Suami Misterius - Bab 964 Surat Cerai

Su Dalika juga orang pintar yang berwawasan, dia mengetahui bahwa dengan kedudukan Rendi pada saat ini, kata-kata tersebut pastinya bukan hanya sekedar menakuti dirinya saja.

Dia tidak mempedulikan nyawa sendiri, namun tidak mungkin bisa melantarkan anak satu-satunya.

“Anak itu, awalnya aku ingin cekik mati saja, tetapi benar-benar tidak tega.

Jadi aku membuang dia ke dalam sebuah pabrik terlantar, jarang sekali ada yang datang ke tempat itu, kalau dia mati kelaparan, juga hanya karena karma dia sendiri saja, siapa suruh dia lahir di keluarga Sunarya, siapa suruh ayahnya berselingkuh dengan Su Loran yang jalang itu.”

Setelah mendengarnya, Rudy hanya melototnya dengan tatapan datar, setelah itu berbalik badan dan keluar dari kamar.

Ada dua orang pria yang sedang berdiri di luar pintu dan menanti perintah.

“Coba selidiki di pabrik yang dikatakan Su Dalika, jangan bertindak sembarangan, kalau menyadari anak itu, memancing pemiliknya yang mencari ke sana.”

Rudy langsung meninggalkan tempat setelah selesai berperintah.

Pekerjaan yang tersisa adalah tanggung jawabnya Aldio.

Dia menjinjing Su Dalika ke dalam mobil bagaikan menjinjing ayam kecil, setelah itu bersiap-siap mengembalikan dirinya ke kantor polisi.

Pada pertengahan perjalanan, mereka berdua duduk bersama, Aldio juga dengan sungkannya menyalakan sebatang rokok untuk Su Dalika.

Su Dalika adalah orang yang sangat sadar diri, tindakan Aldio pada saat ini adalah menghargainya, dia tidak mungkin menolak kebaikan dari Aldio, sehingga tertawa senang dan menerima rokok tersebut.

“Perlu periksa di rumah sakit ?”

Maksud Aldio adalah luka pada tubuhnya.

“Tidak masalah, aku seorang lelaki, rawat beberapa hari saja sudah cukup.”

Su Dalika tersenyum sungkan sambil menjawabnya.

Pukulan Rudy memang tidak ringan, namun juga tidak memukulnya hingga kondisi mematikan.

Lagi pula semua lukanya berada di bagian tubuh, wajahnya sama sekali tidak ada luka apapun, sehingga tidak akan ketahuan juga pada saat mengembalikan dirinya ke kantor polisi.

Mereka yang berkedudukan semuanya sangat licik.

“Lumayan sadar diri juga, aku paling senang dengan orang pengertian sepertimu.”

Aldio menepuk pundaknya dan berkata :”Kamu tenang saja, aku akan perhatian dengan istri dan anakmu, kamu masuk delapan atau sepuluh tahun, setelah keluar juga tidak perlu merisaukan biaya hidup lagi, menghidupi istri dan anak sangat tidak mudah, mana ada imbalan yang seenak itu.”

Su Dalika terus mengangguk, namun mengeluh lagi dan berkata “Hanya saja terlalu menguntungkan Su Loran yang jalang itu,”

“Menguntungkan ? Dia jatuh di tangan bosku, mana mungkin bisa mendapatkan keuntungan.”

Aldio menjawab dengan nada tidak acuh.

…. Kasus Su Dalika masih belum bisa terselesaikan, dikarenakan Su Loran adalah ibu mengandung, sehingga saat ini masih dalam keadaan jaminan pembebasan.

Wujud Yaya tetap saja tidak ketemu, Talia terus menanti pergerakan Ahmed untuk selanjutnya, akan tetapi Ahmed malah membiarkan Su Loran meloloskan diri dari tanggung jawab.

Talia menanti dari kecewa hingga putus asa, pada akhirnya, dia langsung melempar sebuah dokumen penceraian ke hadapan Ahmed.

Sebagian besar dari aset mereka telah dijual untuk memberikan kepada orang tua Soraya, oleh sebab itu, aset yang tersisa di bawah atas nama mereka juga tidak banyak lagi, setelah selesai memperhitungkannya, hanya menyisakan dua lembar kertas yang tipis saja.

Talia duduk di hadapan Ahmed dengan tanpa ekspresi, apabila hati seseorang telah mati, hidupnya juga hanya menyisakan jasadnya saja.

Dia menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan bengong, dalam pemikiran secara samar, dia kepikiran lagi dengan lelaki yang pernah dicintainya, mereka memiliki mata dan senyuman yang persis.

Pada pertama kalinya dia bertemu dengan Ahmed, dia masih mengira bahwa orang yang dicintainya telah kembali.

Dia tidak mempedulikan apapun dan nekat menikah dengannya, namun pada akhirnya malah mendapatkan hasil yang begitu sia-sia.

Mungkin saja dia telah salah, manusia akan kehilangan segalanya apabila telah meninggal dunia.

Lelaki yang pernah dicintainya hanya bisa hidup di dalam kenangan ingatannya saja.

Dia mencari bayangan tersebut pada tubuh orang lain, tindakan tersebut sudah salah sejak awalnya.

Dia telah lama meneruskan kesalahan ini, sudah saatnya berakhir juga.

“Aku sudah menyiapkan surat cerai, kamu coba lihat dulu, tanda tangan saja kalau sudah tidak ada masalah. Beberapa tahun ini, kamu banyak pendapatannya, tetapi juga banyak pengeluarannya.

Biaya membeli rumah, mobil, tas dan baju untuk wanita di luar juga sangat besar.

Ada lagi, demi menyelesaikan masalah keluarga Soraya, uang juga tidak banyak tersisa lagi.

Uangmu aku tidak mau ambil sama sekali, uang yang aku ambil hanya maharku pada saat menikah dan juga tabungan bekerja dalam beberapa tahun ini, kamu seharusnya juga tidak akan merebut denganku. Yaya sudah tidak ada, kita bahkan tidak perlu memperebutkan hak asuh lagi, lumayan bagus juga bisa pisah dengan baik.”

Ahmed mengerut alis dan memperlihatkan tampang merasa muak “Talia, sekarang tolong jangan ribut lagi, Yaya masih belum ketemu, aku tidak ada waktu untuk ribut denganmu.”

Talia tiba-tiba tertawa setelah mendengarkannya, tertawa dengan penuh sindiran.

“Masih mau ketemu apa lagi ? Terus menggali mayat ya ! Ahmed, kamu tidak perlu membohongiku lagi dan juga tidak perlu membohongi dirimu sendiri lagi. Yaya tidak akan ketemu lagi, tinggal menanti mayatnya mengapung ke atas, lalu tinggal menjemput jenazah saja. Masalah cerai, aku sudah mengambil keputusannya, kalau kamu sudah selesai berpikir, tinggal menghubungiku saja, boleh juga kalau mau menghubungi pengacaraku.”

Ini bukan pertama kalinya Talia mengungkit masalah cerai kepada Ahmed, namun kejadian yang sama hanya pernah terjadi pada beberapa tahun yang lalu.

Pada saat itu, Talia mengandung Yaya dan menangkap basah perselingkuhan Ahmed bersama asistennya.

Talia pertama kalinya menyadari perselingkuhan Ahmed, sehingga merasa tidak sanggup bertahan dan mengajukan cerai.

Saat itu Ahmed hanya meminta padanya agar jangan ribut, setelah itu langsung memutuskan hubungan dengan asistennya tersebut.

Setelah itu, Ahmed juga semakin sering selingkuh, sementara Talia juga telah mati rasa.

Pada saat Talia merasa tidak senang, kadang kalanya juga akan meributkan penceraian kepada Ahmed.

Namun hasil ribut pada setiap kalinya, hanya membuat Ahmed memutuskan hubungan dengan wanita selingkuhannya saja.

Akan tetapi begitu banyaknya wanita di luar, Ahmed juga dapat menggantinya di kapan saja.

Mungkin saja setelah mengalami cinta mati yang sangat mengesankan, Talia sudah tidak ada tenaga untuk mencintai lagi, demi memberikan sebuah keluarga yang utuh kepada Yaya, dia hanya bisa terus mempertahankan status pernikahan dirinya dan Ahmed.

Namun saat ini Yaya telah tiada.

Pernikahan yang bagaikan lelucon ini akhirnya sudah bisa tamat.

Talia merasa seluruh tubuhnya menjadi lemas dan sama sekali tidak bertenaga lagi.

Dia berdiri terhuyung-huyung dari sofa, lalu mengambil tas dan berjalan keluar.

Rumah ini adalah aset keluarga Sunarya sebelum mereka menikah, sehingga tidak tergolong harta miliknya.

Namun dia malah terkurung di dalam rumah ini untuk bertahun–tahun, akhirnya dapat dibebaskan juga.

Ahmed hanya bisa menatap Talia yang pergi meninggalkannya, dia tidak tahu bagaimana menahannya lagi.

Pada kenyataannya, sejak Yaya terjadi kecelakaan, Ahmed lebih kurangnya juga telah mengerti, hubungan dirinya dan Talia telah semakin menjauh.

Ahmed tidak cukup mencintai Talia, sementara Talia juga mencintai lelaki lainnya, pernikahan mereka adalah sebuah kesalahan, mungkin saja ada baiknya juga apabila berakhir.

Ahmed menunduk dan mengeluh nafas, namun pada saat ini, ponselnya yang terletak di atas meja berdering secara tiba-tiba.

Ahmed mengangkat teleponnya, setelah itu seluruh tubuhnya menjadi kaku sejenak, lalu langsung berlari keluar dengan hilang kendali.

Saat ini Talia sedang berdiri di samping mobil, pada saat dia masih belum sempat pergi, Ahmed sudah langsung menangkap tangannya.

“Masih ada perlu ?”

Talia menatapnya dengan tatapan datar, lalu bertanya.

“Yaya sudah ketemu, anak kita sudah ketemu, dia masih hidup !”

Ahmed berkata dengan semangat.

“Kamu, kamu bilang apa ?”

Talia hampir saja tidak berani memercayai telinga sendiri, seluruh tubuhnya terus bergemetar.

“Yaya sudah ketemu, Su Dalika mengurung dirinya di dalam sebuah pabrik terlantar.

Yaya bernasib baik, penjaga pabrik mendengar pergerakan di dalam pabrik, awalnya mengira bahwa telah masuk maling, setelah memeriksa di dalam seluruh pabrik, baru menemukan Yaya yang telah pingsan di sana, dia masih hidup, sudah di antar ke rumah sakit…” Ahmed dan Talia langsung berkunjung ke rumah sakit, saat ini Yaya masih sedang dalam keadaan pingsan, namun berdasarkan pemberitahuan dokter, Yaya tidak terluka, hanya saja dikarenakan lapar seharian dan terlalu ketakutan, sehingga masih pingsan dan butuh istirahat.”

Talia menjaga di sisi kasur dan menatap anak perempuannya yang kembali setelah kehilangan, setelah itu terus menangis dengan tersedu-sedu.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu