutkan kening, tiba-tiba Diva merasa simpati dan kasihan pada Diva.

Ibu yang lemah dan berpenyakitan, ayah yang kejam dan berdarah dingin, masih ada seorang tunangan bodoh yang tidak mencintainya dan hanya tahu membuat dia terlibat dalam masalah.

Sejak kecil sampai dewasa Diva pasti hidup dengan sangat sulit.

Tanpa sebab Mahen merasa agak kesal, melambaikan tangan menyuruh asisten keluar.

Asisten dengan hormat berbalik dan pergi, Mahen kembali ke ranjang, saat berencana tidur lagi, malah terdengar suara ketuk pintu ruang istirahat.

“Ada masalah apa?” Nada bicara Mahen sudah sangat tidak sabar lagi.

Asisten mendorong pintu dan masuk lagi, tahu kalau temperamen tuan muda kedua Sutedja tidak baik, dengan hati-hati mengatakan “Orang dari Keluarga Bone datang, kelihatannya datang untuk berdamai.”

Mahen mendengarnya, setelah terdiam sejenak, melengkungkan bibir mencibir.

Orang dari Keluarga Bone masih belum bodoh hingga tak tertolong, sudah berhasil menyelidiki bahwa dia yang mengendalikan semua ini di belakang.

“Apakah Iqbal juga datang?” Mahen bertanya.

Asisten mengangguk “Datang, beberapa pemegang saham dari Keluarga Bone, membawa Iqbal datang bersama, katanya untuk mengakui kesalahan.”

Mahen mendengarnya, langsung turun dari ranjang, tersenyum penuh minat mengatakan “Baik, aku sedang merasa bosan, biar mereka menghilangkan kebosananku.”

Mahen turun dari ranjang, tapi tidak terburu-buru pergi menemui orang dari Keluarga Bone, melainkan masuk ke dalam toilet untuk mandi, setelah selesai mandi masih sarapan dulu, menghabiskan kesabaran Keluarga Bone, baru pergi menemui mereka.

Suami istri Keluarga Bone, serta beberapa pemegang saham Keluarga Bone, ditambah Iqbal semua masuk bersama, ruang kantor Presdir yang begitu luas, tiba-tiba ada belasan orang yang masuk, dalam sekejap berubah menjadi sempit.

Mahen dengan malas duduk di kursi bos yang ada di belakang meja besar, mengenakan kemeja warna gelap yang sederhana, satu tangan menopang dagu, wajah menunjukkan ekspresi malas dan pesona jahat.

Dia menaikan sudut bibir, mencibir “Wah, begitu banyak orang, apakah kalian menganggap tempatku adalah pasar? Atau berencana mengeroyok, orang lebih banyak kekuatan juga lebih kuat.”

Nada bicara Mahen sangat santai dan orang-orang dari Keluarga Bone malah sudah ketakutan hingga berkeringat dingin.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu