Suami Misterius - Bab 411 Memelototinya Dengan Marah

Ketika Clara dan Rudy kembali ke vila, langit sudah gelap.

Clara sangat lelah, setelah mandi dan mengganti baju tidur, dia langsung tidur di ranjang.

Rudy selalu menangani pekerjaan di ruang studi, tidak mengganggunya.

Hari berikutnya, Clara tidur sampai siang hari, dan dibangunkan oleh Rudy.

“Jangan ganggu, biarkan aku tidur sebentar lagi.” Clara berbalik dan berkata dengan malas.

“Ayolah, kalau masih tidur, kamu akan terlambat menonton pertunjukan.” Rudy tersenyum berkata, mengulurkan tangan memeluknya dari ranjang.

Clara bersandar lemah di dadanya, dan tidak ingin membuka matanya.

“Kalau masih tidak ingin bangun, aku akan menciummu.” Rudy tersenyum menatapnya dan berkata.

Clara tetap bersandar di pelukannya, tidak berkata. Tetapi bulu matanya berkedip, sudah mengekposkan dirinya.

Bibir Rudy langsung menempel ke bibirnya yang lembut, baru saja menciumnya, Clara langsung tersenyum bersembunyi.

“Rudy, pagi-pagi kamu berakting (Sleeping beauty) ya?” Clara tersenyum mendorongnya, membungkus dengan selimut dan turun dari ranjang.

Rudy duduk di tepi ranjang, menatapnya dengan lembut, “Tidak pura-pura tidur lagi?”

“Sudah dibangunkan olehmu.” Clara mencibir, menunjukkan ketidakpuasannya.

“Pergi cuci muka, nanti kita pergi ke keluarga Sutedja.” Rudy berkata.

“Mengapa tiba-tiba kembali ke keluaga Sutedja, aku tidak mau.” Clara langsung menolak tanpa berpikir, dia ingin berbaring kembali ke ranjang.

Rudy menghentikannya, dan tersenyum lembut, “Keluarga Sutedja bukan gua harimau, untuk apa merasa takut?”

“Aku khawatir tidak menahan diri, menghajar Viona hingga dia tidak dapat merawat dirinya.” Clara berkata dengan marah.

“Tidak perlu kamu mengulurkan tangan, hari ini dia pasti tidak dapat hidup senang. Kalau kamu masih belum ingin ganti pakaian, mungkin akan terlambat.” Rudy mengangkat tangan, melihat jam di pergelangan tangannya.

“Baiklah.” Clara meregangkan tubuhnya dengan malas, pelan-pelan masuk ke dalam kamar mandi. Kakinya baru saja melangkah masuk ke dalam kamar mandi, dia tidak lupa memutar kepala mengingatkan Rudy, “Kalau pertunjukan di keluarga Sutedja tidak seru, kamu harus berhati-hati!”

Clara segera mandi dan mengganti pakaian, kemudian keluar bersama Rudy.

Keduanya mengendarai mobil kembali ke vila keluarga Sutedja, Keluarga Sutedja sangat tenang, tidak terjadi apapun.

Clara menatap Rudy dengan curiga.

“Pertunjukan seru belum ditayangkan, sabar.” Rudy menggandeng tangan Clara, masuk ke dalam Vila.

Arima dan Gevin tidak ada di dalam Vila. Ada yang mengatakan Arima menggunakan hubungannya menemukan magang untuk Gevin, karena usia Gevin sudah tidak kecil, tidak boleh selalu menganggur seperti begini.

nenek dan Nalan Vi, serta Viona sedang duduk minum teh di halaman rumah, berbicara sambil bercanda, sangat harmonis. Mereka bertiga sangat terkejut ketika melihat Rudy dan Clara kembali.

"Hey, hari ini matahari keluar dari sebelah barat. Tuan keempat yang selalu sibuk juga punya waktu untuk kembali ke rumah." Nalan Vi berkata dengan penuh ironis.

nenek memelototinya dengan tidak puas. Dia sangat kesal karena pandangan Nalan Vi yang dangkal dan tidak tahu diri. Revaldo telah kehilangan kekuasaan dan waktunya juga tidak banyak lagi. Di masa depan, mereka mungkin harus hidup mengandalkan Rudy. Pada saat ini, sudah terlambat untuk memperbaiki hubungan, Nalan Vi malah masih bersuasana hati menyindir.

“Rudy dan Clara telah kembali, sangat jarang kalian kembali, tinggal dan makan siang bersama nanti. Aku akan menyuruh bibi memasak beberapa hidangan lagi.” nenek berkata.

“Oke, nenek,” Rudy tersenyum berkata. Menggandeng tangan Clara, duduk di bangku batu samping meja.

“Nenek, aku ingat kamu suka minum teh hijau, beberapa hari yang lalu temanku baru saja memberiku sebungkus teh, kualitasnya lumayan bagus, aku akan membawakan untukmu lain kali.” Rudy melirik peralatan teh di atas meja, dan berkata dengan sangat santai.

nenek tersenyum melambaikan tangannya, “Umurku sudah tua, lidahku juga tidak begitu peka lagi. Mengantar daun teh yang bagus padaku hanya akan tersia-siakan. Kirimkan saja ke Beijing, aku ingat orang itu seharusnya lumayan mahir dalam menyeduh teh, dulu ketika kakakmu kembali dari liburan musim panas, dia tiba-tiba ingin belajar menyeduh teh denganku, dulu dia paling tidak suka melakukan ini, dan merasa bosan. Sekarang pikir-pikir, gadis ini melakukan yang terbaik, mencoba untuk menyenangkan kekasihnya.”

nenek membicarakan masa lalu, dengan sangat puas.

Rudy diam-diam mendengarkannya, wajahnya sangat tenang. Dia sangat jelas tentang niat nenek, dia ingin memperbaiki hubungan mereka.

Mengatakan sejujurnya, nenek adalah orang yang pengertian, sebagai seorang nenek, dia lumayan baik terhadap Ardian, dulu dia juga menyiapkan lumayan banyak mas kawin untuk Ardian.

Sayangnya, Ardian bertemu Bahron, hidupnya menjauh dari jalur yang ditetapkan. Kemudian setelah memasuki Sutedja Group, hubungannya bersama Revaldo menjadi bermusuhan.

Pikiran nenek agak konservatif, di antara Ardian dan Revaldo, dia memutuskan untuk berdiri di sisi Revaldo. Bahkan sekarang, dia juga berusaha keras menyelamatkan keadaan untuk Revaldo sekeluarga dan berusaha mendapatkan lebih banyak keuntungan.

nenek sedang berbicara dengan penuh semangat, Viona tiba-tiba berkata, “Bibi keempat, apakah Wilson baik-baik saja? Mengapa kamu tidak membawanya datang.”

“Bibi telah membawanya pergi belajar.” Clara menjawab dengan santai, tersenyum menatap wajah Viona yang indah, dan bertanya dengan penuh perhatian, “Viona, bagaimana dengan wajahmu?”

Setelah mendengar, Viona mengulurkan tangan menyentuh wajahnya, meskipun pipinya sudah tidak bengkak dan tidak ada bekas luka, tetapi Viona pertama kali ditampar orang, sampai sekarang dia masih tidak bisa melupakan rasa sakit itu.

“Syukurlah, untungnya wajahmu baik-baik saja.” Clara berkata.

“Pura-pura baik hati.” Viona bergumam.

Clara pura-pura tidak mendengarnya, dan terus berkata, “Wajah wanita sebagai penampilan figuratif, kalau meninggalkan bekas luka, orang lain pasti akan bertanya asal usulnya. Mendorong sepupu menuruni tangga, dan ditampar oleh bibinya, alasan seperti ini tidak enak didengar. Bagaimana mungkin ada keluarga yang mau menikahi menantu yang berhati kejam seperti ini?”

“Kamu, siapa yang kamu bicarakan!” Viona berkata dengan marah.

“Aduh, apakah aku salah berkata lagi?” Clara mengulurkan tangan menutupi mulutnya, “Sifatku terlalu terus terang, tidak dapat menyembunyikan kata-kata. Viona, kamu, jangan marah padaku.”

“Kamu, kamu!” Clara menunjuk pada Clara, dan tidak bisa mengatakan apapun.

Clara sangat hebat berpura-pura bodoh, sepuluh Viona pun bukan lawannya, dia hanya dapat memelototinya dengan marah.

Nalan Vi baru saja ingin membantu, suara mesin mobil datang dari pintu manor, sebuah Mercedes hitam melaju perlahan dan berhenti di depan vila.

Kemudian, pintu terbuka, seorang wanita turun dari dalam, dan menggandeng seorang gadis kecil yang berusia sekitar tujuh atau delapan tahun.

Wanita terlihat berusia 30an tahun, mengenakan rok panjang, penampilannya sangat indah. Rambut gadis kecil dikepang, penampilannya sangat mirip dengan wanita, terlihat jelas mereka adalah pasangan ibu dan anak.

“Nyonya, sudah sampai.” Supir turun dari pintu mobil dan berkata dengan hormat.

Wanita melihat vila di depan matanya seperti istana, dia kaget dan senang, memeluk gadis kecil dan berkata dengan air mata berlinang, “ Lili , ini adalah rumah ayahmu, dan juga merupakan rumah kita di masa depan.”

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu